💎40

13.7K 2.9K 709
                                    

Alangkah baiknya follow arrinda sebelum membaca😃

Happy reading!

💎💎💎

Rupanya apa yang dikatakan Drayn menjadi kenyataan.

Baru berselang 2 hari ia tiba di Crestaruma, sebuah surat pengumuman dari kerajaan Tvoi tiba-tiba datang. Dan sesuai dugaan, isinya berupa pemutusan pertunangan antara Drayn juga Tyshana.

Drayn menatap surat ditangannya dengan datar kemudian tak lama membakarnya hingga menjadi abu.

Berbalik menghadap sang orang kepercayaannya, Drayn berujar.

"Pastikan jangan ada rumor aneh yang menyebar. Buat berita bahwa alasan pertunangan ini diputuskan karena kami berdua tidak lagi memiliki kecocokan serta beberapa alasan pribadi lainnya." ucapnya segera diangguki sang pria tersebut.

Dengan isyarat tangan Drayn menyuruh orang kepercayaannya untuk pergi.

Tinggalah ia seorang diri sambil memikirkan hal apa saja yang akan terjadi dimasa depan. Melabuhkan pantatnya pada kursi kayu, Drayn memijit pangkal hidungnya, bersamaan pula pintu kamarnya dibuka.

Menatap tajam siapa yang telah berani memasuki ruangan kerjanya tanpa izin, Drayn kontan berdiri.

"Apa aku harus mengajarkan tata krama padamu sebelum membuka pintu?" desisnya menatap dingin seorang wanita yang tak lain Aciza dimana tengah menggigit bibir dalamnya.

"Maaf, aku sangat terburu-buru ingin menemuimu usai mendengar pemutusan pertunangan." katanya tanpa beranjak sedikitpun dari posisinya.

Drayn mendengus keras, ternyata secepat itu kabarnya menyebar dan mungkin tinggal menunggu lagi beberapa saat berita ini akan menyebar keseluruh negeri.

"Keluarlah. Karena sekarang ini aku sedang tidak ingin diganggu." pungkasnya beralih mengambil kertas secara asal dan membacanya. Melalui ekor matanya, Drayn dapat menangkap adanya pergerakan Aciza yang datang menghampirinya tetapi dirinya memilih tetap bersikap abai.

"Pertunanganmu sudah dibatalkan. Itu berarti peluangmu hanya tersisa satu,"

Hening.

Bahkan Aciza sudah menunggu respon yang akan Drayn berikan tetapi tidak ada sama sekali.

"Peluang terakhirmu adalah saudara angkatmu itu. Bila kau tidak segera membunuhnya maka kutukan itu tetap akan menghabisimu. Kau tidak lupa kan tentang rencana yang kita susun sedari awal?" tambahnya menjadikan gerakan tangan Drayn yang membuka lembar buku, berhenti.

Menatap Aciza sekilas, Drayn menganggukan kepalanya. "Aku tidak akan lupa. Semuanya akan tetap berjalan, jika hanya itu yang ingin kau katakan, maka keluarlah." tukasnya tanpa repot-repot menoleh kearah wanita bersurai merah tersebut.

Menghembuskan napas jengkel, Aciza berlalu keluar bersamaan juga Leza hendak masuk.

"Permisi pangeran, sudah waktunya anda makan siang." lapornya dibalas deheman singkat Drayn. Leza menunduk sekilas setelah itu beranjak. Tetapi Drayn keburu memanggilnya.

"Dimana cucu pungut itu?" tanya Drayn tanpa melepas fokusnya pada kertas ditangannya.

Sedang Leza yang ditanya sedikit mengerutkan keningnya. "Maaf pangeran saya tidak tau dimana Nona sekarang, tapi barusan tadi saya melihat Nona berdiri didepan pintu kamar pangeran."

Drayn yang mendengarnya seketika membuang kertas ditangannya secara asal. Bahkan Leza sedikit tersentak. Dalam benaknya bertanya-tanya, hal apa hingga Drayn kini menatapnya tajam.

Unwritten Figure (end) Pindah Ke KUBACA Dan ICANNOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang