part 06

173 17 0
                                    


"Ck, apa-apaan ini?" kesal Yeonjun. Kaki nya yang panjang menendang kaleng-kaleng di depannya dengan asal, menimbulkan suara berisik yang cukup menganggu.

"Yak, Yeonjun! Kira-kira harus kita apakan cecunguk ini?" tanya Jimin.

Yeonjun dan Taehyun adalah preman sekolah. Tak ada satupun yang tidak mengenal mereka. Siapapun berusaha agar tidak berurusan dengan mereka berdua.

"Hei, bodoh! Berikan pada kami uang itu! Dasar miskin!" bentak Yeonjun.

Baru saja Yeonjun akan mendaratkan sebuah tinjuan ke arah perut seseorang yang menjadi korban mereka, sesuatu ah, tidak, Sebuah tinjuan lain telah mendarat dengan indah di pipi sebelah kirinya.

"Brengsek!" bentak Yeonjun. Dari hidungnya keluar darah, ia segera menyeka nya dengan punggung tangannya.

"Kau yang brengsek astaga!!" balas seorang... Pria? Yeonjun sendiri masih setia menunduk seraya menyeka darah yang keluar dari hidung nya.

Sedang Taehyun hanya bisa melongo saat melihat seorang pria yang dengan paras cantik dan juga imut dengan memakai seragam yang mirip dengannya melayangkan sebuah tinju kepada Yeonjun.

"Cih, berani sekali kau!" balas Yeonjun dengan nada membentak.

"Apa?! Kau ini bodoh ya? Apa jika kau menyakitinya kau akan menjadi hebat?! Aish, kalian ini!" pria itu membalas bentakan Yeonjun tanpa ada rasa takut sedikit pun, dan itu perlahan membuat Yeonjun menarik bibirnya menjadi sebuah senyuman, senyuman mengejek.

"Kau salah jika memilih untuk berhubungan denganku" ucap Yeonjun memperingati.

"Masa bodoh" ketusnya sambil cepat-cepat melangkah kearah seorang siswa yang sudah menjadi korban Yeonjun dan Taehyun.

Ketika Taehyun sudah siap untuk menghalangi niat gadis itu, Yeonjun segera menahan Taehyun dan menyuruh nya pergi.

"Ayo kita pergi, sepertinya ia tidak suka hidup tenang" ucap Yeonjun dengan dingin, seraya berlalu dari tempat itu.

Setelah Yeonjun dan Taehyun pergi, pria itu segera membantu siswa yang sudah menjadi korban Yeonjun dan Taehyun.

"Lee Yeon-Seok ? Kau masih bisa berjalan kan? Atau perlu aku panggil kan Bibi Yunhee? tanya gadis itu.

"Ah tidak perlu Choi-ssi aku bisa sendiri, kau datang di waktu yang tepat" balas Yeon-Seok sambil tersenyum.

"Ah baiklah, kalau begitu kita berpisah di sini, blok rumah kita berbeda, tapi aku kenal ibumu, karena aku suka sekali dengan cake buatannya!" balas Soobin dengan semangat.

"Dan juga... Jangan terlalu kaku begitu dengan ku, oke?" Soobin melambaikan tangannya setelah memastikan bahwa Yeon-Seok bisa melangkahkan kaki nya dengan selamat menuju rumahnya.

Setelah berbelok ke arah blok timur, dan merasa tidak ada orang di sekitarnya, ia segera meneriaki dirinya "dasar bodoh!"

Ia memukul kepalanya berkali-kali "aku rasa besok waktunya aku mati, bagaimana mungkin aku berani melawannya??" Heboh Soobin.

"Aish, aku ingin mati rasanyaaaa" ia sendiri tidak tahu mengapa tidak bisa menahan rasa ingin melawan Yeonjun, yah... Sepertinya ia terbawa perasaan saat Ibu Yeon-Seok menceritakan kisah tentang  Yeon-Seok yang cupu dan suka di bully.

