Iqbaal dan Gazza berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya yang di ikat oleh Gior, namun nihil.
Gazza menoleh ke arah Iqbaal yang menggerak kesal."Baal, gue minta maaf udah buat Lo terjebak dalam permasalahan gue. Gue juga ngga tau apa yang bakalan terjadi besok"
Iqbaal menghentikan kegiatannya yang sedang berusaha melepas ikatan tali tersebut "it's gonna be okay bro"
"Ngga mungkin Baal, ayah Lo ga bakalan biarin gue hidup" ucap Gazza menggelengkan kepalanya
"Semuanya ada jalan Gazz, gue juga ngga akan biarin Lo mati" ucap Iqbaal sendu
Bagaimanapun ia sudah mengganggap Gazza dan (namakamu) sebagai sahabatnya sendiri, bukan sebagai orang yang tak di kenal yang ia temui di sebuah bar.
Gazza menundukkan kepalanya sejenak dan menatap Iqbaal dengan tatapan serius.
"tolong jaga (namakamu) ya Baal, jangan tinggalin dia"
Saat Iqbaal hendak menjawab ucapan Gazza, (namakamu) pun datang menghampiri.
"Ups, gue ganggu moment Lo berdua ya? Lo berdua benar-benar nyusahin gue mulu, heran" ucap (namakamu) dengan memainkan gunting yang ia bawa
Iqbaal dan Gazza tersenyum sumringah melihat (namakamu) yang datang untuk menyelamatkan mereka berdua.
Setelah menggunting tali yang mengikat Iqbaal dan Gazza mereka bertiga segera berlari menuju ke arah mobil.Di sela-sela berlari mereka mendengar suara tembakan yang berasal dari ruangan Gior yang di sekap Aurel.
Iqbaal,Gazza dan (namakamu) mengentikan aksi lari-larian mereka dan
(namakamu) kembali berlari ke arah ruangan Gior."(namakamu)" teriak Gazza
Namun tak di dengar oleh (namakamu).
"Cari bensin Baal, gue susul (namakamu) dulu" ucap Gazza berlari meninggalkan Iqbaal
Iqbaal pun kembali berlari ke arah mobil mereka dan mencari bensin.
Sesampainya (namakamu) di ruangan Gior bertapa terkejutnya ia.
Ia melihat darah yang mengalir di lantai keramik dan juga Aurel yang sedang memegang pistol, dan Aurel merogoh handphone yang berada di saku celananya."Hallo 199, seseorang menembak suami saya hingga tewas di motel. Seorang gadis dan dua pria silahkan kirim polisi ke sini secepatnya"
(namakamu) menatap Aurel dengan mata berkaca-kaca "kenapa jadi gini mbak?"
Aurel tak menjawab pertanyaan dari (namakamu) ia hanya menampilkan wajah datarnya, hingga Gazza menarik paksa (namakamu) agar segera meninggalkan motel.
***
"Lo yakin kakak Lo bakalan bantu kita?" Tanya (namakamu) pada Gazza yang fokus menyetir
"Yakin, dia satu-satunya harapan gue. Setidaknya kita bisa tinggal di sana sebentar, gue yakin ngga ada yang bisa nemuin kita dan satu lagi gue punya flash disk yang terdapat rahasia Luciano"
Iqbaal mengernyit heran "Gazz Lo belom kasih tau gimana cara Lo bisa dapat flash disk itu?"
Gazza hanya menghiraukan pertanyaan dari Iqbaal, (namakamu) melirik ke arah Iqbaal yang duduk di kursi belakang dengan wajah yang kesal.
"Berhenti Gazz" bentak Iqbaal
Gazza menepikan mobilnya dengan segera Iqbaal keluar dari mobil milik Gazza dengan gerakan cepat Gazza berhasil mengejar Iqbaal.
"Baal Lo dengarin penjelasan gue dulu"
"Lo main rahasia sama gue, asal Lo tau gue kembali lagi dalam permasalahan Lo itu karena gue mau bantuin Lo Gazz" bentak Iqbaal pada Gazza
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [IDR]
RandomWarning 🔞 Menceritakan tentang seorang anak Mafia yang bernama Iqbaal Frederick berkehidupan yang tenang, ia juga menyukai seni. Iqbaal merupakan anak semata wayangnya dan kesayangan Luciano dan Rike. Luciano tidak akan membiarkan putranya tersakit...