Mansion Mr. Luciano
Luciano sedang melihat beberapa foto mesra sang istri yang sudah di cetak, ia tersenyum miring melihat tingkah istrinya yang berani bermain api di belakangnya.
"Nyonya Berliana sudah 3-4 bulan ini mengunjungi Bar Basso Mr" ucap seorang mata-mata yang di percayai Luciano
"Mey selalu menyiapkan apa yang nyonya Berliana butuhkan Mr" lanjutnya
Luciano melipat kedua tangannya di depan dada "terima kasih informasinya Joss"
"Kalau begitu saya permisi dulu Mr"
Luciano menganggukkan kepalanya ia nampak sedang memikirkan sesuatu.
"Ben, Marco saya tugaskan kalian membunuh pelacur lelaki itu dan Berliana kalian bawa pulang biar aku yang memberikan dia pelajaran"
Ben dan Marco menganggukkan kepalanya mengerti mereka bergegas menuju Bar Basso.
***
Gazza baru saja selesai mandi ia hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya, ia menghampiri Berliana yang sedang duduk bersandar di kepala kasur dengan selimut berwarna putih menutupi tubuh tanpa busananya.
Berliana melihat Gazza yang sedang memeluk tubuhnya dari samping.
"Kamu beneran cinta sama aku kan?" Tanyanya
"Iya sayang, aku nyaman kalo lagi di samping kamu"
Berliana melepaskan pelukan Gazza "kalo gitu kita pindah keluar negeri aja biar kita aman dari Luciano"
"Keluar negeri? Ini terlalu cepat sayang aku belom siap"
Lagi-lagi Gazza menolak ajakan dari Berliana, membuat Berliana tak yakin jikalau Gazza menanggapi hubungan mereka dengan serius.
"Terus mau sampai kapan? Sampai Luciano tau dan kita bakalan mati sama-sama?" Tanya Berliana kesal
Gazza mendesah frustasi "kami pikir Luciano bodoh?, Dia ga bakalan biarin kita pergi dengan semudah itu"
"Aku punya cara supaya Luciano ga bakalan gangguin kita" ucap Berliana ia meraih dompetnya dan mengeluarkan flashdisk berwarna silver
Gazza menerima flashdisk tersebut, Berliana mengelus pipi Gazza dengan sayang. Membuat Gazza tersenyum.
***
Mey di tampar beberapa kali oleh Marco, di karena Mey tak memberi tahu di mana Berliana berada.
"Gue ga tau dimana Berliana" teriak Mey
Marco mengabaikan teriakan Mey, ia kembali menampar pipi Mey hingga hidungnya mengeluarkan darah.
"Ga mungkin Lo ga tau" ucap Ben malas
Ia melihat sekilas jam tangannya.
"Ngapain tanya gue" bentak Mey
Marco mendesah "Lo masih mau hidup?"
Mey membelalakkan matanya mendengar pertanyaan dari Marco.
"Tapi gue ga tau"
Ben mengeluarkan pistol ia mengarahkan ke arah kepala Mey "kasih tau sekarang" bentak Ben
"Mereka di apartemen sebelah bar" teriak Mey tubuhnya bergetar ia benar-benar takut
"Awas aja kalo lo nipu kita" ucap Marco
Ben dan Marco bergeges menuju apartemen yang berada di sebelah Bar Bassi dan meninggalkan Mey seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [IDR]
RandomWarning 🔞 Menceritakan tentang seorang anak Mafia yang bernama Iqbaal Frederick berkehidupan yang tenang, ia juga menyukai seni. Iqbaal merupakan anak semata wayangnya dan kesayangan Luciano dan Rike. Luciano tidak akan membiarkan putranya tersakit...