Iqbaal memeluk (namakamu) dari belakang, mereka berdua tertidur setelah melakukan aksi panas tadi Iqbaal seperti lepas kendali bisa-bisanya ia sampai melakukan hal itu bersama (namakamu).
Ia menggeliat dan terduduk melihat (namakamu) yang sedang terlelap dalam tidurnya, Iqbaal memakai kembali pakaiannya dan keluar dari mini bus untuk melihat apakah Gazza ada di luar atau tidak, Iqbaal mulai mengedarkan pandangannya namun ia tak melihat Gazza.
"(namakamu), bangun Gazza belom balik juga" ucap Iqbaal menggerakkan tubuh
(namakamu) agar terbangun"Gue cari Gazza dulu, Lo pakai lagi pakaian Lo" lanjutnya
(namakamu) hanya menganggukkan kepalanya ia masih lemas dan mengantuk.
Iqbaal berlari ke arah ruangan Kevin ia sangat mengkhawatirkan Gazza, ia melihat Kevin duduk seorang diri dengan melamun, tanpa basa basi Iqbaal membuka pintu ruangan Kevin.
"Kev, Lo liat Gazza nggak?"
"Gazza udah lama balik ke bus"
"Dia nggak balik ke bus Kev"
Kevin mendekati Iqbaal "Baal Lo nggak bisa lama di sini ada seorang yang udah ngeliat Lo dan berita tentang Lo udah menyebar"
"Lo serius apa yang udah terjadi?"
"Lo nggak perlu tau sekarang juga Lo harus pergi dari sini, jangan sampai terlambat gue nggak bisa bantuin Lo lagi"
Kevin membuka laci mejanya dan mengeluarkan pistol ia menyerahkan kepada Iqbaal.
"Bawa ini buat jaga-jaga"
"Thank you bro, sorry udah ngerepotin Lo"
Kevin menganggukkan kepalanya "hati-hati"
Iqbaal berlari menuju mini bus malam ini juga ia dan (namakamu) akan pergi dari kawasan hutan wisata ini.
"(namakamu)...(namakamu)" teriak Iqbaal
Mendengar teriakan Iqbaal (namakamu) segera keluar dari bus.
"Gimana? Gazza udah ketemu?"
"Belom, kita harus pergi sekarang kita bisa cari Gazza di jalan"
"Apa yang udah terjadi Baal?"
"Kita udah terlacak, mereka bisa kirim berita ke ayah"
"Sialan!" Umpat (namakamu)
"Ayo (namakamu)"
Iqbaal memasuki mobil Gazza yang terparkir di sebelah mini bus di ikuti oleh (namakamu)
***
"Jadi gimana?"
Kevin yang sedang melamun dengan menatap amplop berwarna coklat yang berisi uang, ia tersentak akan kehadiran partner kerjanya yang bernama Grey.
"Kasih gue waktu untuk berpikir"
"Di mana Lo bawa Gazza dan temannya? Lo laporin keberadaan mereka sama Luciano?" Tanyanya
Grey menggelengkan kepalanya cepat "gue nggak ngelakuin itu, gue ke sini cuma mau nanya jawaban Lo tentang mereka yang mau izin penelitian"
"Di mana Gazza?" Teriak
Grey terkejut dan menoleh ke belakang peluru melesat tepat di dadanya seketika Grey tumbang. Seseorang tersebut melangkah mendekati Kevin dengan pistol mengarah ke arah Kevin.
"Di mana Gazza?"
Kevin tak menjawab ia malah diam di tempatnya dengan segera seorang tersebut mengikat kedua tangan Kevin di kursi kerjanya, Kevin memberontak namun ia tak bisa melawan.
Pria tersebut menampar wajah Kevin dengan kasar "di mana Gazza?"
"Kasih tau gue sebelum kesabaran gue habis" teriaknya
Ia menarik rambut Kevin ke belakang dengan kuat "Lo tau adik Lo itu bajingan, pembunuh dan juga pelacur dia nyulik anak Mr.Luciano sebagai sandera"
"Lo pembohong" desis Kevin
"Lo bego! Mudah di bohongin sama adik sendiri, cepat Lo kasih tau di mana Gazza sekarang dan Lo bisa bebas"
"Lo nggak punya saudara laki-laki, Lo juga nggak punya orang yang Lo cintai dan Lo nggak bakalan ngerti" ucap Kevin menundukkan kepalanya
Pria tersebut geram akan ucapan yang di lontarkan oleh Kevin ia hendak menembak Kevin namun...
"Marc berhenti" teriak seorang gadis
Gadis tersebut melangkah menuju kursi Kevin dan berjongkok di depannya.
"Gue minta maaf, tapi Lo harus kasih tau kita di mana Gazza? Lo gak terlibat di sini"
"Kasih tau kita dan Lo bisa pergi dari sini" lanjutnya
"Mel Lo buang-buang waktu aja dia nggak bakalan kasih tau"
Mereka adalah Amel dan Marco. Marco mulai mengarahkan pistolnya tepat di kepala Kevin, sementara Amel menjauhi mereka berdua.
"Mel Lo mau tau kan dunia Ben?" Tanya Marco seraya menyerahkan pistol kepada Amel
"Tembak dia" lanjutnya
Dengan ragu Amel mengambil pistol yang di sodorkan untuknya, Amel mulai mengarahkan pistol tersebut tepat di kepala Kevin dan sekali tarik Amel berhasil menembak Kevin.
***
(Namakamu) mendesah frustasi "gue nggak liat Gazza dari tadi"
Sudah satu jam lebih Iqbaal mengendarai mobil dengan kecepatan sedang guna untuk mencari Gazza namun ia dan (namakamu) tidak menemukannya.
"Mungkin Gazza udah balik ke rumahnya"
"Nggak mungkin (namakamu)"
(namakamu) menghela nafasnya ia menatap ke arah jalanan yang sepi karena sudah sangat larut malam, bagaimanapun ia juga mengkhawatirkan keadaan Gazza.
Bersambung.........
See next part :)
Jangan lupa vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [IDR]
RandomWarning 🔞 Menceritakan tentang seorang anak Mafia yang bernama Iqbaal Frederick berkehidupan yang tenang, ia juga menyukai seni. Iqbaal merupakan anak semata wayangnya dan kesayangan Luciano dan Rike. Luciano tidak akan membiarkan putranya tersakit...