part 05

201 18 0
                                        


Warning!
Horror, kalo gak suka bisa skip aja

Soobin pov :

Matahari mulai terbenam di ufuk barat, aku menghela nafas berat.

"Mengapa aku harus pergi ke sekolah lagi? Mengapa?" bisikku pelan, sepelan mungkin. Semoga tak ada satupun makhluk tak kasat mata yang mendengar ucapan ku. Aku sungguh ingin menyelesaikan ini dengan tenang.

Yah, kesialan sedang menimpaku hari ini, tugas sekolah yang harus aku kumpulkan besok tertinggal, dan yeah, seandainya itu bukan tugas wajib aku akan merelakan diriku di hukum besok.

Sial. Sial. Sial.

'Kenapa juga aku harus ingat jika tugasku tertinggal saat waktu sudah mulai menjelang malam hari?' batinku cemas.

Aku bukannya penakut. Bukan.

Hanya saja, mataku...

Mampu melihat apa yang tidak kalian lihat.

Apa aku harus menjelaskannya?

Apa kalian mau mendengarkannya?

Aku harap kalian tidak sedang bersendirian, dia ah, bukan. Tapi, mereka mungkin saja ada di sekitarmu, aku tidak bercanda. Ini sungguhan.

Makhluk tanpa mata, berjalan dengan tengkurap, berusaha untuk menggapai kakimu. Itu cuman sedikit dari kisahku.

Aku membuka gerbang, sebenarnya aku akan lebih bersyukur jika pintu gerbang tersebut terkunci rapat. Huft.

Sial, gerbangnya bisa terbuka.

Angin menerbangkan beberapa daun dari pohon besar di depan sekolah. Tiba-tiba aku merasa hawa dingin mulai mencekam.

Makhluk itu, berada sekitar 10 meter di depanku, sedang menyeringai, menampakkan sederet gigi-giginya yang tajam. Aku berusaha mengacuhkannya. Meski pada nyatanya keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Kurasa makhluk itulah yang melewati ku tadi dan ia menghalangi penglihatanku dengan rambutnya.

Aku mulai berjalan memasuki gedung sekolah, makhluk-makhluk tak kasat mata itu mulai bermunculan, tersenyum padaku, atau lebih tepatnya menyeringai. Sebab, manusia sepertiku adalah energi yang besar untuk mereka, ya, aku adalah santapan terlezat makhluk-makhluk itu.

Langkah kakiku seolah detik penghitung ajalku. Suasana koridor sangat sepi, seharusnya masih ada beberapa siswa yang menetap di sekolah, murid-murid yang 'betah' berada di sekolah misalnya atau guru-guru yang gemar menyelesaikan tugas di Sekolah. Tapi, melihat sepinya, kurasa tak satu orang pun yang sekarang ada di sekolah.

Aku telonjak kaget, sepasang tangan berusaha untuk menarik kaki ku. Aku berusaha mempercepat langkahku. Semakin cepat, karena makhluk tanpa mata. Ya, dialah makhluk tanpa mata yang ku sebut tadi. Makhluk itu, semakin cepat. Aku tak tahan lagi, dan akhirnya aku memilih untuk berlari.

Lama aku berlari, rasanya meskipun aku sudah berlari sekencang apapun, koridor sekolah ini seperti tak berujung.

Dan...

Sial. Di hadapanku kini berdiri makhluk yang sangat mengerikan, dengan sebilah pisau besar di tangan kirinya, mulut yang memanjang hingga telinga, ya mulut itu rasanya seperti sengaja di robek hingga ke telinga, bau anyir darah mulai tercium. Keadaannya semakin mengerikan karena makhluk tanpa mata tadi telah menang, sebab ia telah mampu meraih kakiku. Aku berusaha sekuatnya untuk menarik kaki ku.

Tapi, yang ada kakiku semakin lemas!

Ku mohon siapapun tolong aku!

Makhluk dengan mulut yang robek itu mulai melayangkan pisaunya ke hadapannya. Sedikit lagi hampir mengenai wajahku. Kakiku sudah sangat melemas.

Our Story (Yeonbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang