🎶 Yiruma - Stay in Memory
Pukul 1 dini hari aku terbangun, merasa sedikit kehausan dan memilih terdiam sejenak di atas ranjang selama beberapa menit. Setelah merasa setengah jiwaku cukup untuk sekadar melangkah ke dapur, aku segera bangkit dengan langkah terseok.
Mataku sempat beberapa kali melihat ke arah kamar Jeno, menemukan pintunya sedikit terbuka namun sangat gelap di dalam sana. Aku pikir dia cuma gak sengaja membiarkan pintu terbuka. Jadi sesudah minum, aku melangkah kesana untuk menutupnya rapat.
Saat aku meraih gagangnya, tiba-tiba bunyi pecahan kaca terdengar dari dalam kamar itu.
Sontak aku membukanya lebar, segera menyalakan lampu kamar. "Jeno!" Teriakku saat melihatnya terkapar di samping ranjang dengan telapak tangan yang berdarah, tengah menangis, mencoba melukai dirinya sendiri.
Cermin di kamar ini pecah sangat berantakan. Barang-barangnya telah berserakan ke segala penjuru ruangan, tega membiarkan pemiliknya tepuruk sendirian di atas lantai.
"Jeno, tolong sadar."
"..."
"Liat aku."
Dia hanya terus menangis, enggan melepaskan benda tajam di tangannya.
"Jeno, kamu kenapa?"
Dia masih sama.
"Buka mata kamu!"
"..."
"Liat aku! Ini aku, ini Euna!"
Lambat laun emosinya mereda, genggamannya melonggar namun tetap memegangi kaca itu.
"Jeno, please."
Matanya pun terbuka, beralih melihatku dengan kesayuan dan segala kesedihan.
"..."
Tadi malam dia tersenyum begitu lebar, menyambutku ramah serta membuatkan makanan-makanan yang enak. Tetapi beberapa jam setelahnya, dia kembali melawan trauma dan kini lebih parah.
"Kamu gak boleh begini."
"Euna." Katanya dengan suara bergetar. "Maafin aku, aku mohon maafin aku."
Aku meraih tubuh Jeno, menenangkannya seraya mengusap punggungnya. "Gakpapa, Jeno. Tolong kamu dengar ini, apapun kesalahan itu, aku akan selalu maafin kamu. Gakpapa Jeno, gakpapa."
Dia menangis lagi.
"Jeno, aku sedih liat kamu harus seperti ini. Bahkan kamu berani melukai diri kamu sendiri, aku sakit."
"..."
"Kalau memang semuanya berat, kalau memang semuanya sulit, tolong berhenti. Apapun bisa kamu lakukan, tapi jangan untuk menyakiti diri kamu. Aku yang sedih, aku yang sakit."
Dia terus menangis, ikut memelukku erat dengan tangannya yang berdarah tanpa mengatakan apapun.
"Jeno, jujur— aku udah tau semuanya."
"..."
"Trauma kamu, masalah kamu, masa lalu kita yang sebenarnya berkaitan. Aku sudah tau semuanya."
"..."
"Aku akhirnya bisa paham dengan semua kalimat kamu selama ini."
"..."
"Aku gak marah kok, aku gak kecewa, aku gak menyesal tetap bersama kamu. Karena aku tau, kamu adalah orang baik."
"Maaf ya Na, maaf—"
Aku menggeleng. "Aku akan marah saat kamu seperti ini. Kamu minta aku menghargai diri aku sendiri, tapi kamu malah gak bisa melakukan itu."
"..."
"Selain mintamaaf ke aku, tolong kamu mintamaaf ke diri kamu sendiri."
"..."
"Kamu berhak berdamai dengan masa lalumu, Jeno."
"..."
Aku melonggarkan pelukannya, kemudian menangkup wajahnya yang masih berair karena derasnya air mata itu. "Aku sayang sama kamu."
"..."
"Senyuman kamu adalah hal yang paling berarti di dunia ini untuk aku. Kamu datang ke dalam hidupku, itu adalah hal terindah selamanya."
"..."
"Senyuman Lee Jeno adalah yang terbaik. Karena senyumannya bisa mewakili ribuan kata indah juga bisa menutup ribuan masalahnya."
"Na, aku— aku—"
"Aku sayang sama kamu, Jeno. Untuk itu, tolong jaga dirimu yang aku sayang."
It's okay not to be okay. It's okay if you love me to be your good-bad memory.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERELY ✓
FanfictionSingkat saja: Jeno bagi Euna, ialah dunia yang indah meski dirinya tak dapat melihat rupanya. 2021.