(namakamu) menatap uang yang berada di koper yang ia ambil tadi cukup lama
(namakamu) menatap uang tersebut hingga akhirnya ia menutup koper dan membawanya menuju lift."Gue bakalan bawa uang ini pergi dan hidup gue bakalan tenang" ucapnya
(namakamu) memencet tombol yang berada di lift tersebut namun tak terbuka ia coba memencet lagi hingga berkali-kali namun pintu lift tak kunjung terbuka.
Salsha dan Adis yang sepertinya sedang pulang berbelanja pun menghampiri (namakamu) yang terlihat kesal.
"Haii (namakamu)" sapa Salsha
"Lo mau kemana? Lo masih ingat gue kan?"tanyanya
(namakamu) menghiraukan Salsha dan Adis ia berusaha memencet tombol lift lagi namun pintu lift tak kunjung terbuka.
"Lift sialan" desis (namakamu)
"Wajar lift ini udah tua jadi ya suka macet" ucap Adis
"Ini teman gue Adis" ucap Salsha tersenyum manis
(namakamu) menatap Salsha dan Adis jengah.
"Wah koper ini merk apa (namakamu) bagus banget" ucap Adis seraya memegang sedikit koper yang (namakamu) bawa
(namakamu) menatap Adis tajam dan membuat Adis ketakutan.
"Eumm (namakamu) kita tau loh apa yang Lo lakuin tadi malam" ucap Salsha terkekeh di ikuti Adis
(namakamu) tak paham apa yang Salsha katakan ia hendak melangkah menuju tangga darurat namun dengan sigap Salsha memegang tangannya.
"(namakamu) ceritain dong gimana rasanya main sama dua cowok" ucap Salsha yang begitu kepo
"Iya (namakamu) ceritain dong biar gue tulisan di cerita gue, Lo tau gue ini penulis novel" sambung Adis
(namakamu) menyentakkan tangannya yang di pegang Salsha.
"Okay, kita ga bakalan nanya masalah pribadi Lo lagi. Ayo Dia kita pergi" ucap Salsha ia menarik tangan Adis agar menjauhi (namakamu)
Ketika (namakamu) hendak memasuki lift bertepatan dengan Gazza yang baru saja keluar dari lift dengan tatapan heran melihat (namakamu).
"Lo mau pergi kemana?"
(namakamu) tak menjawab ia malah menundukkan kepalanya.
"Ayo ikut gue" ucap Gazza ia menarik tangan (namakamu) menuju kamarnya dan mengunci pintu tersebut
(namakamu) duduk di sofa kamar Gazza sementara Gazza menatap (namakamu) tajam.
"Gue mau bantuin Lo, dan Lo malah mau bawa uangnya kabur"
"Gue ga bawa uangnya kabur, gue cuma mau nyariin Lo ke bawah dan gue bawa koper itu supaya ga ilang aja"
Gazza mendekat wajahnya ke telinga (namakamu) "Lo pikir gue ga tau akal jahat Lo, Lo itu pembohong yang licik dan Lo ga cocok kerja di bar"
Desisan Gazza membuat bulu kuduk (namakamu) merinding.
"Ayo kit bagi uangnya gue muak lama-lama sama Lo" ucap Gazza ia kembali duduk di samping (namakamu)
"Lo pikir gue betah sama Lo terus?"
"Jangan banyak bacot ayo buka kopernya"
(namakamu) membuka koper dengan kesal membuat Gazza berdecak, baru saja koper terbuka Marco datang dengan mengerahkan pistol ke arah mereka.
"Diam di tempat atau gue tembak Lo berdua"
Gazza dan (namakamu) mengangkat kedua tangannya mereka hanya menuruti saja karena sudah tak bisa lari kemana-mana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [IDR]
RandomWarning 🔞 Menceritakan tentang seorang anak Mafia yang bernama Iqbaal Frederick berkehidupan yang tenang, ia juga menyukai seni. Iqbaal merupakan anak semata wayangnya dan kesayangan Luciano dan Rike. Luciano tidak akan membiarkan putranya tersakit...