Warning !
MpregKalau gak suka silahkan skip!
Soobin pov
Perkenalan namaku Choi Soobin, seorang pria
malang, yang sialnya tanpa sengaja membuat masalah dengan Choi Yeonjun.Mantan yang paling tak ingin aku temui!
Hari itu, setelah sekian lama, akhirnya aku mendapat panggilan untuk interview di sebuah perusahaan, memang dasarnya aku pria malang, perusahaan itu ternyata milik mantanku, Choi Yeonjun.
Aku sadar terakhir pertemuan kita, memang bukan pertemuan yang menyenangkan dan dapat di kenang. Aku memutuskan hubungan itu secara sepihak. Benar-benar sepihak.
Setelah itu, aku berusaha untuk menjalani hidupku dengan biasa. Namun, lagi-lagi karena kemalanganku, orang tuaku bercerai dan meninggalkanku sendiri.
Saat itu aku masih sekolah. Dan tentu bisa kalian bayangkan bagaimana nasib ku saat itu, aku sungguh tertekan.
Aku memutuskan untuk berhenti sekolah, yang berarti aku memutuskan untuk berhenti melihat Yeonjun, pria tampan yang terobsesi padaku. Yah, meski memang sudah sedari awal aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Dan hari ini, hari tersial dalam hidupku, aku akan kembali bertemu dengan nya.
"Jadi, kemana saja kau selama ini, Choi Soobin? Kau berniat membunuhku, heh?" sarkasnya.
Bukannya diajak interview seperti calon karyawan lainnya, aku justru di ajak ke dalam ruangan pribadinya. Aku merasakan bahwa ini tidak berakhir baik-baik saja.
Tatapannya yang tajam seakan menembusku, sial.
Aku hanya menunduk, lalu memainkan ujung kedua jari telunjukku. Aku sama sekali tak menatap nya.
"Tatap mataku Choi Soobin!" bentaknya. Tapi, aku justru semakin menunduk.
Yeonjun mendekat ke arahku, meraih wajahku dan mendongakkan wajahku dengan sebelah tangannya. Aku takut, tapi juga tak berani untuk menatap matanya. Perasaan bersalah tiba-tiba menghampiriku.
Ia terkekeh, tapi itu tidak terdengar bagus.
"Kau ini lucu sekali, pergi dariku tanpa merasa bersalah, lalu kembali muncul, namun anehnya dengan perasaan bersalah" ia berbisik tepat di perpotongan leherku, suaranya berat dan begitu aku rindukan, mungkin jika pertemuan kami lebih baik dari ini aku akan lebih memilih untuk memeluknya."Maaf" ucapku parau, tanpa aku sadari suaraku menghilang. Ini sungguh ajaib!
"Maaf? Hanya itu?"
Ck, aku baru menyadari jika yang berbicara dengan ku saat ini adalah Choi Yeonjun, pria yang sangat terobsesi denganku sejak awal pertama kali kami bertemu.
Aku memberanikan diri menatapnya. "Lalu kau inginnya apa?" sebenarnya itu yang ingin aku katakan, pada nyatanya aku justru membisu dan terbius dengan tatapannya.
"Maaf, Yeonjun-ah" aku memelankan suara ku, entah mengapa rasanya aku tak akan sanggup untuk melawan Choi Yeonjun.
Rasanya sebentar lagi aku akan menumpahkan air mataku. Dan...
"Hiks, maaf... Bukan maksudku ingin pergi tanpa merasa bersalah, hiks"
Aku tak melihat wajah Seorang Choi Yeonjun saat ini, seharusnya aku melihatnya. Dulu ia akan sangat panik.
Namun, setelah sekian lama, aku menangis Choi Yeonjun tidak membuka suaranya.
Yah, seharusnya aku sadar, cinta dan obsesi Choi Yeonjun bukanlah untukku lagi.
Ia hanya menatap ku dengan remeh. Tatapan yang paling aku benci.
.
"Ah, jadi Daddy jahat pada Appa?" ah ya, aku tersadar jika sekarang aku sedang menceritakan masa lalu ku dengan anakku, Eunji. Gadis remaja yang sangat cantik, umurnya sekarang sudah 14 tahun. Dan aura kecantikan nya semakin memancar, ia memiliki pipi seperti milikku.
Aku tersenyum mengingat sosok yang telah mendampingiku 20 tahun ini. Tapi, dengan mengingat nya, membuatku kembali kehilangan senyum ku. Hari ini adalah hari ulang tahun ku. Seharusnya Yeonjun ada di Seoul, di rumah kami.
Tapi, kini ia malah asyik dengan pekerjaannya di Hongkong. Benar-benar menyebalkan.
"Eunji-ya, panggil Yeonsoo-ya... Kita akan makan malam, Daddy tidak jahat, sayang, berhenti berfikir seperti itu, ia tak datang hari ini pun suatu hal yang tak dapat ia prediksikan sebelumnya" setelah seharian merayakan ulang tahun bersama keluarga, aku dan Eunji memilih duduk-duduk di dapur seraya bercerita tentang masa lalu ku, ia menemaniku memasak makan malam.
Eunji mengangguk mengerti, "baik Appa"
30 menit kemudian.
Ini aneh, kenapa mereka berdua tidak turun-turun dari lantai 2?
"Eunji-ya! Yeonsoo-ya!" teriak ku, namun tak satu pun dari mereka yang membalas teriakan ku. Huft, rumah besar sepertinya cukup mengganggu.
Aku segera menaiki tangga, namun baru aja aku menginjakkan kaki di lantai satu, lampu tiba-tiba padam. Dan saat itu ketakutan menyelimutiku, aku sangat takut gelap, dan itu karena masa lalu ku. Seharus nya anak-anak tahu, dan segera turun menghampiriku, tapi yang ada justru segalanya semakin menyeramkan.
Aku sudah hampir berteriak, namun ada sebuah tangan yang membungkam mulutku, keringat dingin mulai membanjiri ku, aku serius takut! Meskipun aku sudah berumur 42 tahun aku tetap takut dengan hal seperti ini!
Aku mulai memberontak, tapi seseorang itu semakin membuat ku tidak bisa bergerak. Aku panik, namun tiba-tiba saja lampu menyala, dan kini aku terkejutkan dengan Yeonsoo yang sedang memegang kue dan Eunji yang bernyanyi.
"Selamat ulang tahun, sayang" bisik seseorang di belakang ku. Suara ini.... Suara yang aku rindukan. Aku segera menolehkan kepalaku ke belakang. Dan dugaanku benar. Choi Yeonjun, pria brengsek yang sialnya menjadi suamiku sekarang berada di belakang ku. Ia memelukku.
"Aku merindukanmu"
Oh, tidak, ternyata aku terlalu cengeng di umurku yang sudah tidak muda ini.
"Hiks"
Dan Eunji segera berhenti bernyanyi dan menghampiriku.
"Appa? Apa kami terlalu berlebihan?"
"Tidak, Eunji, Appa terharu" jelas Yeonjun dengan gaya sombong nya.
"Benarkah itu Daddy? Aku tak akan segan-segan pada Daddy jika berani menyakiti Appa, ini kan ide kalian berdua!" kesal Eunji.
"Yak Eunji-ya! Kau ini benar-benar tidak bisa menjaga rahasia!" ujar Yeonsoo.
"Kau menyembunyikan Daddy dari tadi sore untuk mengatur rencana ini, benar-benar" dan tentu saja Eunji akan berada di pihak ku.
Dia memelukku yang masih berada di pelukan Yeonjun.
"Maaf, Appa, sebenarnya aku tidak setuju dengan rencana mereka, tapi mau bagaimana lagi? Aku suka kejutan" Yeonsoo tersenyum mendengar ucapan adiknya, dia tahu pasti Eunji sangat menyayangi ku.
"Ayo, Appa berhenti lah menangis, tanganku pegal memegang kue ini" canda Yeonsoo, ah benar juga dia.
Aku mengusap air mataku. Dan meniup lilin yang sudah di nyalakan semenjak menyala lampu.
Aku sungguh bahagia.
Ini adalah ulang tahun yang tak akan pernah aku lupakan.
Tuhan, kumohon jaga lah keluargaku. Aku bersyukur nasib sial yang pernah aku dapat kan ternyata hadiah terindah untuk masa depan ku.
"Aku mencintaimu, Soobin-ah" bisik Yeonjun, lalu ia mencium pipi kanan ku.
Seandainya, hari ke depan ku terus begini.
.
.Sorry kalo gak ngefeel ya, jujur ini cerita di ambil dari book ku yang bxg wkwkw
Semoga gak ada typo yaa biar ngefeel :')

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (Yeonbin)
Nouvelleskumpulan cerita Yeonbin one shoot/lebih Top! Yj Bot! Sb Jangan salpak!!!