"Astaga! Lain kali aku tidak akan lewat blok situ" Janji Soobin sambil mengehetakkan kakinya ke jalanan.

.

Dan ternyata keesokan harinya Soobin justru lewat di blok yang sama.

Ia mengigit-gigit bibirnya, gugup.

Soobin berusaha melangkah dengan cepat, setengah berlari, ia berharap ia tak akan bertemu dengan Yeonjun ataupun Taehyun. Kemarin ia hanya sedang tidak waras! Ya ia kemarin sedang gila, tentu saja!

Sedikit lagi, tinggal belok ke arah kiri, lalu lari sekuat mungkin.

Bagaimana bisa ia tanpa sadar berjalan ke arah yang kemarin ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak melewati nya?

'Dasar bodoh' batinnya.

Harapannya untuk tidak bertemu Yeonjun pupus, karena tepat saat itu Yeonjun lewat, sambil membawa sebuah kantung belanjaan yang cukup besar. Seorang wanita tua berjalan di depannya. Dan wanita tua itu adalah... Nenek Soobin. Astaga, mati kau! Inner Soobin berteriak frustasi.

Dan dasar nasib nya memang sial, neneknya justru menoleh ke belakang dan melihat Soobin.

"Soobin-ah! Kemari sini" panggil neneknya. Jarak yang tidak terlalu jauh membuat Soobin tidak dapat berpura-pura tidak mendengar.

Ia tidak menunggu neneknya memanggilnya dua kali dan membuat orang berprasangka bahwa ia anak durhaka.

"Ah, nenek habis berbelanja rupanya" kata Soobin sambil tersenyum, meskipun keningnya kini sudah mulai berkeringat. Tatapan Yeonjun seperti menusuknya!

"Hahaha... Tentu saja malam ini kita akan makan besar bersama keluarga Choi, kau harus membantu Soobin-ah"

'Keluarga Choi? Kenapa di sebut Choi sedangkan dirinya sendiri juga bermanfaat Choi? Choi? Choi siapa? Yang jelas aku harap bukan Choi Yeonjun' batin Soobin.

"Ah, baik nenek" yah, jika keluarga yang di maksud adalah keluarga Choi Yeonjun maka, sebelum semuanya terjadi, dia akan kabur malam ini lewat jendela. Ya harus!

"Nak Yeonjun, maaf aku melupakan mu, terima kasih banyak atas bantuan mu"

Yeonjun tersenyum, lalu menganggukkan kepala nya. Dan berkata 'tidak apa-apa'.

Soobin sampai harus menutup mulut nya sendiri saat melihat Yeonjun tersenyum. 'Astaga, tampan sekali' pikirnya.

"Nah, karena kalian sudah bertemu di sini, nenek akan mengatakan nya sambil berjalan menuju rumah ya"

Soobin mengernyit, bingung. "Kenapa nek?"

"Jadi, kau dan nak Yeonjun ini sudah di jodohkan sejak kalian kecil dan nanti malam adalah acara resmi perjodohan mu"

"Nde?" tanya Soobin, bingung.

"Kau akan tahu nanti malam, Soobin-ah, dan jangan berusaha untuk kabur lewat jendela ya"

.
.

Soobin pov :

Setelah kejadian perjodohan itu, aku semakin dekat dengan Yeonjun, aku sekarang mengerti kenapa dia membully Yeon-Seok, jadi sebenarnya Yeon-Seok itu suka mencuri uang teman-temannya di sekolah. Dan, Yeonjun selalu berusaha untuk mendamaikan nya, hanya saja, karena penampilannya yang seperti preman, dan sifatnya yang dingin ditambah ia tidak mempunyai teman selain Taehyun, membuat tak satupun orang yang mau dekat dengan nya dan lagi pula,  selama ini Yeonjun memang sengaja tidak memberi tahu jika dia lah justru yang membantu mereka.

Dan sekarang, ekhem... Aku resmi pacaran dengan nya.

Our Story (Yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang