Part 14 Rapat bersama

1K 67 10
                                    


"Eh tunggu.. macam mana kau boleh tahu soal itu?." Tanya Yaya heran. Yaya menatap Boboiboy dengan tatapan mengintimidasi. Ia sungguh tak mengerti, bagaimana bisa Boboiboy mengetahui hal itu sedangkan dirinya tak pernah menceritakannya kesiapapun. Bahkan saat itu Yaya tak melihat ada orang selain dirinya dan Amar.

'Alamak..apa aku akan dicap penguntit?.' Batin Boboiboy.

Pov Boboiboy

"Cuman insting." jawabku singkat. Aku masih belum berani bertatapan dengan Yaya.

"Hey Boboiboy.. kau lihat kemana? Lihat aku..dan katakan sejujurnya, kau tahu darimana?." Tanya Yaya padaku.

"Kau tak suka sangat ke? bila aku tahu." Jawabku kesal. Yaya hanya menghela nafasnya pelan.

"Dah lah.. tak pe bila kau tak nak cakap tentang soalan tu."

"Kenapa kau dekat sangat dengan kak Amar." Tanyaku kesal. Yaya hanya terdiam. Aku meliriknya sedikit lalu berbalik arah lagi menatap kosong kearah berlawanan.

"Boboiboy.. apa kau.."

"Yaya!!" Ucapan Yaya terpotong. Tiba-tiba wanita dengan rambut sebahu, datang menghampirinya. Ya, dia adalah Kak Nana senior kami. Ini pertama kalinya aku bertemu dengan Kak Nana setelah kejadian itu. 'Apa dia baik-baik saja?' Batinku penasaran.

Nana berhenti sejenak. Ia terdiam menatapku. Aku yang tak yakin bila sedang ditatap Kak Nana, langsung melihat kebelakang. Memeriksa apakah ada orang dibelakangku yang sedang Kak Nana tatap. Ternyata tidak ada.

"Boboiboy.." Panggil Kak Nana lembut.
"Hai.. maaf Boboiboy tak bisa jenguk Kakak."

Kak Nana masih berdiri kaku. Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Kulirik Yaya yang tidak jauh dariku. Terlihat ia tampak tak nyaman dengan suasana ini. Baru saja aku hendak mencairkan suasana, Kak Nana tiba-tiba memelukku. Ya, tentu saja aku terkejut. Kulirik Yaya sebentar, ia pun tampak memalingkan wajahnya. Segera, aku mencoba melepaskan pelukan Kak Nana dariku.

"Eh.. Kak.. anu."

"Boboiboy.. kau ok?." tanya Kak Nana.

"Aku ok je Kak.. tak sah risau."

"Eghmm.. Kak, bukankah kita ada rapat? jom kita pergi." Ucap Yaya. Tampaknya ia tampak tak senang aku berpelukan ngan Kak Nana. Tapi, ia pun berpelukan dengan Kak Amar. Kenapa dia.. hah.. sudahlah.

"Boboiboy.. sampai jumpa lagi.." Kak Nana melambaikan tangan seraya berlari menyusul Yaya yang sudah pergi lebih dulu.

Pov Yaya
Mungkin kalian tak mengetahuinya. Sebenarnya semalam aku sudah merenungkannya. Merenungkan perasaanku selama ini pada Boboiboy. Aku sudah berniat belajar memasak lebih giat. Aku tahu bahwa selama ini, Boboiboy hanya makan mie dikantin. Aku saja hampir begidik melihatnya makan mie setiap harinya. Aku berharap ususnya masih sehal wal afiat. Ku siapkan masakan lebih banyak dari biasanya, supaya dapat kuberikan ke Boboiboy. Aku sempat ragu untuk sesaat. Apakah rasa sukaku akan kelihatan jelas bila aku melakukan ini? Tapi, pada akhirnya kutepiskan pikiran itu dari otakku. Tak masalah, yang penting pencernaannya tidak rusak diusia semuda itu. Tapi apa bayarannya sekarang? Aku malah dipertontonkan aksi pelukan dengan kualitas HD. Kalau aku tak ingat bahwa Kak Nana termasuk anggota osis, mungkin aku akan mencatatnya dibuku kedisiplinanku dengan pelanggaran berbuat tidak senonoh dilingkungan sekolah.

"Hei..Yaya.. tunggu.. jalanmu cepat sekali lah.." Teriak Kak Nana yang berlari mengejarku.

Aku akhirnya menghentikan langkah kakiku, untuk menunggu Kak Nana. Setelah Kak Nana akhirnya dapat menyusulku dengan terengah-engah. Ia menarik nafas lalu menatapku dengan tatapan aneh.

Friend Become Love (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang