12

74 5 1
                                    

Siang ini Yamada memilih untuk makan di kantin. Dia membawa bekal dari rumah dan memakannya bersama karyawan divisi pemasaran. Hubungan Yamada dengan divisinya setelah dia menjadi sekretaris Nakajima baik-baik saja. Suatu kebanggaan jika karyawan dari divisi pemasaran bisa langsung dekat dengan CEO.

Baru terungkap jika Nakajima sering berganti sekretaris. Karyawan divisi pemasaran menceritakan pada Yamada kalau kedua CEO mereka beberapa kali memecat sekretaris. Tapi untuk Inoo pengecualian. Sejauh ini sekretaris terakhir Takaki adalah Inoo dan Inoo-lah yang juga paling lama menjadi sekretaris.

Lain halnya dengan Nakajima. CEO kedua itu malah lebih parah. Pernah ada sekretaris yang baru bekerja empat hari langsung dia pecat. Orang-orang mengatakan jika Nakajima selalu pilih-pilih dan banyak maunya. Kadang sekretaris itu juga tidak bisa memenuhi apa keinginan sang CEO.

“Boleh aku bergabung?”

Okamoto datang menghampiri meja yang dipakai Marius dan Yamada untuk makan siang. Marius tersenyum dan menggeser duduknya, mempersilahkan pemuda britysh itu untuk duduk di sebelahnya.

“Sejak kapan kau pulang?” Marius memulai obrolan.

“Sekitar satu bulan yang lalu, beberapa hari setelah Yutti pulang dari Inggris.”

“Biasanya kau sering pergi jalan-jalan dengan bos kalau pulang ke Jepang, tumben main ke sini?”

“Yutti sedang keluar dengan Yuya aniki, kalau tidak kenapa sekretarisnya ada di sini? Yutti tidak akan mengajak sekretarisnya jika dia pergi dengan saudaranya.”

Yamada yang mendapat lirikan menghentikan makannya lalu menatap Marius dan Okamoto bergantian. “Kalian saling kenal?”

“Tentu saja, bodoh.” Marius mengibaskan tangannya. “Orang tua kami rekan bisnis, kami saling mengenal sejak kecil.”

“Kalian tahu tidak?” Posisi duduk Okamoto berubah, punggungnya tegak. Seperti dia ingin membicarakan topik serius.

“Tentu saja tidak karena kau tidak memberi tahu.”

Si bule Jerman langsung mendapan geplakan dari orang di sampingnya. “Aduh!” Dia langsung menatap sengit Okamoto. “To the point saja.”

“Aku dengar kalau salah satu kolega Yutti di Hokkaido dikabarkan berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri.”

Uhuk.. uhuk.. uhuk..

Tiba-tiba Yamada terbatuk. Mendengar perkataan Okamoto yang seperti menggambarkan dirinya.

Are you okay?” Marius memberikan minum pada Yamada dan langsung disambar olehnya.

“Trimakasih.”

“Lalu bagaiman lanjutannya?”

“Istrinya menceraikannya dan meminta uang jaminan sekitar sepuluh juta yen.”

“Kasus perselingkuhan antara bos dan skretaris marak terjadi.” Marius memberi pendapat.

Oh ya, Yamada, apa kau sudah punya kekasih?” Tanya Okamoto.

“Kami sudah putus.”

“Sayang sekali.” Kemudian Okamoto melihat arloginya. “Ah, aku harus pergi. jaa naa.”

Okamoto berlalu sambil melambaikan tangannya. Melihat teman masa kecilnya sudah meninggalkan kantin tatapan Marius beralih pada Yamada yang membereskan bentonya.

“Sampai mana hubungan kalian?”

“Hubungan apa?”

Satu alis Yamada terangkat. Hubungan? bukankah tadi dirinya sudah mengatakan jika sudah putus dengan kekasihnya. Apa hubungannya dengan Okamoto?

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang