8 | Festival

345 77 19
                                    

3 Agustus 2005

Malam yang spesial dihiasi lampu lampu dan tawa orang orang di dalam festival. Walaupun awan mendung diatas kepala mereka, itu kalah oleh perasaan bahagia mereka berkunjung ke festival.

Shiro berlari kecil, menghampiri temannya yang sudah berkumpul didepan festival. Dia menyapa Yuuki, Kayo dan Hiiragi. Mereka bertiga cukup memberikan kesan pertama yang baik pada Shiro. Shiro menyukai mereka. Semoga saja tidak ada yang menghalangi masa pendekatan Shiro dan mereka malam ini.

Keempat gadis itu menyusuri toko toko dan menghamburkan uang mereka dengan sesekali bercanda dan mengobrol.

"Shigaraki-san. Rambutmu cantik sekali, apa kau sering perawatan dirumah?"

"Hee~ Iya, rambutmu berkilauan sekali."

'Iya, terus puji aku teman teman.'

"Aku hanya sering keramas dan memakan makanan bergizi saja. Rambut kalian juga tak kalah bagus, jangan menyanjungku begitu ah~" Yatuhan, muka Shiro saat ini merah karena malu malu. Dia juga malu karena tingkahnya yang seperti netizen Indonesia yang saling memuji di kolom komentar instagram.

"Omong-omong Shigaraki-san, kenapa kau memakai sepatu?"

"Eh?" Shiro melihat ke kaki nya, dia menelan ludahnya gugup.

'Sial, aku gak bisa bilang kalau aku gak punya bakiak kan?'

"Ini nyaman. Apa.. aneh?"

"Kalau masalah kenyamanan ya aku tidak bisa mengelak sih. Tapi kalau ditanya aneh atau tidak ya tentu itu aneh."

"Hahaha, iya juga ya." Shiro mengumpat didalam hati, mengutuk dirinya yang sangat tidak berpengalaman dalam fashion dan berani berjalan jalan dengan para gadis SMA biasa.

"Tapi itu terlihat imut, ini harus jadi tren baru sih! Hahaha." Hiiragi mengacungkan jempolnya dan menyengir kuda, Shiro bernafas lega. Setidaknya tidak canggung untuk saat ini.

"Oh Shiro!" Suara menyebalkan yang sangat Shiro kenal, suara yang tidak ingin dia dengar malam ini.

'Sial, kenapa dia harus muncul? Nanti teman teman ku pada kabur semua!'

Shiro berhenti bergerak, dia menggertakkan gigi nya kesal.

"Hiyy." Teman temannya sudah bersembunyi di belakang Shiro.

Dia membawa teman temannya menjauh dari kepala naga itu. Draken terus memanggil manggil Shiro sampai orang orang memerhatikannya.

'Aku tidak dengar, aku tidak dengar'

'Sial dia malu maluin banget. '

"Oi kau ini beneran sudah budeg ya? Atau kupingmu penuh dengan kotoran? Mau kubersihkan hah?! " Draken memukul punggung Shiro dengan keras. Teman teman temannya sudah berlari ketakutan meninggalkan Shiro.

'Sabar Shiro, kau ini anak baik. Tidak boleh mengumpat.'

"Ah~ Draken, wah nge date ya?" shiro berbalik dengan senyum nya seakan akan tidak terjadi apa apa. Membuat Draken semakin kesal.

"Kau ini ada masalah apa sih denganku? Kalau mau ayo kita berantem sekarang juga!" Draken sudah maju kedepan dengan muka sangarnya.

"Bisa jangan ganggu dulu gak sih brengsek?! Aku itu sedang dalam masa pendekatan dengan teman teman ku, kau membuat mereka lari tadi! Hah, astaga." Shiro memijat pangkal hidungnya, citra nya sebagai anak baik malam ini rusak gara gara si kepala naga sialan yang seperti jerapah didepannya ini.

"Ya aku kan tidak tau sialan!" Draken mencubit cubit pipi Shiro dengan keras sampai meregang ke dua sisi. Draken menyadari ada yang aneh dengan Shiro.

"Aku baru sadar tapi.. Kau memakai Yukata dengan sepatu? Kau sudah tidak waras?" Draken tertawa kecil. Shiro juga tidak menyadari dari tadi jika di sisi Draken ada Emma, dikira nya orang lain. Ah, dia merasa tidak enak.

"Terserah ku lah. Kau kesini dengan siapa saja?"

"Emma, Takemicchi dan pacarnya Takemicchi."

"Mikey mana?"

"Sedang ada urusan katanya."

"Sayang sekali. Kalau begitu aku pergi, kasian teman temanku. Bye bye Emma dan Draken." Emma melambaikan tangannya, Draken hanya mendengus, untung Shiro anak baik yang sabar.

---

"Lah mereka kemana?" Ditengah hujan Shiro seperti orang hilang sekarang. Dia di tengah hutan sendirian. Itu horror sekali.

"Sial aku tidak sadar aku masuk kehutan. Lagian mereka kemana sih?! Kan takut!" Shiro memeluk tubuhnya sendiri dan melihat ke sekeliling. Disana dia menemukan seseorang yang tidak asing.

Takemicchi dengan Hina yang sedang bermesraan.

"Sial kenapa harus ditempat gelap? Kan pikiranku jadi kotor." Shiro memukul mukul kepala nya, dia kesal sekali sekarang.

Dia melihat Takemichi yang sedang marah marah di telepon, ya Shiro bisa membayangkan itu sangat menyebalkan saat momen sekali seumur hidup diganggu oleh parasit menyebalkan.

'Seperti Draken yang terus menggangguku. Sial rasanya aku ingin bunuh Draken.'

Shiro terus memperhatikan raut Takemichi yang semakin serius, soalnya dia tidak bisa menguping sih.

Takemichi berlari meninggalkan Hina, dia berlari dengan wajah yang serius.

"Cowok sialan. Dia meninggalkan seorang gadis ditengah hutan yang sedang diguyur hujan?!" Shiro mengikuti Takemichi diam diam. Walaupun dia berkata begitu, dia lumayan kepo dengan urusan Takemichi yang terlihat mendesak dan serius.

Takemichi terus terusan meneriaki nama Draken, membuat Shiro semakin penasaran dan khawatir. Lari Takemichi yang tergesa gesa dan begitu cepat membuat Shiro perlu mengangkat Yukata sialan nya itu. Pilihan yang tepat untuk memakai sepatu sekarang.

---

Shiro sampai di jalan yang mengarah ke kuil, disana dia melihat Takemichi yang sedang mengintip dan beberapa detik kemudian dia ditangkap oleh seseorang yang memakai seragam hitam milik Toman.

Shiro terkejut. Pasalnya mereka harusnya tau kalau Takemichi itu teman Mikey dan Draken, tapi mereka berbuat seperti itu pada orang penting bagi pemimpin mereka.

Shiro mengendap endap mengintip dari balik pohon.

Disana dia melihat beberapa anggota Toman dan satu orang anggota Mobius.

Shiro melihat seseorang yang tidak asing disana. Dia seperti pernah melihatnya.

'Ah, itu orang yang dihajar Draken dulu kan?'

"Bang Kiyomasa, kenapa kau mau membunuh Draken?" Perkataan Takemichi membuat Shiro diam, hati nya gundah.

'Jangan bercanda deh.'

Takemichi disuruh membeli Cola oleh Kiyomasa, dia terlihat bergetar. Mungkin tubuhnya masih ketakutan dihadapan Kiyomasa. Shiro geram melihatnya, dia ingin memukul bokong Kiyomasa sampai menembus langit ke tujuh.

Takemichi dipukul habis habisan oleh anggota Toman. Shiro masih ditempatnya, memperhatikan itu semua dengan diam. Dia tidak peduli dengan Takemichi, dia harus memperhatikan dan mengumpulkan informasi tanpa ketahuan.

Takemichi meringkuk ditengah hujan dan menunduk meminta maaf. Dia di lakban agar tidak bisa bergerak dan berbicara. Melihatnya saja membuat Shiro bergidik ngeri, penyiksaan seperti itu dilakukan oleh anak SMP, berani beraninya mereka.

Kiyomasa dan yang lainnya pergi dari sana. Shiro menghampiri Takemichi yang sudah pasrah.

"Oi Takemichi!" Shiro membuka lakban di mulutnya. Takemichi terengah engah.

"Shigaraki-san." Lirih nya.

"Ada apa?! Jelaskan padaku situasi nya!"

"Itu.. Kiyomasa merencanakan pembunuhan pada Draken."

---

WKWKWK HI IM BACK.

Her Wounds [Tokyo Revengers X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang