part 9

144 13 5
                                    

Happy reading~

_____

Soobin melirik Yeonjun dengan kesal, murid baru yang sejak hari pertama sudah membuat Soobin repot.

Jangan salah paham, bukan berarti Soobin merasa repot karena ketampanannya yang selalu di sebut-sebut.

Soobin merasa repot karena sejak pertama pertemuan mereka pria yang akrab di panggil Kak Jun itu selalu menggodanya di setiap ada kesempatan.

Seperti saat ini,

"Bin, aku tau kamu jahat sama aku, tapi jangan jahat banget gini dong" keluhnya tentu dengan segala drama yang sukses mengundang banyak tawa.

Soobin mendengus, jahat darimana coba? Seharusnya ia yang mengatakan hal tersebut.

"Apaan? Kamu kali yang jahat gangguin aku mulu" sebal Soobin.

"Tuh kan!!!! Kamu jahat banget sama aku!! Jangan cemberut gitu doong, aku gak kuat, kamu manis banget" heboh Yeonjun.

Soobin berdecih, namun pipinya tak bisa berbohong, memerah.

Ah, ingatkan Soobin untuk membenci pipinya yang selalu di jadikan mainan oleh Yeonjun.

"Apaan sih" Soobin salah tingkah, ia berpura-pura sibuk mengambil botol minum, namun saat tutupnya sudah di buka, ia malah mengambil penghapus dan memasukkannya ke dalam botol miliknya.

"Bin?" Yeonjun yang kini berdiri di samping meja Soobin mengernyit.

"Loh?"

Soobin tersentak, "ah, astaga!!" Pekiknya, salah tingkahnya malah membuatnya semakin malu.

"Kak juuuun, ih!" Kesalnya.

Yeonjun terbahak, "gimana? Aku dah cocok kan jadi aktor?"

"Sebel ih" Soobin cemberut, mengundang tawa murid-murid yang lain.

"Hahaha, maaf ya dek pacar" ucapnya lalu mengusak rambut Soobin di lanjut dengan menoel pipi tembam milik pria kelinci itu.

Yeonjun menahan rasa gemasnya, bibir Soobin yang mengerucut benar-benar menggemaskan.

"Kalau mau bercanda, jangan suka gombal-gombal gitu, aku kan jadi salah tingkah" semuanya bersorak, Soobin mode cute sangat menggemaskan, bahkan sebelum mereka tahu jika Yeonjun Si anak baru dan Soobin berpacaran, mereka tak pernah segan untuk menoel-noel pipi tersebut.

Yeonjun tersenyum, "iya, darl"

"TUH KAN!!!" Teriak Soobin, merasa kesal karena Yeonjun ternyata tak menghiraukan dirinya.

Yeonjun terbahak, lalu mengecup pipi Soobin sekilas,

"Buat dek pacar yang selalu tercatat dalam hati, ayo jalan di alun-alun kota berdua sepulang sekolah" bisiknya lalu beranjak meninggalkan Soobin dengan pipi yang sudah seperti kepiting rebus.

Sepeninggalan Yeonjun dari sisi Soobin, netra pria kelinci itu menangkap sebuah kertas yang ada di atas meja Soobin, kertas robekan kecil yang sering di berikan Yeonjun, tetangganya yang menyebalkan.

Kertas yang selalu berisikan gombalan-gombalan milik pria itu.

Hai, yang selalu cantik.
Kadang aku terbingung, mengapa mawar harus cantik dengan duri? Padahal, kamu yang kerap kali memerah pipinya selalu cantik tanpa harus menyakiti yang lain.

Untuk kamu yang selalu baik hati, Soobin.
Aku mencintaimu, sebanyak cinta yang ada.

...

"Ini surat dari Ayah?" Tanya Youra, gadis cilik berumur 11 tahun dengan mata yang sangat mirip dengan pria yang selalu di cintai Soobin.

"Iya" jawabnya seraya mengangguk.

Youra mendesah seraya menompangkan wajahnya dengan kedua tangannya, tersenyum lucu, "ternyata Ayah romantis sekali ya? Mirip yang ada di televisi"

Soobin tertawa, "iya dong"

Youra balas tertawa, "papa setuju karena lawan mainnya ya papa, semenjak papa gak mau main drama lagi, Ayah malah jadi aktor drama aksi"

"Hayoo, pasti lagi ngomongin Ayah, ya?"

Soobin dan Youra kompak tertawa.

••••

Waaa asli iseng doang tiba-tiba kepikiran cerita ini 😭
Maaf kalau gaje, tapi cerita di sini memang sengaja aku buat gantung, siapa tau bisa aku buat booknya hehe, aku jadiin prompt cerita.

Our Story (Yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang