Chapter 09

460 96 0
                                    

[ Chapter 09 : Dissemble ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Chapter 09 : Dissemble ]

to hide one's true feeling

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jiya, bisa kau mengambilkan kakak bunga mawar putih di halaman belakang?" teriak rara dari dalam kamarnya

"Iya kak sebentar" jiya bergegas mengambilkan apa yang di minta sang kakak

Setelah pulang dari sekolah ia berpisah langsung dengan jungwon karena kakaknya menjemput dirinya dan membawanya pulang.

"Ini kak mawarnya" jiya mengulurkan tangkai bunga mawar putih yang masih segar kepada sang kakak

"Terimakasih"

"Omong-omong kalian serius membuka identitas kalian hari ini?" tanya jiya menatap kedua kakaknya yang berpenampilan lain.

Kedua kakaknya sangat cantik ketika mereka membuka identitas asli mereka. Yura dengan mata turquoise dan rambut dark blue dengan ujung ash grey. Sedangkan Rara dengan mata aquamarine dan rambut dark grey dengan highlight silver.

Mereka berdua menatap jiya dengan senyum.

"Kita sudah bertemu mate jadi tidak masalah kita membuka identitas asli kita kepada mereka" ucap yura.

"Kalau begitu aku juga lagi pu-"

"Terkecuali untukmu"

Jiya mendengus sebal, mengapa kakaknya selalu melarangnya membuka identitas siapa ia sebenarnya.

"Aish kakak tidak adik lihat kalian cantik dengan jubah itu sedangkan aku hanya jubah hitam seperti ini" keluh jiya menunjuk kedua jubah dark blue sang kakak yang berbeda darinya

"Perlu kau ketahui , jubahmu lebih indah di banding jubah kami ji. Kakak tidak akan membiarkanmu membuka identitas siapa dirimu sebelum waktunya" tegas rara

"Baiklah, aku menurut saja pada kakak"

"Jangan cemberut, kami hanya tidak ingin kamu berada dalam bahaya suatu saat nanti kamu pasti akan menunjukkan siapa jiya sebenarnya paham?" tutur rara seraya mengelus rambut sang adik.

Suasana di rumah tersebut tiba-tiba menjadi haru. Jiya mengangguk mendengar ucapan sang kakak dengan mata berkaca-kaca lalu memeluk kedua kakaknya.

"Hiks, tuan anginnya sedang memotong bawang membuat mataku perih kak" lirih jiya membuat kedua kakaknya tertawa dengan tingkah sang adik.

"Sudah jangn menyalahkan tuan angin sekarang kita bergegas ke hutan mereka sudah menunggu kita" ucap rara.

Mereka segera berangkat menggunakan mantra teleportasi agar tidak terlalu lama menuju hutan.

Rúnda ft. Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang