1.6

47 4 0
                                    

Sudah mau jam 24:00 teng, atau dimana ia akan menghilang (kembali kealam atas.) Ia tidak memberi tahu TaeHo, bahwa ia akan pergi tepat jam 12 teng tengah malam, ia takut melihat TaeHo sedih.

Ia melihat TaeHo tertidur dengan lelap, jadi ia tidak membangunkannya. Ia pun pergi dari rumah itu, dan kehalaman belakang. Disana para malaikat, menunggunya. Zen, Fleux, Vart, Zuan dan yang lainnya menantikan kepergian Doosik.

"Oke, saatnya aku pergi. Terimakasih semuanya. Fleux, tolong jaga TaeHo selagi kau disini."

"Iya, pasti."

"Terimakasih."

BUSH!

Doosik terlihat sudah kembali kealamnya. Kini ia harus bertanggung jawab atas kesalahannya dan membicarakan ini pada Mr Ferk dan juga Mrs Poey.

Keesokan harinya, saat TaeHo terbangun ia melihat seluruh ruangannya sepi, hampa dan tidak ada siapapun. Itu membuat dirinya merasa sedih, dan tidak ada kehidupan.

"Doosik? Dimana kau?" Ia terus mencari hingga keseleruh ruangan namun tidak ada. Lalu ia mencari kehalaman rumah depan dan belakang, ia juga tidak melihatnya. Sampai Fleux, datang menghampirinya.

"Kau mencari Doosik?"

"Oh, fleux?"

"Sudah, jangan terus mencarinya. Kau harus bisa hidup tanpa Doosik. Kau bukan anak kecil yang lemah, TaeHo." Kata Fleux, ia menyemangati nya. Namun, TaeHo menangis.

"Kenapa kau nangis?"

"Aku hanya tidak bisa hidup tanpa Doosik." Katanya sambil tersedu.

"Aku disini akan membantu mu selama Doosik tidak ada, jadi kau tidak perlu merasa kesepian."

"Aku ga mau. Aku takut kehilangan lagi, jadi lebih baik kau tidak dekat dekat denganku."

"Iya, aku bukan penjagamu, tapi Doosik menyuruhku untuk melihatmu jika kau kesulitan, kau bisa mencari aku. Nih tombol, tinggal pencet saja, aku akan siap membantumu."

"Doosik? Dia menyuruhmu melakukan itu? Tapi kenapa kau mau? Bukannya kau tidak terlalu suka dengan dia?"

"Hehe.. tidak ada alasan sih, tapi aku kasian melihat dirinya. Dia juga sedih TaeHo.. Jika kau terus begini tidak ada harapan, dia akan semakin sedih, dan tidak bisa kembali ke bumi. Jadi kau harus memanfaatkan kesempatan ini untuk berubah menjadi dewasa dan lebih baik lagi."

"Huhuhu... terimakasih Fleux. Kau sungguh teman terbaikku. Aku berhutang padamu."

"Tidak apa, aku pergi sekarang ya, jaga dirimu baik-baik."

"Iya.. dah.." TaeHo mengusap airmatanya.

"Benar. Aku harus berhenti menangis, aku harus bisa bangkit dari situasi seperti ini. Dan juga mendoakan Doosik supaya ia tidak kenapa-kenapa." Katanya dalam hatinya.

Ia memulai hari demi harinya sendiri, melakukan ini itu juga sendiri, tanpa Doosik rasanya hampa, seperti ada hal yang kurang didalam hidupnya. Tapi ia harus mulai merasakan hal itu supaya bisa merubah dirinya.

"Hai TaeHo.." Fleux menyapanya.

"Oh, fleux? Hai, tumben kesini?"

"Aku mampir aja, soalnya ngelewatin kampusmu, eh liat kau disini."

"Oh gitu.."

"Oh ya, kau terlihat senang sekarang ya?"

"Em.. benarkah?"

"Iya, bagus. Bagaimana aku traktir cake? Kan ada coffe shop disini?"

"Iya boleh deh."

"Bagaimana kabar Doosik?"

"Oh, aku tidak tahu. Aku ga dapat liat dia sama sekali semenjak dia pergi."

"Umm.."

"Aku akan tanyakan Zen ya?"

"Zen? Kayak tahu."

"Iya itu kakak nya Doosik."

"Ohh iya, aku pernah lihat dan bertemu dengannya."

"Iya, atau aku akan mempertemukan mu dengannya."

"Gak ah, gak usah deh."

"Kenapa?"

"Engga mau."

"Iya iya. Aku pergi dulu ya, ada tugas nih."

"Iya, makasih ya traktirannya."

"Hufftt.. lagi dan lagi aku memikirkan Doosik.. Kenapa cobaan ini terlalu berat ya.. padahal udah 3 bulan berlalu semenjak ia pergi. Aku hanya ingin mendengar kabarnya." Kata TaeHo dalam pikirannya.

Saat ia berjalan menuju rumahnya, ia bertemu dengan Zen.

"Malaikat Zen?"

"TaeHo, aku ingin bicara padamu, bisa?"

"Bisa saja."

"Aku dengar dari Fleux, kau ingin tahu kabar tentang Doosik?"

"Ah sialan.. e-eh iya juga sih.."

"Aku tidak tahu, dia harus dikurung didalam dan tidak boleh ada yang menemuinya satupun."

"Hah? Sudah 3 bulan!!"

"Iya, aku tidak tau harus berapa lama dia akan bertahan seperti itu. Tapi jangan khawatir, ia tidak apa-apa. Ia tetap menjadi dirinya sendiri."

"Jadi, apa dia tidak hilang dari dunia ini?"

"Hah? Hahahahaha." Zen menertawakan anak kecil yang berbicara seperti itu.

"K-kena-pa?"

"Tidak, hanya lucu saja. Siapa bilang seperti itu?"

"Doosik yang bilang. Jika dia jatuh cinta sama manusia bumi dia akan melanggar janji nya dan hilang selamanya."

"Ohh.. iya emang benar semua malaikat seperti itu. Tapi dia tidak akan menghilang selamanya. Aku tidak tahu harusnya sih seperti itu. Mungkin itu karena keajaiban."

"Iyakah? Jadi dia tidak apa-apa?" TaeHo tersenyum kembali.

"Iya, aku hanya ingin bicarakan itu saja. Tapi kau jangan khawatir ya.. aku akan ada disisimu."

"Terimakasih hyung."

"Baiklah, kalau gitu aku pamit."

"Iya."

Sungguh hari yang indah. Ia sangat senang dan bergembira begitu mengetahui kabar Doosik yang masih hidup, namun ia juga merasa kasian mendengar cerita dari Zen, Doosik dikurung selama 3 bulan ini. "Itu sebenarnya juga salahku, tapi bagaimana bisa aku bertemu dengan Ratu Raja disana. Ah sudahlah, aku hanya perlu menunggu waktu dan tidak seharusnya aku memikirkan itu." Kata dirinya.

My ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang