Tarik napas.. Buang....
Tarik napas... Buang...
Rileks..
Kembali gadis itu, Veisa atau Miana melabuhkan pandangannya kedepan. Dirinya saat ini berada arena tempat berlatih keluarga kerajaan dengan kedua tangan memegang nampan berisi minuman milik pangeran.
Ingatannya memutar ulang penjelasan Eria kemarin.
"Miana, biar aku ingatkan. Kita adalah peri tetapi dengan tingkat rendah. Kita termasuk bagian peri bunga, dan tugas utama kita melayani para keluarga kerajaan. Kita berada di bagian keponakan raja, yaitu pangeran Drayn Crestaruma. Itu adalah tuan kita." penjelasan dari Eria membuat kepala Veisa pening.
Namun tak lama matanya membola. Dipegangnya kedua lengan Eria secara erat, hingga sang empunya sedikit terkejut.
"apa tadi? Pangeran Drayn Crestaruma. Sepupu pangeran?"
Eria mengangguk, sementara Veisa terdiam.
Drayn Crestaruma, bukankah dia adalah pemeran lelaki antagonis.
Jika benar begitu, dia dalam masalah.Veisa masih belum terlalu menerima akan jiwanya yang tersesat kemari, tetapi haruskah ia diberi ujian dengan menjadi pelayan pria berhati kejam itu.
Sudah memasuki tokoh yang tak pernah di sebut dalam novel, dirinya malah masuk ke kandang macan.
Seharusnya jiwanya berpindah ke sang tokoh utama wanita, Qiananza Zefays, agar hidupnya aman sentosa.
Mengapa takdir menempatkannya pada posisi sulit?
"Miana, ingat. Jangan pernah sekalipun membuat tuan kita marah, atau kalau tidak kau akan dalam masalah." peringatnya yang dibalas anggukan dari Veisa, lagipun siapa yang akan mencari masalah.
Ia tau betul perangai keponakan raja itu. Jika tidak salah, ia akan dihukum dan di asingkan keluarga kerajaan karena terbukti berniat melecehkan calon istri sang putra mahkota yang tak lain pemeran utama pria, Drioni Fridersy.
"Umm, Eria mengapa telingamu runcing sedangkan aku tidak. Bukankah kau bilang bahwa kita peri." pertanyaan selanjutnya dari Veisa membuat Eria sontak terkekeh.
"Aku rasa otak mu memang ada masalah. Kau memang peri, tetapi bukan peri murni. Kau terlahir dari perkawinan antara kaum peri dan kaum manusia. Tenang, kau bukan satu-satunya kok yang tak memiliki telinga runcing." terangnya membuat Veisa beroh ria.
"Lalu orangtuaku?" ini merupakan hal penting bagi Veisa, toh sewaktu-waktu bila ingin Resign, maka akan ada rumah orangtuanya yang bisa menampungnya terlebih dahulu. Tetapi mengapa ekspresi Eria menjadi sedemikian? Seperti tengah menahan, tangis?
"Sejak bayi kau diasuh oleh Yashira, seorang janda dimana tidak sengaja menemukanmu di pinggir jalan, beliaupun sudah meninggal satu tahun yang lalu. Sayang sekali kau kehilangan ingatanmu untuk hal berharga ini Miana." tutur Eria menjadikan Veisa menjatuhkan tubuhnya dengan lunglai diatas kasur, tidak menyangka apa yang baru saja ia dengar.
Mengapa nasibnya sangat sial? Menjadi anak angkat, lalu sang ibu angkatnya pun sudah meninggal. Pulangkan Veisa sekarang juga!!
Kembali ke masa sekarang dimana Veisa yang sudah menyandang status sebagai Miana menatap kearah tempat para pangeran berlatih.
Total ada 5 pangeran.
Terdengar helaan napas keluar dari bibirnya, entah apa yang terjadi sekarang pada tubuhnya didunia aslinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Figure (end) Pindah Ke KUBACA Dan ICANNOVEL
FantasyPINDAH KE KUBACA dan ICANNOVEL Entah kesalahan apa yang telah Veisa Mianara lakukan dimasa lalu hingga takdir dengan begitu kejam menempatkannya pada posisi yang sama sekali tidak diinginkan. Gara-gara menghindari dua ekor anjing yang sedang kawin d...