01

10.5K 416 1
                                    

Kau percaya padaku?


Vivian tiba-tiba membuka matanya

Hotel presidensial suit, tempat tidur yang cukup besar untuk menampung dua orang tidur.

Dia berbaring di tempat tidur, telanjang. Dan di kamar mandi kaca buram, ada seorang pria bertubuh kuat, dibelakang punggungnya, mandi.

Bagaimana dia bisa berada di sini?

Tepat saat dia mengingat sesuatu, pintu kamar mandi didorong terbuka dan pria itu keluar dengan handuk mandi melilit tubuh bagian bawahnya.

Wajahnya tampan, mata membawa perasaan gelisah, bertubuh tinggi, garis-garis otot menonjol atletis.

Pada pandangan pertama, dia adalah seorang veteran.

"Bangun?" Kata Darel sambil tersenyum

Vivian belum mencerna, ekspresinya agak lamban.

Darel tidak terlalu peduli. Wanita ini, Vivian terkenal membosankan. Seorang perawan tua yang dikenal dilingkaran orang kaya maupun orang biasa.

Dia sudah bertahun-tahun menikah tapi masih perawan.

Orang yang sangat kaku dan konservatif.

Jika keadaan tidak memaksanya keluar dari rumah mertuanya, dia tidak akan pernah melihatnya, menyeretnya ke tempat tidur.

Darel berjalan ke samping tempat tidur sambil melepaskan handuk mandi. "Senang kau bangun, ayo kita lakukan"

Dia mengira saat dia mengatakan hal ini, Vivian akan menunduk dan ketakutan dalam rasa malu.

Seorang perawan tua yang belum pernah melihat tubuh pria sebelumnya.

Akibatnya, Vivian menurunkan matanya, perlahan-lahan turun menatap bagian bawah tubuhnya, tiba-tiba sudut mulut terangkat, tidak bisa menahan tawa.

Darel: "....."

Adik laki-lakinya, ditertawakan?

Miliknya, ditertawakan oleh seorang perawan?!

Darel bergegas ke tempat tidur, langsung menekannya, dan mencibir "Lalu, saat Adryan datang dan melihat kita, kau harus menangis di bawahku, atau aku akan membunuhmu."

Vivian akhirnya mengingatnya.

Dia juga mulai mengenang saat pertama kali bertemu dengan suaminya, yang juga adalah orang yang mendorongnya sampai sejauh ini.

Dia adalah wanita tradisional yang selalu memekai pakaian lengan panjang menutupi leher dan mata kaki bahkan dimusim panas, sangat tidak menarik, tapi di bawah perintah kakek Adryan, pria itu terpaksa menikahinya.

Adryan sangat bosan dan muak melihatnya, penampilannya sangat tidak menarik, sehingga dia membanting pintu dan meninggalkannya sendirian di malam pernikahan mereka, membuatnya menjadi bahan tertawaan semua orang.

Tiga tahun pernikahan, serasa sendirian.

Adryan sangat membencinya dan ingin menceraikannya, tetapi tidak berani pada kakeknya.

Dan adik perempuan Darel sejak lama menginginkan posisi istri Adryan.

Dia memaksa saudaranya memberikan obat bius padanya dan membuat perzinahan, sehingga Adryan punya alasan untuk menceraikannya.

Dengan kata lain, Adryan meminjam tangan adik perempuan Darel.

Dia menghela napas sedih, kenapa hidupnya sangat sial.

Dia akan menendang Darel saat pintu tiba-tiba terbuka.

Seorang pria tampan masuk, berjalan dengan santai, matanya sekilas menyapu menyapu mereka.

"Sepertinya aku sudah mengganggu kalian"

Hebat, tertangkap basah.

Langkah kaki Adryan tidak cepat atau lambat, dia pergi ke sofa dan menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri, berkata dengan santai "Kalian lanjutkan saja, aku akan menunggu."

Darel melihat anggur di tangannya, matanya seperti rubah.

"Yo, orang suci sepertimu punya waktu untuk menonton permainan ranjang orang lain?"

Adryan dengan anggun meminum anggur merahnya, nadanya acuh tak acuh "Orang itu adalah istriku"

Darel semakin dekat dan semakin menekan Vivian di bawahnya, mulutnya pantang menyerah dan semakin tidak bermoral "Jadi, kau datang ingin bergabung? Kita bisa melakukannya bertiga, atau hanya melihat permainan istrimu?"

Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Adryan, dia meminum suapan terakhir. dia tidak menjawab tapi datang ke tempat tidur.

Vivian malu berbaring dibawah Darel. Dia terbungkus selimut tapi dia telanjang dan darel semakin menekan tubuhnya.

Adryan meliriknya dengan tenang.

Vivian menggigit bibirnya, wajahnya menunjukkan kepanikan dan ketakutan, suaranya bahkan terdengar menyedihkan dan tegang.

"Ryan, apa kamu percaya padaku?"

Dengan senyum lembut, dia menjawab "Tentu saja, aku percaya kalau wanita membosankan dan bodoh sepertimu tidak akan selingkuh."

Mata Vivian bersinar dengan cahaya harapan.

Tapi kata-katanya selanjutkan menghancurkan harapannya "Tapi, selama kakek percaya kau selingkuh, kita bisa cepat bercerai." karena tembok raksasa yang sebenarnya adalah kakek.

Adryan mengeluarkan surat cerai dengan nada sarkastik "Cepat tanda tangani, aku tidak sudi bersama denganmu meski hanya sedetik lagi."

Vivian menatap kosong.

Dia dipermainkan.

Dia siap. Lelucon ini berada dalam pengawasannya, dia menoton dari sudut.

Dia tahu adik Darel, Disa, menyukainya. Dia hanya perlu mengucapkan beberapa kata dengan santai pada wanita itu, maka Disa dengan bodohnya menggunakan kakaknya memberi obat kepadanya.

Setelah pingsan, dia ditarik ke tempat tidur Darel.

Lalu dia datang sebagai korban, menangkap para pezinah langsung di tempat tidur, dengan bukti di tangan, kakek akan setuju untuk membubarkan pernikahan.

Harapan yang terkandung di mata Vivian berangsur-angsur memudar, suaranya gemetar "Surat cerai?"

Adryan menatapnya merendahkan, semakin memperdalam senyumnya yang mengejek " Apa? Kau tidak rela melepaskan posisi nyonya rumahku? Aku memiliki rekaman kamar hotel. Kalau kau tidak mau tanda tangan, video cucu menantu kesayangannya yang telanjang bersama pria lain di kamar hotel akan sampai ke meja kakek."

Darel melihat ini dan kembali dari keadaan bingung.

Menyadari Adryan, bajingan ini, sejak awal sudah tahu rencananya, dan menggunakannya untuk menyingkirkan Vivian, dia sangat marah!.

Dia adalah, putra sulung keluarga terkenal di kota A, dan terkenal karena keahliannya dalam berburu wanita, kapan dia dimanfaatkan untuk merebut istri orang?

Kalau bukan karena permohonan saudara perempuannya yang tersayang, untuk apa dia menarik Vivian, perawan tua yang tidak memiliki sosok dan membosankan?

Jika si bajingan Adryan benar-benar menyebarkan videonya, orang-orang akan berpikir tipe wanitanya semakin rendah, istri orangpun direbut.

Mau diletakkan dimana wajahnya?.

Darel ragu-ragu dan Vivian memiliki kesempatan merobohkannya.

Dia mengangkat kakinya dan menendang tubuh bagian bawah Darel.

Darel hanya merasakan sakit dari tubuh bagian bawahnya naik ke dadanya, dia berteriak dan jatuh dari tempat tidur.

Dia meringkuk seperti udang dan menutupi bagian bawahnya, wajahnya merah dan putih.

Adryan menarik sudut mulutnya dan bertanya dengan manis "Apa aku perlu menelepon dokter?"

Cinderella (Ex wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang