Warna kemilau jingga yang awalnya menebar pesona sudah tergantikan dengan warna gelapnya malam yang dihiasi pernak pernik malam, waktu sudah menunjukan pukul delapan lewat lebih dengan keadaan pesantren yang masih ramai dengan santri putri maupun putra yang masih berkeliaran di sekitar pesantren, kerlap kerlip lampu menerangi setiap penjuru pesantren yang cukup luas terbentang, terlihat bangunan bangunan pesantren yang kokoh berdiri dari atas sanaRere dan santri lainnya yang sudah mengerjakan sholat berjamaah kembali ke asrama masing masing untuk makan malam bersama
Rere menaruh alat alat sholat kembali ke dalam lemarinya
Rere membuang nafas lelah "Capek juga ya." Gumam Rere yang mampu di dengar Isma yang berada di sampingnya
"Nanti kamu juga terbiasa." Ucap Isma membuat Rere menoleh
"Oh iya, rahma mana ya?" Tanya Isma pada dirinya sendiri, karna pas pulang dari mesjid Rere maupun Isma tidak melihat keberadaan Rahma
"Ke toilet kali." Rere menimpali
Isma mengangguk dan membawa sebuah sendok dan juga piring dari dalam lemarinya
"Yuk." Ajak Isma membuat Rere bingung
"Kemana?" Tanya Rere sambil menautkan alisnya
Isma membuang nafas pelan "Makan malam yuk."
"Tapi-
"Ayok ah." Isma memotong ucapan Rere menarik tangannya hingga keluar dari dalam asrama, tapi sebelum itu Rere sempat mengambil alar makan yang sudah mama nya siapkan, mama lagi apa ya?
Sepanjang jalan mereka celingukan kesana kemari mencari keberadaan sahabatnya rahma
"Duh! Kemana si." Umpat Isma yang mulai kesal sendiri
Mata Rere terus menelisik ke setiap penjuru asrama dan matanya menangkap Rahma yang sedang duduk di pendopo sambil membaca sebuah surat di tangannya
Rere menepuk pundak Isma "Is! Itu bukannya si Rahma ya!? Tunjuk Rere
Isma mengikuti arah pandang Rere dan benar disana sudah ada Rahma yang sedang membaca sebuah surat, kira kira surat apa, cinta kah?
"Ayok samperin!" Ajak Isma dan diikuti Rere
Rere dan Isma sama sama berjalan ke arah Rahma yang sedang duduk
"Ma!" Panggil Isma membuat sang empu terkejut
Rahma menundukan pandangannya membuat Rere dan Isma bingung
Isma mendudukan tubuhnya di sebelah Rahma begitupun dengan Rere "Ma, kanapa sih? Dari tadi di cariin, malah disini, ngapain sih?" Dumel Isma namun Rahma hanya diam
Rahma mengangkat wajahnya dan langsung menyambur kepelukan Isma
Isma terkejut dengan perlakuan Rahma" Ma hey! Kenapa?" Tanya Isma yang mulai panik begitupun dengan Rere yang menyentuh pundak Rahma yang bergetar
Isma makin di buat bingung dengan sikap Rahma yang tiba tiba menangis, Rahma menyodorkan sebuah surat yang tadi di bacanya kepada Rere
"Apa nih?" Gumam Rere
Rere mebuka surat itu dan langsung membacanya
Assalamuallaikum bidadari duniaku namun belum tentu jadi bidadari surgaku, kalau surat ini udah di tangan kamu berarti kamu udah baca surat ini, walau ini pahit tapi ini demi kebaikan bersama, aku tau ini berat bagi aku maupun kamu tapi ini jalan yang terbaik buat kita berdua, aku harus nyatakan bahwa kita harus pisah di karnakan aku harus pindah pesantren, maafin aaku ya Rahmaku:( semua kenangan yang kita lewati anggap aja angin lalu yang pernah pernah singgah dari timur ke barat hanya singgah tapi tak mentap seperti kita:( aku gak mau kalo kamu sampe lupain aku. Kamu nangis? Maafin aku ya Rahma tapi ini yang terbaik, Assalamuallaikum wr wb
KAMU SEDANG MEMBACA
Berawal Dari Pesantren
Roman pour AdolescentsTidak ada satupun orang tua yang mau anaknya terlalu sibuk dengan urusan duniawi, menikmati masa muda dengan tingkah laku yang buruk ataupun bergaul dengan orang orang yang jauh dari agama Kisah ini terjadi pada salah satu Gadis yang mempunyai masa...