14

18 2 0
                                    


Suasana malam kali ini di penuhi para santri yang ingin merayakan Millad pesantren yang ke-15 Tahun, memang pasalnya pesantren Ar-Rahman ini baru beroprasi sekitar lima belas tahun belakangan, belum lama memang seperti pesantren lainnya, namun pesantren Ar- Rahman ini juga tidak kalah jauh seperti pesantren pesantren lainnya yang sudah lama beroprasi ber tahun tahun, dan jangan di ragukan lagi soal santri santri yang belajar disini tidak kalah dengan pesantren lainya yang berada di dalam kota maupun luar kota

Tidak hanya para santri yang ikut merayakan, namun bayak dari luar sana yang ikut merayakan Millad pesantren, seperti kerabat Ki'ai Zidan dari dalam kota maupun luar kota ikut serta, banyak juga para pedagang pedagang asongan yang bertenjer di luar gerbang Asrama yang ikut merayakan Millad kali ini, semakain ramai maka semakin meriah

Semua penitia yang di tunjuk sebagai andil dari acara kali ini terlihat sangat sibuk menyiapkan peralatan seperti, pengeras suara dan lain sebagainya, begitupun dengan para santri yang akan menampilkan  bakat mereka di atas panggung yang akan meramaikan Millad pesantren kali ini

Lapangan gabungan santri wanita dan laki laki sudah di sulap menjadi sebuah panggung yang akan menjadi pusat para santri melihat, tidak hanya panggung saja para pengurus juga menambahkan lampu kerlap kerlip yang akan menghiasi malam yang gelap di tambah sentuhan bunga bunga yang menghiasi panggung supaya terlihat lebih indah

Para santri wati menggunakan busana muslim yang sudah di sediakan untuk menyambut hari hari special seperti sekarang, begitupun juga dengan santri putra menggunakan baju yang sudah di sediakan

Rere sudah siap dengan penampilannya sekarang, dan ia berada di sebuah rumah inap yang di khususkan untuk tamu seperti orang tuanya sekarang

Ia melihat banyak sekali santri putra maupun putri yang berkeliaran di depannya, pasalnya rumah inap ini di hadapkan langsung pada sebuah lapangan gabungan yang kini di sulap menjadi sebuah panggung, sehingga ia leluasa melihat aktivitas para santri yang terlihat sibuk

"Kamu gak sama temen temen kamu?" Tanya Yanti pada Rere yang terus menempel pada dirinya

"Nggak dulu ah ma, masih rinduu." Ucap Rere kembali menggelayut pada salah satu tangan Yanti

Yanti menggelengkan kepalanya sambil mengusap kepala Rere yang terbalut hijab segi empat itu

"Aku nggak mau nyia nyiain waktu sama mama dan papa." Gumamnya lagi membuat hati yanti sedikit berdesir

Ada sebuah rasa bersalah terbesit dalam hatinya, awalnya ia tidak rela anak satu satunya sekolah di asrama seperti ini, namun ia juga berfikir bahwa ini adalah jalan satu satunya untuk anaknya supaya ia berubah

Tidak akan ada orang tua yang mau anaknya terus mementingkan urusan dunia, semua orang tua mau menginginkan anaknya tumbuh menjadi seseoarang yang baik

Perubahan itu bukan berasal dari orang lain melainkan dari inisiatif diri sendiri

Terdengar suara pengeras suara dari MC wanita, yang tandanya acara akan segera di mulai, semua para santri sudah menempatkan dirinya pada tikar yang memang di khususkan untuk santri

Rere melepaskan dirinya dari tangan yanti dan membenarkan letak hijabnya yang sempat berantakan

"Acara nya udah mau mulai ma, kita kesana aja." Suara berat Reno membuat kedunya menoleh secara bersamaan

Reno menggunakan setelan yang tidak pernah Rere lihat sebelumnya, jika reno selalu memakai pakaian rapi dan dasi yang selalu melingkar di lehernya kali ini ia menggunakan baju muslim warna putih yang di padu dengan kopiah berwarna putih

"Papa beda banget." Ucap Rere merasa takjub

Reno terkekeh mendengar ucapan anaknya barusan "Bisa aja kamu ini."

Berawal Dari PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang