Bagian 4

308 45 8
                                    

Prilly berjalan lesu dari kelas menuju ke parkiran kampus bersama Indah dan Nada yang masih setia bersamanya.

"Li,plis jangan bercanda gini. Ga lucu Li. Gue tau Lo pasti inget gue. Ga mungkin semudah itu Lo lupain gue"

"Lo kenapa sih? Sakit Lo yaa? Siapa sih nama Lo? Prilly! Iya Prilly,eh dengerin yaa,gue ga kenal sama sekali sama Lo. Dan gue rasa,gue ga pernah kenal ataupun ketemu Lo sebelumnya. Jadi plis jangan gangguin gue"

"Pril! Lo kenapa sih daritadi gue liat diem mulu sejak dari UKS"tanya Nada melihat Prilly yang masih saja murung sejak kembali dari UKS.

Prilly hanya menggelengkan kepalanya. Kepala Prilly rasanya masih pusing, terlebih memikirkan apa yang baru saja terjadi hari ini membuat kepalanya serasa mau pecah. Harusnya hari ini dia bahagia bisa bertemu Ali,harusnya ia langsung saja memeluknya,harusnya. Tapi ia tak kuasa,saat Ali tak mengenalnya,apalagi saat mengingat bahwa sekarang ia tidak lagi sendiri. Ia tak sanggup.

Indah yang melihat Prilly hanya terdiam pun menyenggol lengan Shenina dan menggelengkan kepalanya, mengisyaratkan untuk tidak bertanya dulu pada Prilly.

"Yaudah prill,sekarang mending Lo pulang bareng Ryan yaa. Kasian dia udah nungguin Lo daritadi"ucap Indah mengingatkan

Ryan! Mendengar namanya rasanya Prilly merasa bersalah. Ia menerima cinta Ryan sementara hatinya masih tersangkut untuk orang lain. Ia harus bagaimana sekarang? Terus berpura-pura bahagia bersama Ryan?

Prilly kembali melangkahkan kakinya menuju parkiran dengan lesu. Setidaknya ia harus menghargai perjuangan yang Ryan lakukan untuknya

"Kasian banget Lo prill. Semoga masalah Lo cepet kelar ya. Dan semoga kebahagiaan cepet menghampiri Lo" batin Indah menatap kepergian Prilly kasihan

"Yuk Yan pulang"ucap Prilly halus saat sampai di samping mobil Ryan

Ryan seketika menatap wajah Prilly yang terlihat kusam dan matanya sembab

"Kamu kenapa sayang? Kok lesu banget,ini juga mata kamu sembab,kamu nangis?"tanya Ryan lembut sambil mengelus lembut kedua mata Prilly

"Engga Yan. Aku gapapa,udah yuk pulang"ucap Prilly menepis tangan Ryan yang berada di kedua matanya. Ryan hanya menganggukkan kepalanya dan membukakan pintu untuk Prilly. Prilly pun masuk ke dalam mobil. Dan kemudian hanya diam dan menatap kearah luar jendela hingga mobil berjalan menuju rumahnya.

"Bahkan Lo berbeda dengan dia Yan. Lo ga berusaha buat nyari tau apa yang terjadi sama gue" batin Prilly

"Prill! Lo kenapa? Kenapa Lo nangis? Siapa yang buat Lo nangis bilang ke gue?"

"Gue gapapa pap"

"Gue ga percaya! Udah gausah bohong sama gue,Lo ga bakat. Cepet kasih tau Lo kenapa"

"Gue ga mau yaa,orang yang gue sayang,gue jaga selama ini,ngeluarin air mata setetes pun"

"Mana orangnya kasih tau gue. Dia belum tau kalo gue punya jurus"

"Hah? Jurus apaan?"

"Jurus bikin orang yang gue sayang bahagia"

"Aaa puppy,Lo mah bikin gue baper"

"Nah gitu dong senyum. Gue tuh ga suka liat Lo nangis kaya tadi"

"Makasih ya pap,nanti gue bakal ceritain semuanya dirumah. Sekarang kita makan dulu yaa. Gue laper"

"Yaudah yuk!!"

Tiba-tiba terdengar lagu ku tak bisa-slank. Membuat Prilly tersadar dari lamunannya. Prilly pun menatap sang pemutar lagu.

Throw backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang