6

14 2 0
                                    


Warna kemilau jingga yang awalnya menebar pesona sudah tergantikan dengan warna gelapnya malam yang dihiasi pernak pernik malam, waktu sudah menunjukan pukul delapan lewat lebih dengan keadaan pesantren yang masih ramai dengan santri putri maupun putra yang masih berkeliaran di sekitar pesantren, kerlap kerlip lampu menerangi setiap penjuru pesantren yang cukup luas terbentang, terlihat bangunan bangunan pesantren yang kokoh berdiri dari atas sana

Rere dan santri lainnya yang sudah mengerjakan sholat berjamaah kembali ke asrama masing masing untuk makan malam bersama

Rere menaruh alat alat sholat kembali ke dalam lemarinya

Rere membuang nafas lelah "Capek juga ya." Gumam Rere yang mampu di dengar Isma yang berada di sampingnya

"Nanti kamu juga terbiasa." Ucap Isma membuat Rere menoleh

"Oh iya, rahma mana ya?" Tanya Isma pada dirinya sendiri, karna pas pulang dari mesjid Rere maupun Isma tidak melihat keberadaan Rahma

"Ke toilet kali." Rere menimpali

Isma mengangguk dan membawa sebuah sendok dan juga piring dari dalam lemarinya

"Yuk." Ajak Isma membuat Rere bingung

"Kemana?" Tanya Rere sambil menautkan alisnya

Isma membuang nafas pelan "Makan malam yuk."

"Tapi-

"Ayok ah." Isma memotong ucapan Rere menarik tangannya hingga keluar dari dalam asrama, tapi sebelum itu Rere sempat mengambil alar makan yang sudah mama nya siapkan, mama lagi apa ya?

Sepanjang jalan mereka celingukan kesana kemari mencari keberadaan sahabatnya rahma

"Duh! Kemana si." Umpat Isma yang mulai kesal sendiri

Mata Rere terus menelisik ke setiap penjuru asrama dan matanya menangkap Rahma yang sedang duduk di pendopo sambil membaca sebuah surat di tangannya

Rere menepuk pundak Isma "Is! Itu bukannya si Rahma ya!? Tunjuk Rere

Isma mengikuti arah pandang Rere dan benar disana sudah ada Rahma yang sedang membaca sebuah surat, kira kira surat apa, cinta kah?

"Ayok samperin!" Ajak Isma dan diikuti Rere

Rere dan Isma sama sama berjalan ke arah Rahma yang sedang duduk

"Ma!" Panggil Isma membuat sang empu terkejut

Rahma menundukan pandangannya membuat Rere dan Isma bingung

Isma mendudukan tubuhnya di sebelah Rahma begitupun dengan Rere "Ma, kanapa sih? Dari tadi di cariin, malah disini, ngapain sih?" Dumel Isma namun Rahma hanya diam

Rahma mengangkat wajahnya dan langsung menyambur kepelukan Isma

Isma terkejut dengan perlakuan Rahma" Ma hey! Kenapa?" Tanya Isma yang mulai panik begitupun dengan Rere yang menyentuh pundak Rahma yang bergetar

Isma makin di buat bingung dengan sikap Rahma yang tiba tiba menangis, Rahma menyodorkan sebuah surat yang tadi di bacanya kepada Rere

"Apa nih?" Gumam Rere

Rere mebuka surat itu dan langsung membacanya

Assalamuallaikum bidadari duniaku namun belum tentu jadi bidadari surgaku, kalau surat ini udah di tangan kamu berarti kamu udah baca surat ini, walau ini pahit tapi ini demi kebaikan bersama, aku tau ini berat bagi aku maupun kamu tapi ini jalan yang terbaik buat kita berdua, aku harus nyatakan bahwa kita harus pisah di karnakan aku harus pindah pesantren, maafin aaku ya Rahmaku:( semua kenangan yang kita lewati anggap aja angin lalu yang pernah pernah singgah dari timur ke barat hanya singgah tapi tak mentap seperti kita:( aku gak mau kalo kamu sampe lupain aku. Kamu nangis? Maafin aku ya Rahma tapi ini yang terbaik, Assalamuallaikum wr wb

Berawal Dari PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang