03

5.4K 355 5
                                    

Mendapatkan apa yang dia inginkan. Tapi, kenapa dia merasa jengkel?



Adryan bangun dengan sakit kepala yang membelah, memegangi kepalanya, dia duduk dan melihat sekeliling dengan kerasukan.

Tiba-tiba matanya yang bingung menjadi cerah. Apa yang sudah dia lakukan semalam?.

Masih menunggu ingatannya berkumpul, dia merasakan sakit di lengannya saat mengulurkan tangan mengambil air di meja samping.

Ekspresi Adryan menjadi jelek. Dia mengabaikan lukanya lalu mulai mengingat episode tadi malam.

Kecelakaan yang aneh, bagaimana dia tidak bisa menahan diri melihat tubuh Vivian?.

Dia masih bisa merasakan tubuh lembutnya saat dia menutup matanya.

Dia gemetar di bawahnya, bibir merahnya mengerang tak berdaya.

Tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, suaranya sangat memikat.

Setiap kali dia bersuara, itu merdu dan manis yang membuat telinganya mati rasa dan hatinya tidak mau melepaskan.

Ternyata wanita membosankan ini memiliki sisi ini pada dirinya.

Adryan mencibir, karena dia berhubungan intim dengannya, dengan gaya feodalnya, dia pasti tidak akan pernah melepaskannya seumur hidup.

Dia bangkit dari tempat tidur tapi melihat dia sendirian, bahkan tidak ada bayangan Vivian disana.

Kamar mandi juga kosong.

Dia mengerutkan kening, menyalakan shower dan mulai mandi.

Sss.......

Ada sengatan datang dari punggungnya.

Adryan memeriksa di cermin. Punggungnya ternyata penuh dengan bekas cakaran kuku. Beberapa tempat bahkan kulitnya terkelupas dan memiliki darah kering.

Sangat dalam?

Berapa banyak kekuatan yang dikumpulkannya untuk mencakarnya?.

Adryan dengan tenang merenungkan situasi intens semalam.

Gambar-gambar gerah dan erotis membuat tubuhnya mulai gelisah lagi.

Adryan menekan stimulasi tubuhnya, lalu berpakaian dan pergi.

Dia melirik kasur yang berantakan dan terlihat percikan merah mencolok. Dia menatap sejenak sebelum menyadari apa itu.

Memang benar bahwa sebagian besar wanita setelah berhubungan pertama akan meninggalkan jejak darah.

Adryan tidak menyadari hatinya melunak sedikit. Karena obat itu, dia benar-benar memaksa seorang wanita, yang tidak berpengalaman dengan urusan yang penuh gairah.

Meskipun dia membenci Vivian, hal ini terjadi karena ulahnya sendiri.

Adryan hanya berhati lembut sesaat.

Dengan wajah datar dia memikirkan bagaimana cara mengungkapkan masalah ini kepada keluarganya. Yang terpenting adalah reaksi kakek.

Dan sepertinya, mereka tidak menggunakan kontrasepsi semalam.

Wajahnya langsung menjadi suram. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Vivian.

Butuh beberapa saat sebelum telepon terhubung.

Adryan sedikit tidak terbiasa. Sebelumnya, saat dia menelepon, Vivian akan langsung mengangkat dalam beberapa detik.

"Apa kau minum pil kontrasepsi setelah pergi?"

Cinderella (Ex wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang