part 10

131 17 13
                                    

Kata Yeonjun sih, kalau sayang sama Soobin tandanya berarti harus kasih dia banyak anak. Masalahnya anaknya sekarang saja sudah lima!

-iseng doang bikin cerita ini😭

——

Soobin membuka korden jendela, membuat Yeonjun yang sedang tertidur menyipitkan matanya, menyadari ada cahaya masuk dan mengganggu tidurnya.

Soobin berdecak sebal saat melihat Yeonjun yang masih bermalas-malasan di atas tempat tidur.

"Suami sialan!" Gumamnya dengan penuh amarah.

Baru saja Soobin ingin menarik selimut yang di gunakan Yeonjun, pintu kamarnya di ketuk.

"Pasti Yeonji"

Soobin menarik nafas kencang, dan mengembuskan perlahan, ia harus membuang segala emosi yang ada dalam benaknya, jangan sampai anaknya yang menjadi pelampiasan.

Soobin membuka pintu, anak ketiga yang masih berumur empat tahun itu menatap Soobin dengan mata berkaca-kaca.

"Mommy Yeonji..." Ucapannya tidak selesai karena tangisannya sudah pecah duluan sebelum ia sempat menyelesaikan kata-katanya. Soobin melirik Yeonjun yang ada di atas tempat tidur, bahkan pria itu tidak terbangun dari acara tidurnya. Padahal semalam Yeonjunlah yang menggempurnya semalam hingga mereka berdua tidur telat dan berimbas pada paginya.

"Ya ampun, sayang... Yeonji mengompol lagi ya? Ayo—"

"MOMMY!!!" Soobin memejamkan matanya pelan, menarik nafas lagi, berharap emosinya di pagi ini masih dapat ia kontrol.

Anak kedua, putra kebanggan Yeonjun–karena paling mirip mommynya, katanya– Meneriakkan namanya dari halaman belakang. Astaga apa yang di lakukan anak itu sebenarnya??! Soobin benar-benar ingin memukul Yeonjun saat ini.

"YA?? ADA APA LEEJUN? JANGAN HANCURKAN TANAMAN MOMMY NAK!" Soobin sepertinya harus berterimakasih pada mertuanya yang menyarankan dirinya untuk membeli sebuah mansion, jika tidak, maka Soobin tidak dapat membayangkan betapa terganggunya tetangganya dengan suara-suara ah, lebih tepatnya teriakan-teriakan keluarga 'kecil'nya.

"POHOH HIAS YANG DI BELI MOMMY KEMARIN DAHANNYA PATAH!!"

Tidak. Soobin tidak tahan lagi.

Di angkatnya Yeonji dalam gendongannya, meskipun Soobin bisa rasakan basahnya bokong Yeonji karena anak itu mengompol, ia tak perduli.

Soobin menuju kamarnya kembali, padahal langkahnya tadi sudah dekat dengan kamar mandi.

"Yeonjun Hyung!!!!!" Teriak Soobin membuat Yeonjun yang sedang terlelap langsung bangkit meski dengan sempoyongan karena ia berdiri mendadak.

"Binnie?" Panggilnya dengan suara berat dan serak khas bangun tidur.

"Bangun! Gara-gara kamu tadi malam aku jadi terlambat bangun, untung hari ini hari Minggu. Urus anakmu! astaga! aku pusing sama Leejun!" Wajahnya sudah menunjukkan sebuah kefrustasian di pagi hari yang hancur ini.

Yeonjun nyengir tidak berdosa, lalu segera bergerak mencuci muka.

"Siap, darl" ucapnya lalu mengecup dahi Soobin. Kebiasaan yang selalu ia lakukan sejak awal menikah, meskipun pernikahan mereka terjadi karena di jodohkan, Soobin dan Yeonjun mampu menghadirkan cinta di antara mereka berdua, bahkan awet hingga sekarang, dan anak mereka sudah lima. Ralat, anak mereka 6 jika calon anak mereka yang ada dalam perut Soobin saat ini juga di hitung.

"Siap-siap gantiin apa yang udah di rusak Leejun loh, Hyung!" Kesal Soobin.

Yeonjun menggaruk tengkuknya, kenapa anak kesayangannya itu hobi sekali membuat mommynya kesal sih?

"Kita bagi tugas ya, suamiku sayaaaang" raut wajah Soobin terlihat kesal, gemas, dan marah bercampur menjadi satu.

"Aku mau mandiinYeonji, habis itu buat sarapan. Kamu bangunin Yebin, si kakak itu pasti semalam teleponan sama pacarnya makanya pagi-pagi gini molor gak bantuin aku. Habis itu suruh Leejun mandi dan beresin semua yang dia rusak"

"Aku bakal ngurusin, Yeonji, sama si kembar Soojun, Hajun." Tanpa kata lagi Soobin pergi dari hadapan Yeonjun yang terbengong.

"Wah, kayaknya tambah seru kalau tambah 5 lagi" ucapnya sambil tertawa.

•••

Tak terasa sekarang sudah waktunya untuk tidur, tapi Soobin masih sibuk membersihkan rumah, seharian ini anak-anaknya sibuk bermain bersama ayahnya di luar, membuat Soobin memiliki waktu untuk dirinya sendiri.

Tapi, begitu pasukannya sudah sampai di rumah, mereka kembali membuat keributan.

Yeonjun memeluk Soobin dari belakang, mencium leher suami kelincinya dengan gemas.

"Pasti capek, ya?" ucapnya seraya mengelus perut Soobin yang semakin membesar.

Soobin menghela nafas, "sudah Hyung pastikan semua anak-anak sudah tidur?" Soobin bertanya pada Yeonjun, ia baru saja memberi tugas kepada suaminya untuk memastikan anak-anaknya tidur, karena besok adalah hari Senin.

Ia harus kerja keras untuk besok.

"Sudah kok. Bahkan si kembar aku bacain buku cerita sampai selesai, aku juga baru lihat lagi kamar kakak, dia gak lagi pegang ponsel, ponselnya udah aku jauhkan. Si Leejun, wah jangan di tanya dia sudah tertidur dengan gaya yang gak bisa aku jelaskan. Yeonji aku pakai-in dia popok biar besok pagi kamu gak kesusahan"

Soobin terkekeh mendengar penjelasan Yeonjun, anak-anaknya itu memang ada saja kelakuannya, terutama Yeonji yang sudah umur lima tahun tapi masih sering kali mengompol. Anaknya yang itu memang harus benar-benar di pastikan sudah buang air kecil atau belum sebelum tertidur. Karena kalau tidak, pasti Soobin akan banyak cucian besoknya.

"Kamu capek, kan? Mau kakak pijitin?" Yeonjun merasa iba pada Soobin yang harus kerja ekstra di akhir pekan, seharusnya ini menjadi hari libur untuk semua orang. Tapi, Soobin harus merelakan waktu istirahatnya.

Soobin menggeleng seraya menyusun gelas-gelas yang habis ia cuci ke tempatnya.

"Nggak kok. Nggak lama mereka besar, aku pasti bakal rindu keramaian ini, aku aja gak sadar kalau kakak sekarang sudah umur 17 tahun"

Yeonjun tersenyum lalu mengecup pipi Soobin. "Love you, babe."

Soobin membalas senyum Yeonjun, lalu mengecup bibir suaminya sekilas, "love you more"

Yeonjun kembali memeluk Soobin, kali ini lebih erat.

"Enaknya bikin anak—" ucapan Yeonjun terpotong oleh sosok kecil yang mendatangi mereka dengan mata setengah tertutup tapi wajahnya seperti menahan sesuatu. Suaranya setengah serak tapi lucu khas baru bangun tidur, sepertinya ia baru terlelap.

"Mommy? Daddy? Hajun mau pup"

Astaga! Ingatkan Soobin untuk benar-benar memukul suaminya yang tidak tahu diri itu. Bisa-bisanya membicarakan menambah anak di saat sekarang saja ia sudah kerepotan.

Soobin tersenyum menatap Yeonjun, "simpan terima kasihmu kepada Hajun, karena kalau nggak ada dia aku pengen banget mukul Hyung saat ini"

Yeonjun tersenyum manis, ayolah Soobin itu akan semakin terlihat manis dan cantik jika sedang hamil, bagaimana Yeonjun tidak tergiur untuk terus menghamilinya?

Fin
——

Sumpah ini cerita iseng banget. Udah lama mau up part ini tapi gak kesampaian baru sekarang deh.

Aku up ini sebagai ganti belum up cerita yang lain.

Our Story (Yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang