part 1 : song cry

510 28 4
                                    


Jadi, guys... Aku dapat ide cerita ini setelah aku ngebucin lagi sama lagu yang di cover Yeonjun, capek akutuh sama Yeonjun makin meresahkan pen aku karungin :(

Happy reading...
.
.
.

Hidupku memang sudah hancur lebur, tak tersisa satu kebahagiaan dalam hidupku. Terlalu menyakitkan.

Ayah dan Ibu cerai ketika aku menginjak umur 4 tahun. Cita-citaku menjadi musisi kandas begitu saja saat tahu aku bahkan tak punya uang untuk melanjutkan sekolahku.

Cih, mereka berdua yang seharusnya ada di sampingku, memilih meninggalkanku sejak aku duduk di bangku sekolah dasar.

Bajingan.

Bolehkah aku menyerah dengan semua ini?

"Kau mencintaiku? Jika kau begitu mencintaiku, bunuh aku, Soobin"

...

12.01 (tanggal dan bulan)

Yeonjun melangkahkan kakinya malas, ia bingung harus tidur dimanakah ia sekarang? Atau ia akan memilih untuk tidak tertidur lagi, seperti hari sebelum-sebelumnya.

Pekerjaannya di bar milik kenalannya hanya cukup untuk mengisi perutnya yang sering kali membuatnya meringis karena lapar.

Yeonjun menarik tudung hoodie miliknya menutupi wajahnya yang kerapkali mengundang tatapan kasihan beberapa orang. Ia muak dengan tatapan itu.

Ia berjalan tanpa memperdulikan apapun, berjalan dan terus berjalan, hingga ia menghentikan langkahnya karena mendengar suara yang cukup menghilangkan fokusnya pada jalanan yang ia lalui.

"Tolong, hiks" dari tempat Yeonjun berdiri Yeonjun dapat melihat segerombolan preman jalan seperti sedang mengelilingi sesuatu, ah tidak, seseorang.

Yeonjun mengangkat kedua bahunya, acuh.

Bukan urusannya, pikirnya.

Namun, raungan minta tolong sangat mengganggu pikirannya. Ini sudah menunjukkan tengah malam, tentu saja para preman-preman keluar dari tempat persembunyiannya, mencari korban.

"Jauhkan tangan kalian darinya" perintah Yeonjun. Tak butuh mengulang kata-katanya dua kali, para preman itu menjauh dari calon korban mereka.

Yeonjun cukup di takuti, setidaknya meskipun ia seringkali tidak memakan sesuap nasi pun ia masih cukup kuat untuk melayangkan tinjuan mautnya. Dan hal tersebut cukup dikenal di kalangan preman jalan.

Hari itu Yeonjun terkejut saat melihat sepasang mata indah menatapnya dengan air mata yang telah membasahi pipinya.

Pria yang ada di hadapannya memeluk sebungkus roti, Yeonjun cukup mengerti jika pria itu tak jauh berbeda nasibnya dengan dirinya.

...

13.02

"Soobinie, sebelum berkerja sebaiknya kita makan dulu" ujar Yeonjun memperingati.

Soobin adalah pria yang ia tolong sebulan yang lalu. Semua terjadi tanpa bisa ia nalar.

Mereka berdua memutuskan untuk berjuang bersama, saat itu Yeonjun tak menyadari jika perasaan itu bukan hanya sekedar rasa perduli.

Ia memilih sebuah kamar kontrakan yang mampu mereka berdua bayar. Dengan Soobin yang akhirnya berhasil diterima kerja di sebuah cafe. Mereka berusaha mengumpulkan uang untuk kehidupan yang lebih baik.

Mereka berharap bisa berteman hingga maut memisahkan mereka.

...

25.03

Hari itu entah apa yang mendorong Soobin untuk menyatakan perasaannya pada Yeonjun, pria yang telah menolongnya malam itu.

Yeonjun tersenyum dan mengelus rambut Soobin, "aku juga mencintaimu" hari itu adalah hari terbahagia milik mereka.

Our Story (Yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang