Chapter 04

604 123 4
                                    

[ Chapter 04 : Nemesis ]an unconquerable archenemy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Chapter 04 : Nemesis ]
an unconquerable archenemy
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu sudah berjalan begitu cepat. Ini sudah seminggu semenjak jiya menemukan kelinci miliknya menjadi mayat didepan Yang Jungwon. Selama seminggu ini gadis tidak pernah melihat Yang Jungwon dan teman temannya lagi.

"Kak , pluze berulah lagi" keluh jiya pada sang kakak.

Ia tengah bermain bersama kelinci kesayangannya di halaman belakang. Pluze kelinci yang sudah menjadi mayat tersebut kembali di hidupkan dengan sihir dari sang kakak.

Tapi dengan sihir miliknya ia juga bisa membangkitnya mayat kelinci itu namun sang kakak melarang karena takut jiya akan pingsan mengeluarkan banyak kekuatan sihirnya.

"Berulah kenapa lagi? aneh semenjak ia bangkit lagi kau selalu mengadu berkata pluze selalu berulah" rara merasa jengah semenjak pluze hidup lagi jiya justru selalu merengek, mengeluh tentang kelincinya.

"Itu ! Bunga mawar biru ku dimakan abis huaaa" ucap jiya menunjuk batang bunga mawar yang tinggal setengah tanpa bunga dan daun.

Yura melihat itu hanya menggeleng, ia segera menghampiri bunga mawar tersebut dan menyiramnya dengan air miliknya.

"Ji, kau itu punya sihir mengapa kau merengek seperti anak kecil" ucap yura yang tengah menatap bunga mawar tersebut tumbuh kembali.

"Malas kak nanti aku lelah jadi lebih baik kakak saja yang melakukannya"

Rara yang mendengar jawaban sang adik hanya berdecak dan kembali memasuki rumah melanjutkan pekerjaan miliknya yang tertunda.

"Yang benar saja jika nanti aku dan kak rara pergi lama kau akan mengeluh pada siapa?"

Pertanyaan itu lagi, entah sudah berapa kali ia dengar dari bibir kedua kakaknya. Rasanya seperti kau tergigit singa sakit sekali. Ia hanya ingin bersama sang kakak tidak ingin kedua kakaknya pergi jauh meninggalkannya sendiri.

"Aish kak berhentilah bertanya hal itu aku kesal aku tidak mau kalian pergi" ucap jiya cemberut tidak lupa bibir bebeknya kembali muncul.

Melihat sang adik sedang bermain dengan kelincinya merasa kesal karenanya hanya terkekeh kecil ia sangat suka menggoda sang adik.

"Dasar anak kecil, omong-omong bagaimana sekolahmu ji? apakah baik-baik saja?"

"Baik baik saja, tapi kak aku tidak melihat tujuh vampire itu di sekolah"

Yura mengangguk ia sudah mengetahui bahwa tujuh vampire di hutan minggu lalu bersekolah bersama adiknya.

"Mungkin mereka sedang mencari identitas kita. Kau harus tetap berhati-hati terhadap mereka paham?"

Rúnda ft. Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang