13

807 118 32
                                    

.
.
.
.
.
.

Hari ini Yoongi berangkat kuliah seperti biasa. Dia lelah sekali apalagi tugasnya ternyata menumpuk seperti gunung. Hampir 3 minggu dia absen tanpa alasan. Jika dia tidak berangkat lagi, bisa-bisa dia dikeluarkan dan dirinya tak tau apa yang harus ia lakukan jika itu terjadi.

Sebenarnya dia masih tidak mau jika nantinya bertemu Hoseok.

Ditengah ia berjalan di koridor, Jimin tiba-tiba menghentikan Yoongi dan  berdiri di hadapannya.

"Hyungie... Chim mau minta maaf." Ucap Jimin.

Yoongi mengerutkan keningnya, "Buat apa?" Tanyanya.

"Pokoknya Chim minta maaf kalo selama ini suka ngaduin Hyungie ke Samchon sama Imo."

Yoongi hanya menganggukkan kepalanya.

"Hyungie jangan marah. Nanti Chim gimana?"

"Bagus deh kalo lu sadar. Ya udah gue duluan. Gue ga marah." Ucap Yoongi.

Dia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan adiknya yang masih berdiri di tempat. Yoongi memang tidak suka dengan Jimin yang sering mengadu. Tapi biar bagaimanapun, Yoongi juga tidak bisa marah karena selama ini hanya dia yang tau keadaan Yoongi.

Min Yoongi menatap bangku di sampingnya yang masih kosong. Hoseok tidak berangkat? Atau dia malah kembali ke Amerika? Yoongi mengendikkan bahunya tanda tak peduli. Baguslah, dia tidak harus berurusan dengan perasaannya lagi jika bertemu anak itu. Batinnya.

Walau begitu, ada rasa sedikit rindu kepada anak itu. Semua pesan dan panggilan yang masuk dari Hoseok tak ia hiraukan selama ini.

Yoongi mengalihkan pandangannya kepada dosen yang baru saja masuk. Dia fokus dengan pelajaran saat ini agar bisa melupakan apa yang terjadi.

Seusai kelas selesai, Yoongi berniat langsung pulang karena tak ada yang dia kerjakan sama sekali. Namun di tengah perjalanannya, seseorang tiba-tiba menghadangnya. Yoongi menatap orang yang lebih tinggi darinya itu. Dia memakai jas dan juga kaca mata hitam. Siapa ini? Pikirnya.

"Maaf, siapa?" Ucap Yoongi. Orang itu membuka kacamatanya dan menatap Yoongi.

"Min Yoongi? Bisa kita bicara sebentar?"

"Maaf saya tidak kenal anda. Lagipula ada masalah apa sampai saya harus bicara dengan anda?"

"Saya Kim Namjoon. Pembicaraan kita ini sangat penting karena ini menyangkut anak saya. Kim Hoseok." Ucap Namjoon. Yoongi terkejut saat mendengarnya. Ternyata ini daddy dari Hoseok? Apa dia baik-baik saja? Mengapa sampai Ayahnya yang menemuinya?

"Tapi kalo aku nangis atau ada masalah, daddy maju paling depan." Ucapan Hoseok terdengar kembali di pikiran Yoongi.

"Ah.. Maafkan saya, Tuan. Tapi ada apa ya? Apa dia baik-baik saja?"

Namjoon menghela nafas, "Dia baik."

Syukurlah, Yoongi lega mendengarnya.

"Tapi dia jadi anak yang lebih pendiam. Tidak seperti anak yang saya kenal." Ucap Namjoon.

Anak seceria itu bisa berubah?

"Lalu.. bagaimana Tuan?" Ucap Yoongi bertanya.

Namjoon kembali menghela nafas, "Dia beberapa kali ngomong kalo pengin kuliah lagi. Tapi takut kalo kamu marah atau jauhin dia. Bisa kamu ceritain kenapa anak saya bisa jadi gini?"

Yoongi ikut menghela nafas, "Sebenarnya saya nggak ada niat mau bikin Seokie begitu Tuan. Saya cuma, tidak bisa menahan perasaan saya jika dekat dirinya. Jujur, saya menyukai anak tuan. Tapi beberapa kali perkataan dirinya membuat saya kacau. Saya akui jika saya egois dan kekanak-kanakan. Tapi ada alasan lain mengapa saya begitu. Saya tidak bisa menjelaskan lebih detail." Ujar Yoongi. Namjoon mengangguk-anggukan kepalanya. Paham maksud dari anak di depannya ini.

(Not) Gender Switch [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang