Luciano meletakkan gelasnya dengan kasar, ia beranjak dari duduknya ia menampar pipi Marco dengan keras hingga hidung Marco mengeluarkan darah.
"Kamu gagal membunuh bajingan itu, kamu juga membiarkan dia membunuh istri saya dan juga Ben" bentak Luciano pada Marco
Marco menundukkan kepalanya "saya ga tau dia punya pistol Mr"
"Pasti ada yang bantu dia, saya ga percaya dia bisa bunuh Ben. kamu tau dia tangan kanan saya ga mungkin dia bisa kalah dari pria pelacur itu" ucap Luciano kesal
"Kenapa kamu ga ikut Ben ke bar?"
"Saya mengurus mayat nyonya Berliana Mr"
"Saya kasih kamu kesempatan, bunuh bajingan itu dan bawa mayatnya ke saya dan bunuh juga orang yang bantuin dia. ini kesempatan buat balas dendam Ben untuk mereka" jelas Luciano
Marco menganggukkan kepalanya "terima kasih Mr"
***
Amel membuka laci meja Ben ia mengambil sebuah buku kecil.
"Kita bisa kok buka restoran atau toko kue" lanjutnya
Amel mendelik "kamu mau buka resto? Goreng telor aja gosong"
"Kamu yang masak, aku bagian kasir aja deh" ucap Ben terkekeh
Amel ikut terkekeh ia selalu merasa bahagia saat bersama Ben. Ia bersyukur memiliki Ben.
Ben menatap Amel serius " tapi aku serius mau buka restoran, aku bosan sama kerjaan aku".
"Aku cuma pengen sama kamu selamanya"
Tiba-tiba saja Amel teringat akan ucapan Ben beberapa waktu lalu, ia tersenyum dan meletakkan kotak bekal dan sebotol susu kedelai kesukaan Ben di atas meja.
Ia menyalakan handphonenya dan mengirimkan Ben sebuah pesan singkat.
Ben ❤️
"Aku tadi masakin kamu, di makan ya ada susu kedelai kesukaan kamu juga"
Pintu kamar apartemen Ben di ketuk, mendengar ketukan pintu Amel segera membukanya.
"Marco, ayo masuk"
Amel kira Ben ternyata Marco yang datang dengan wajah lesu dan sedihnya.
"Ben mana?"
"Mel dia udah meninggal kena tembak"
"Apa? Kapan?"
"Malam ini"
"Siapa nembak Ben, Lo ga bisa ngasih tau gue yang sebenarnya?" Bentak Amel
Marco menghela nafasnya "dia di tembak sama orang yang ngelindugi target kita"
"Di mana mayat Ben?"
Amel sudah tak bisa menangis lagi, ia berusaha tegar menerima kenyataan pahit.
"Di mansion Mr. Luciano" ucap Ben ia melihat Amel iba
"Thanks udah ngasih tau gue"
Marco mengangguk dan beranjak dari duduknya " gue harus pergi"
Amel menganggukkan kepalanya.
"Aku pengen kita selalu bersama selamanya"
Ucapan Ben kembali terngiang di telinganya, membuatnya menangis histeris.
Amel menatap kotak bekal dan sebotol susu kedelai membuat hatinya hancur.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia [IDR]
RandomWarning 🔞 Menceritakan tentang seorang anak Mafia yang bernama Iqbaal Frederick berkehidupan yang tenang, ia juga menyukai seni. Iqbaal merupakan anak semata wayangnya dan kesayangan Luciano dan Rike. Luciano tidak akan membiarkan putranya tersakit...