Pagi ini seperti biasa. Shiro mengenakan seragam nya dan menggerai rambut hitam pendeknya. Mata merah kelam nya menatap dirinya di cermin. Dan seperti biasa, dia terlihat menyedihkan.
Hari pertama Shiro menginjakkan kaki di SMA. Dia harus terlihat seperti anak baik.
"Berhentilah muram, bodoh." Gumamnya didepan cermin, Shiro tidak memasak hari ini, makanya dia bangun pagi. Sarapan di luar sangat keren menurutnya.
"Apa yang harus kumakan? Onigiri? Dorayaki?" Shiro berdiri didepan rak yang menyediakan onigiri di sebuah minimarket.
"Dua dua nya saja." Shiro mengambil dua onigiri dan dua stok terakhir dorayaki. Membayarnya di kasir dan duduk di kursi yang berada didepan minimarket.
"Kenchin, itu tidak ada dimana manaa!" Seorang lelaki dengan rambut pirang yang diikat keatas merengek pada temannya yang dua kali lebih tinggi dengan tato di pelipis nya.
"Ya mau bagaimana lagi, kan?" Lelaki dengan tato naga di pelipis itu melihat Shiro yang sedang melahap dorayaki disatukan dengan Onigiri. Itu perpaduan yang sangat tidak sinkron, membuat lelaki kepala naga itu mengernyit jijik membayangkan rasa nya seperti apa.
Lelaki kepala naga melirik sebungkus dorayaki yang berada di pangkuan nya, dia menghampiri Shiro.
"Oi, bagi aku dorayaki itu." Dengan tampang sangarnya, lelaki kepala naga itu hendak mengambil dorayaki yang berada di pangkuan Shiro. Shiro mengambil lebih dulu dorayaki itu dan mengadahkan tangannya.
"300 yen." Ucapnya, membuat lelaki kepala naga dan anak kecil yang dibawanya kesal.
"Hey itu terlalu mahal!" Ucap bocah pirang.
"Oh ayolah kau menghargai itu 2 kali lipat dari harga asli? Itu pemerasan!" Lelaki kepala naga terlihat kesal namun menyodorkan uang 150 yen pada Shiro.
"300 yen atau tidak sama sekali. Aku makan nih." Shiro berancang-ancang membuka bungkus dorayaki itu, membuat bocah pirang panik.
"Kenchin! Ayolahhh hanya 300 yen dan dorayaki itu akan jadi milikku." Bocah pirang mengembungkan pipi nya dan menunjuk nunjuk dorayaki yang Shiro pegang dengan semangat. Lelaki kepala naga mengambil 150 yen lagi, memberikannya pada Shiro. Gadis itu hanya tersenyum bisnis.
"Senang bekerja sama dengan anda." Shiro tersenyum lebar, dia memasukkan uang nya ke saku baju nya. Dua orang pria didepannya sangat jengkel sekarang, mereka dipermainkan oleh seorang gadis, ini memalukan untuk para preman.
"Oi! Tunggu!" Kedua lelaki itu mengejar Shiro.
"Apa?" Shiro mengeluarkan lolipop nya, mengemut nya sepanjang jalan menuju sekolah.
"Namamu siapa?"
"Shigaraki Shiro."
"Oh, aku Sano Manjiro! Kau boleh panggil aku Mikey." Ucap Mikey dengan senyum nya.
"Apa itu? Tidak nyambung." Terdengar gelak tawa dari kepala naga, Mikey hanya memandang Shiro kesal, urat di kepala nya tercetak.
"Jangan tertawa dasar kepala naga." Kali ini suara tawa berasal dari Mikey. Mereka berdua bertengkar sebentar dan tertawa bersama kembali.
"Aku Ryuguji Ken. Panggil aku Draken."
"Ini sih agak nyambung." Shiro dan Draken mengangguk angguk bersama membuat Mikey kesal.
"Hei, kenapa kalian cepat akrab?! Padahal tadi dia memerasmu kenchin!"
"Aku hanya ingin kalian membayar 2 kali lipat. 150 yen untuk harga dorayaki, dan 150 yen lagi untuk kebaikanku yang menjual dorayaki ku ke kalian. Adil, kan?" Shiro mengangkat bahu nya, gadis ini menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Wounds [Tokyo Revengers X OC]
FanfictionTokyo Revengers × OC Ini tentang Sano Manjiro, Ryuguji Ken, dan Shigaraki Shiro yang menjadi idiot ketika mereka bersama. Sedikit selipan adegan adegan Tokyo Revengers karena cerita berfokus pada kehidupan OC. Meminjam karakter-karakter Tokyo Reven...