3 | Ramen

545 103 29
                                    

Sekarang mereka sedang menaiki sepeda menuju kedai ramen terdekat. Matahari sudah hampir tenggelam, suasana yang bagus untuk bersepeda bersama teman dipinggir sungai.

Sepeda nya, hasil meminjam kok.

"Hey Mikey, kau tidak bisa menyetir sendiri apa? Kenapa perempuan yang memboncengmu? Dasar banci. " Shiro mengomel daritadi, meskipun dia jago berkelahi, energi itu bisa terkuras, mana dia belum makan lagi.

"Aku ini kecil, kalau aku membawa beban berat sepertimu.. lalu aku pingsan bagaimana?" Shiro diam, jadi secara tidak langsung Mikey menyebutnya berat?

"MIKEEEEYYY!!!" Shiro mempercepat gowesan nya. Sampai bada Mikey hampir terjungkal jika tidak ditahan Draken di sepeda satunya.

"HEY PELAN PELAN! " Mikey memegang ujung jas sekolah Shiro. Dirinya benar benar akan terbang jika Shiro tiba tiba menggowes secepat itu.

"IYA IYA AKU MINTA MAAF JADI PELAN PELAN!" Shiro menghentikan sepeda nya. Mikey akhirnya menghela nafas lega.

"Traktir aku ramen. 2 porsi." Ternyata mereka sudah sampai didepan kedai ramen. Terlihat banyak pengunjung disana. Para pengunjung memperhatikan mereka dari bawah sampai atas, pelototan dari Draken membuat mereka kembali di kegiatan mereka masing masing.

Shiro duduk di salah satu bangku diikuti oleh Draken dan Mikey didepannya. Atmosfer kedai ini sangat buruk semenjak kedatangan mereka bertiga. Shiro hanya menghela nafas nya pasrah, mau bagaimana lagi.

"A-anda mau memesan apa?" Tanya pelayan wanita dengan gugup.

"Ramen extra pedas 2."

"Ramen pedas satu, dan yang tidak pedas satu." Ucap Draken. Shiro mengangkat alisnya.

"Hee? Draken kau tidak suka pedas?" Goda Shiro.

"Itu untuk Mikey." Jawabnya singkat.

"Pfft, payah." Cicit Shiro. Mikey yang mendengarnya mendengus memalingkan pandangannya.

"Selera orang itu beda beda, tahu!" Mikey menatap Shiro dengan tatapan imutnya. Astaga dia ini preman, kan?

"Yah, terserah sih. Semua makanan enak asal gratis." Shiro mengikat rambut pendeknya. Menyisakan beberapa helai di bagian belakang membuatnya terlihat keren sekarang.

"S-silahkan dinikmati." Ucap pelayan membawa 4 porsi ramen.

"Makasih." Shiro, Mikey dan Draken memakan ramen mereka. Sesekali diselingi candaan dan pembicaraan ringan. Suasana di meja itu tidak berat seperti yang orang lain lihat saat pertama kali mereka datang.

Pepatah bilang, kan? Jangan menilai buku dari cover nya. Lihat Mikey, dia lelaki yang imut dan periang, tapi sebenarnya dia adalah preman dengan gangguan mental. Menyedihkan.

Dan Draken, tampang dan penampilan nya sangat sangar, tapi Draken adalah jelemaan hati Mikey. Tanpa Draken, Mikey mungkin akan seperti anjing liar yang tidak bisa dikontrol.

"Terimakasih atas makanannya." Ucap Shiro. Draken menatap mangkuk didepan Shiro dengan tatapan tidak percaya.

"Serius kau menghabiskan semuanya tanpa sisa? Kau ini lapar atau rakus?" Draken mengerutkan alisnya, teman baru nya ini sama tidak warasnya dengan teman teman nya yang lain.

"Wah, kau rakus juga ya Shiro-chan. Ayo kita doakan dompet Kenchin untuk kedepannya~" Mikey mengatupkan kedua telapak tangan nya, Draken hanya menghela nafas nya kasar, dia pasrah saja, apa yang Mikey katakan akan dia lakukan pokoknya.

"Wah, berarti aku boleh minta di traktir lagi, dong~? " Shiro menangkup kedua pipi nya, menatap Draken dengan tatapan berbinar dengan imajiner bunga bunga di belakangnya.

Her Wounds [Tokyo Revengers X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang