18

62 6 1
                                    

Yamashita Shoon berdiri di balkon kamar apartemennya melihat pemandangan kota New York di malam hari. Berbagai kemdaraan hilir mudik berlalu lalang. Lampu-lampu jalanan dan gedung menerangi pekatnya langit yang terbentang.

Matanya memang melihat ke luar, tapi pikirannya berkelana jauh. ingatan masa lalunya memenuhi pikirannya, membuat pemuda itu terbawa kembali pada kejadian yang merubah hidupnya sekarang.

Lima tahun yang lalu Yamashita terlibat skandal. Foto-fotonya tidur dengan seorang wanita membuatnya harus kehilangan segalanya. Seluruh kolega bisnisnya memutus kontrak dan beralih ke perusahaan lain. Dia juga harus membayar sejumlah hutang pada bank.

Pada kenyataannya dia tidak pernah tidur dengan wanita manapun. Yamashita dijebak oleh rival bisnisnya. Posisinya yang saat itu terpojok membuatnya harus menerima semua pemberitaan miring yang diarahkan padanya. Berbagai hujatan di berbagai media sosial juga tidak luput menghancurkan imagenya.

Beruntungnya Yamashita masih punya sebuah apartemen di New York. Pemuda itu pindah bersama sekretarisnya, Ayukawa Taiyou dan menetap di sana. Saat ini dia bekerja pada sebuah cabang perusahaan Jepang dan pemilik perusahaan itu adalah kenalannya.

Tiba-tiba Yamashita merasakan sebuah beban di kedua bahunya. Saat berbalik sosok Ayukawa berdiri di belakangnya dengan sebuah senyum. Rupaya sang sekretaris menyampirkan sebuah jaket untuknya.

“Angin malam tidak baik untuk kesehatan.”

“Aku hanya melihat pemandangan.”

“Pemandangan apa yang bisa dilihat di kegelapan malam?” Taiyou tertawa melihat ekspresi lawan bicaranya yang berubah.

“Kau tahu Taiyou, aku merindukan Jepang.”

“Begitu juga denganku.”

Suara dering ponsel milik Yamashita membuat mereka harus menghentikan pembicaraan. Saat melihat nama si penelpon Yamashita tersenyum dan menempelkan benda persegi itu di telinga kirinya.

Moshi-moshi?”

Mayo. . .” Sang penelpon tidak repot-repot membalas salam Yamashita.

“Sudah lama sekali kau tidak menelpon.” Yamashita merubah posisinya kembali menatap jalanan.

Aku sibuk.” Terdengar suara tawa renyah dari seberang. “Ngomong-ngomong aku bertemu Inohara. Dia mengatakan jika kau akan kembali ke Jepang dalam waktu dekat.

“Bukankah sudah jelas? Kau akan menikah bulan depan, mana mungkin aku tidak datang?”

Padahal aku belum mengumunkannya pada siapapun.”

“Aku punya banyak mata di dekatmu.”

Ahahahaha.. Mayo, kuharap kita cepat bertemu.

“Aku juga berharap begitu.”

Ah, sudah dulu ya. Si bawel itu memanggilku.” Yamashita dapat mendengar suara orang lain selain lawan bicaranya. “Beri tahu aku kapan kau sampai di Jepang dan aku akan menyambutmu. Jaa.”

Sambungan terputus dan Yamashita memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Dia berbalik melihat Akukawa yang masih berdiri di belakangnya.

“Ayo masuk. sudah waktunya istirahat.”

Ayukawa tersenyum dan mengikuti Yamashita masuk dengan menutup pintu pembatas kamar dengan balkon. Yang lebih tua melepas jaket yang diberikan Ayukawa padanya lalu dia duduk di tepi bednya.

“Kau boleh pergi.”

Oyasuminasai, Yamashita-sama.”

Seekretaris Yamashita sedikit membungkuk pada atasannya sebelum meinggalkan kamar dengan menutup pintu.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang