Chapter 13

425 100 1
                                    

[ Chapter 13 : Evanescent ]vanishing quickly, lasting a very short time

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Chapter 13 : Evanescent ]
vanishing quickly, lasting a very short time

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jiya tunggu" teriak jungwon yang berlari mengejar matenya

Gadis tersebut tidak mengindahkan teriak dari matenya. Ia terus berjalan menuju balkon dekat ruangan tadi.

"Ya tunggulah sebentar"

Tangan jiya berhasil di raih oleh jungwon. Lelaki tersebut membalikkan badan jiya untuk menghadapnya. Ia terkejut ternyata sang mate menangis diam.

Dengan cepat jungwon menarik gadis itu kedalam dekapan dan mengelus rambut milik sang gadis.

"Tenanglah jangan menangis, mereka hanya tidak ingin kau terluka" ucap jungwon dengan lembut

Namun bukannya tenang jiya justru semakin terisak dalam dekapannya. Tangan gadis tersebut mencengkram keras kemeja milik lelaki tersebut.

"Ku mohon tenang jangan menangis" lirih jungwon

Jujur ia sesak mendengar isakan dari sang mate. Ia tahu ini adalah ikatan antara dirinya dengan matenya.

"A-aku takut jung hiks" jiya semakin erat mencengkram kemeja jungwon

"Kau aman bersamaku jadi tenanglah"

Tangan jungwon masih setia mengelus pelan rambut gadisnya. Bibirnya masih selalu melontarkan kata lembut untuk menenangkan sang gadis.

Selama beberapa menit mereka masih di posisi yang sama. Isakan dari jiya sudah perlahan hilang. Cengkraman pada kemeja jungwon perlahan mengendur.

Merasa jika gadisnya sudah berhenti menangis jungwon perlahan melepaskan dekapannya. Ia segera menangkup wajah gadisnya agar mendongak menatapnya.

"Matamu terlalu cantik untuk mengeluarkan air mata. Jangan menangis lagi kau mengerti?" tutur jungwon lembut sembari menatap kedua manik lilac yang masih berkaca-kaca didepannya.

Gadis tersebut mengangguk pelan. Matanya terkunci pada manik azure milik jungwon. Perlahan jungwon mendekatkan wajahnya membuat jiya menutup matanya.

Cup!  Cup!

Kedua mata milik jiya di kecup pelan oleh jungwon. Gadis itu tertegun ketika mata miliknya di kecup secara tiba-tiba. Pipi miliknya sudah bersemu di bawah cahaya bulan.

Melihat gadis didepannya malu membuat jungwon tersenyum.

"Kau sangat manis ketika malu" ucapnya menatap wajah gadisnya.

Jiya membuka mata miliknya dan langsung menutup wajah miliknya. Ia malu melihat jungwon didepannya.

Pergerakan dari sang gadis justru membuat jungwon tertawa, ia segera mengambil tangan yang menutupi wajah cantik itu.

Rúnda ft. Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang