24

60 4 5
                                    

Takaki dibuat terkejut saat melihat orang yang menjenguknya adalah Arioka. Meski begitu mantan CEO J.J. Express tidak menolak kehadirannya. Keduanya duduk berhadapan dengan kaca sebagai pemisahnya. Arioka tidak berkata apa-apa. Dia melihat penampilan Takaki yang sudah berubah. Rambutnya terlihat lusuh, dia juga semakin kurus dengan baju tahanan yang terlihat kebesaran di tubuhnya.

“Yuyan. . .” Yang dipanggil masih menunggu. Tapi sepertinya Arioka tidak ingin melanjutkan kalimatnya.

Kecanggungan menyelimuti atmosfer di sana. Sebenarnya Takaki tidak ingin berurusan lagi dengan Arioka. Keluarganya pasti sangan membenci dirinya. Apalagi setelah skandalnya dengan wanita asing dan berita perselingkuhannya dengan Inoo.

Dia sudah tidak punya apapun jika berhadapan dengan orang tua Arioka.

“Dai-chan,” Akhrnya setelah kesunyian yang cukup lama Takaki lah yang bersuara. “Kenapa kau msih menemuiku? Aku sudah berkali-kali menyakitimu, harusnya kau tidak kembali.”

Yang membuat Takaki terkejut saat netranya melihat Arioka menggelengkan kepalanya. Bahkan sekarang pemuda chubby itu menangis. Takaki tidak mengerti, apa yang salah di sini? Apakah pemuda bermarga Arioka itu tidak tahu kalau semuanya tidak sama seperti dulu lagi? Apa dia terlalu bodoh?

“Aku tidak mau, hiks.. aku ingin bersammu.”

Tangis Arioka pecah dan untuk pertama kalinya setelah lima tahun menjalin hubungan Takaki merasakan sakit di hatinya melihat Arioka menangis untuknya. Padahal sebelumnya dia tidak pernah peduli apa yang terjadi pada pemuda itu. Takaki merasa ada sembilu yang mengoyak hatinya.

“Aku mencitaimu, Yuyan. Hiks.. aku mencintaimu.”

Mendengar ucapan Arioka membuat hati Takaki menghangat dan luluh lanta di saat yang bersamaan. Dia senang Arioka masih mencintainya tapi di satu sisi dia terluka.

Bagaimana bisa ada orang yang masih bertahan walau sudah disakiti berkali-kali? Takaki begitu takjub melihat Arioka yang terus berusaha selalu ada untuknya. Saat ini Takaki baru menyadari jika yang hilang dalam dirinya adalah cinta.

Rasa tidak puas yang selalu tumbuh dalam hatinya membuatnya selalu ingin mendapat lebih. Takaki tidak sadar jika apa yang dimilikinya sudah lebih dari cukup. Cinta yang diberikan Arioka padanya tidak pernah berkurang untuknya.

“Dai-chan. . .” Takaki ikut menangis. Dia menyesali semua perbuatannya. Mungkin Tuhan sedang menegurnya dan Tuhan ingin Takaki menjadi lebih baik lagi. “Maaf.. maafkan aku. Aku sangat menyesal.”

Jika tidak ada kaca yang memisahkan keduanya pasti Takaki sudah memeluk pria chubby di depannya. Membawanya ke dalam dekapan hangat.

“Setelah kau keluar, ayo kita mulai semuanya dari awal.”

“Kau masih mau bersama orang brengsek sepertiku?” Tanya Takaki di sela tangisannya.

“Karena aku selalu mencintaimu.”

“Arioka-san, waktunya sudah habis.”

Seorang polisi berdiri di pintu. Arioka buru-buru menghapus air matanya lalu berdiri. Masih ada banyak yang ingin dia sampaikan pada kekasihnya. Dulu ketika mereka bersama kesempatan untuk bicara tidak ada. Bahkan kini meski ada kesempatan keduanya tidak bisa bicara lebih dari sepuluh menit.

“Aku pulang dulu.” Suara Arioka terdengar bergetar. “Besok aku datang lagi.”

Tidak ada yang bisa dilakukan Takaki selain melihat kepergian kekasihnya keluar bersama polisi. Dia sendiri dibawa oleh polisi lain untuk kembali ke selnya.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang