Attetion please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejak malam itu kelima teman Jaemin tak bisa tidur dan selalu di hantui oleh bayang-bayang pembunuhan Jaemin, Bahkan kelimanya selalu tak fokus.
Dan temannya tiba-tiba saja menghindari dirinya, Jadilah Jaemin di lapangan bola sendiri duduk di tribun penonton sembari menatap lapangan yang ramai siswa bermain bola di jam istirahat.
" Jaemin?" Jaemin menoleh dan melihat seseorang berdiri di sampinya dia Jeongin.
" Oh, jeongin ada apa?" Tanya Jaemin.
" Tidak, tumben kau disini biasanya di kantin bersama enam temanmu itu." Jeongin meneguk cairan ION yang ia bawa.
" mereka menjauhiku." Jaemin menatap Jeongin sekilas.
" Dijauhi? kenapa? Tiba-tiba sekali."
" entahlah ku juga tidak tau." Jeongin mengangguk, mereka kembali melihat lapangan begitu ramai dengan teriakan para siswa yang bermain bola.
" aku memang tidak menyukai haechan, dia tukang gosip dan kadang itu menjengkelkan ketika kau diam saja tiba-tiba di gosipkan ini itu." Ucap Jeongin.
" Begitukah?" jeongin mengangguk.
" Kemarin aku di gosipkan pacaran dengan Hyunjin padahal aku hanya bertemu sekali dengan hyunjin itupun karena guru menyuruhku, Kami tak ada bungan apapun, dia menjengkelkan dan menyebalkan ingin ku pukul." Jaemin mengangguk.
" kenapa kau tidak pukul saja?"
" Jika aku punya keberanian maka ku pukul dia, sayangnya aku hanya bisa diam biarlah tuhan yang memarahinya nanti." Jaemin menganggukan kepalanya.
" Jika seandainya kau punya keberanian, kau mau melawannya?"
" Tentu saja, tapi dia punya banyak teman yang mendukung dan tentu saja uang sementara aku sendiri."
" Kau punya aku." Jaemin tersenyum pada Jeongin, Jeongin ikut tersenyum melihatnya.
Tanpa tau di balik senyum Jaemin, ada sesuatu yang lain.
Jaemin kembali ke kelas, semua siswa sudah di dalam dan Jaemin jadi yang terakhir masuk karena jarak lapangan ke kelasnya butuh waktu lima belas menit berjalan dari lantai bawah menuju lantai tiga kelas paling pojok. Tak lama setelah Jaemin mendudukan tubuhnya guru masuk kedalam kelas.
Selesai matapelajaran ke empat ini Jaemin memutar tubuhnya sehingga ia menghadap Haechan, haechan memang duduk di bangku sampingnya, Haechan yang di tatap Jaemin hanya bisa melirik.
" Kenapa? Kau marah padaku?" Tanya Jaemin.
" Tidak." Jawab Haechan.
" Sudahlah jangan mengelak, aku minta maaf. Tapi aku punya gosip hangat untumu mungkin kau melewatkan yang satu ini." Haechan menoleh pada Jaemin, gosip apa yang belum ia ketahui? Jaemin menyilangkan kedua tangannya di dada lalu menoleh, Jeongin sedang di keluar menuju toilet.
