1.5

32 4 0
                                    

"Tapi Doosik, apa benar malaikat tidak bisa jatuh cinta dengan manusia?"

"Um.. iya."

"Tapi kenapa? Kenapa kau membuat ku jatuh cinta padamu?" Kata TaeHo dengan nada sedikit membesar dan matanya mengeluarkan air mata.

"TaeHo, maafkan aku. Aku sudah lama mencari mu sejak bertahun-tahun lalu. Kau ingat waktu aku mengatakan, aku pernah menjaga anak kecil?"

"Ya, aku ingat."

"Aku ingin memberi tahumu waktu itu, namun, kau memotong pembicaraanku. Anak kecil yang aku jaga waktu itu adalah kau, TaeHo! Aku jatuh cinta padamu sejak saat itu, namun aku berpikir, bahwa kau masih kecil dan dibawah umur, jadi aku tidak bisa memberi tahumu saat itu."

"Hah? Aku sungguh tidak ingat bahwa orang yang jaga aku itu adalah malaikat."

"Iya, karena ketika kita menjaga anak kecil, kita tidak memberitahunya bahwa kita malaikat."

"Jadi gimana sekarang? Waktu mu sisa 1 minggu lagi. Aku benar-benar tidak mau kehilanganmu."

"Aku juga TaeHo. Jadi setelah waktu menjagaku habis, aku akan kembali keatas dan membicarakan nya. Itu butuh waktu yang sangat lama."

"Bagaimana jika kau tidak kembali?" Ia menangis sangat keras.

"Aku janji. Aku akan kembali ke bumi, entah itu kapan."

"Janji?"

"Iya. Aku akan menepati janjiku."

"Baiklah, tapi aku bakal kesepian jika kau tidak disini, Doosik."

"Aku punya sesuatu, tunggu sebentar."

"Sesuatu?" Ia kemudian berhenti menangis dan mengusap air matanya.

"Ini, terimalah."

"Boneka? Mirip sekali dengan mu!"

"Iya, aku menjahit diriku sendiri, itu aku buatkan untuk kau TaeHo. Jadi ketika aku tidak ada disini, kau tidak akan kesepian, karena sudah bersama Doosik doll."

"Tapi aku ingin dirimu."

"Semakin kau begini, semakin kau takut untuk kehilangan ku. Jadi, stop begini. Aku tidak suka."

"T-tapi..."

"Nah, gini bagus. Jangan menangis lagi. Ayo tidur, bukannya kau besok harus kelas pagi?"

"Um.. baiklah. Goodnight Doosik!"

"Goodnight."

Doosik memikirkan beberapa hari lagi ia harus pergi dan meninggalkan TaeHo sendiri. Ia tidak bisa berpikir dan berkata-kata. Ia juga tampak sedih dan terlihat murung akhir-akhir ini.

"Ini kesalahan ku." Kata dirinya, ia terus menyalahkan dirinya sendiri karena telah mencintai manusia bumi. Andai saja waktu itu ia tidak bertemu dengan TaeHo, mungkin ia tidak akan seberat ini.

Lagi dan lagi, Malaikat Zen mendatanginya. Ia melihat dari kejauhan mengapa Doosik merenungkan dirinya di taman sendirian.

"Doosik?"

"Hyung."

"Kau oke?"

"Waktu aku disini tinggal 5 hari lagi, dan aku tidak tahu harus berbuat apa."

"Kau hanya perlu sedikit menjauh darinya mulai sekarang."

"Menjauh? Bagaimana bisa, dia kan manusia yang aku jaga."

"Iya, aku ngerti. Maksud aku kau tidak perlu terlalu care padanya. Itu akan membuat mu sedikit lebih baik."

"Tidak hyung, malah aku tidak bisa menjauh darinya."

"Dengar aku Doosik. Kau harus pergi setelah masa waktumu habis. Dan kau harus membicarakan ini pada Mr Ferk dan Mrs Poey."

"Iya aku tau."

"Dan aku sudah bilang, aku akan membantumu untuk masalah ini. Kau tidak perlu khawatir, kau hanya perlu bicara yang sejujurnya dengan mereka."

"Terimakasih hyung telah membantuku. Kau memang kakak terbaik."

"Tidak masalah, kau adikku, jadi aku harus membantunya. Kalau begitu, aku harus pergi dulu."

"Oke,"

Perkataan Zen membuat dirinya merasa tenang dan tidak perlu ragu untuk kembali. Paling tidak ia hanya akan dimarahi oleh Mr Ferk dan Mrs Poey. "Ini bukan masalah besar." Kata dirinya.

Tibalah hari dimana hari sebelum Doosik pergi ke kampung halamannya. Ia banyak menghabiskan waktu untuk TaeHo. TaeHo terlihat tampak bahagia ketika bersama dirinya.

"Ia hanyalah anak kecil yang ingin terlihat seperti Dewasa," kata Doosik.

Ia juga sangat senang mengenal TaeHo dan menjaganya.

"Tidak terlalu sulit untuk menjaga dirinya, ia tau kapan dan dimana harus meminta bantuan padaku. Jadi itu tidak merepotkanku." Kata Doosik dalam hatinya.

"Beberapa jam lagi aku akan kembali."

"Baiklah. Aku tidak akan sedih. Aku disini selalu menunggumu Doosik."

"Terimakasih."

"Walaupun kau tidak akan kembali, tetapi aku sangat senang mengenalmu, dan terimakasih sudah menjagaku selama setahun ini. Maaf merepotkanmu."

"Tidak apa, itu sudah tugas aku. Jadi, apa aku boleh mencium mu?"

"Tentu saja."

Mereka berciuman dan berpelukan, namun Doosik mengeluarkan air mata di pelukannya.

"Sebenarnya, aku sangat ingin menangis." Kata Doosik.

TaeHo melepas pelukan itu, ia berkata "Lalu, menangislah, menangislah sebelum kau pulang."

Dan Doosik pun menangis sedu mengeluarkan air mata yang berlinang itu.

"Kau terlihat lucu ketika menangis. Aku tidak tahu malaikat juga bisa menangis." TaeHo membuat senyuman dengan mata berkaca-kaca, dan mengelus rambut Doosik.

"Jika aku kembali, aku akan seperti mu TaeHo."

"Maksudnya?"

Doosik memeluk erat ia kembali dan berkata, "tunggu saja."

"Iya..iya, ayo tidur."

My ANGEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang