BAGIAN 3

110 9 0
                                    

Pedang salah seorang gadis terpental dihantam ujung rantai di tangan Rangga. Dan yang seorang lagi perutnya tersambar rantai sampai terpental roboh. Melihat itu tiga gadis lainnya menyerbu dengan kalap.
"Heaaa...!" Kembali Rangga memutar rantai yang dipegangnya. Namun gadis-gadis itu cepat mencelat gesit menghindarinya. Bahkan berusaha menerobos pertahanan Pendekar Rajawali Sakti dengan cepat. Seorang menusukkan pedang ke jantung, dua lainnya menyambar kaki dan kedua pangkal lengan dengan tambang.
"Yeaaah...!" Rangga cepat bergulingan. Dan mendadak kedua kakinya cepat menghantam dua gadis yang memegang tambang.
Des! Des...!
"Aaakh...!"
Baru saja Pendekar Rajawali Sakti berhasil menjatuhkan dua gadis, pedang yang dibawa gadis lain kembali meluruk. Bahkan gadis pemegang rantai besi yang tadi dijatuhkan, ikut membantu menyerang dengan rantai yang tadi dilepas Rangga.
"Huh...!" Dengan gerakan mengagumkan, Pendekar Rajawali Sakti memutar rantai satunya yang masih di tangan.
Cring! Cring!
Seketika, rantai di tangan Rangga membelit pedang dan rantai yang dipegang gadis yang tadi dijatuhkan. Lalu disentakkannya kuat-kuat. Dan....
"Lepas!" bentak Pendekar Rajawali Sakti dengan suara menggelegar.
Bentakan itu bukan saja menggetarkan setiap persendian di tubuh gadis-gadis ini, tapi juga membuat senjata mereka terlepas dari genggaman.
"Hup!" Saat itu juga Pendekar Rajawali Sakti melompat gesit, dan tegak berdiri mengawasi lawan-lawan lainnya yang telah siap menyerang.
"Hm.... Hebat juga kau rupanya!" dengus gadis berikat kepala kuning keemasan.
"Terima kasih. Tapi aku tak butuh pujian dari orang seperti kalian...!"
"Jangan sombong! Itu baru permulaan. Selanjutnya kau akan bertekuk lutut di hadapan kami!" desis gadis berikat kepala kuning keemasan sambil memberi isyarat pada anak buahnya.
"Yeaaa...!"
Serentak lebih dari lima belas gadis berpakaian merah telah maju bersamaan menyerang dengan ganas.
"Hmm...!" Rangga hanya bergumam tak jelas. Dipegangnya bagian tengah rantai besi dan diputar-putarnya, siap menghadapi lawan-lawannya.
Wut! Wuk!
Trang! Trak!
Beberapa pedang terpental dihantam rantai besi di tangan Pendekar Rajawali Sakti yang berputar cepat seperti baling-baling. Bahkan beberapa korban mulai berjatuhan terhajar rantai besi yang bergerak tak kepalang tanggung karena disertai pengerahan tenaga dalam tinggi.
"Aaakh...!"
Beberapa orang lagi jadi korban rantai besi yang berputar cepat dahsyat di tangan Pendekar Rajawali Sakti. Dan tidak seorang pun dari gadis-gadis itu yang berhasil mendekat meski berusaha mati-matian. Hal ini membuat gadis berikat kepala kuning keemasan yang merupakan pemimpin mereka berang.
"Heaat!"
Sambil membentak keras, gadis itu melompat menyerang Pendekar Rajawali Sakti dengan pedang terhunus. Sementara Rangga menyambut dengan sabetan rantai besinya.
Cring! Wut! Wuk!
Gadis berikat kepala kuning keemasan itu menghantamkan pedangnya kuat-kuat. Coba dipapasnya tangan Rangga dengan gerakan cepat.
"Hiih!"
Tapi belum lagi niat gadis itu kesampaian, ujung rantai Pendekar Rajawali Sakti telah bergerak ke arahnya. Terpaksa serangannya ditarik, lalu melompat ke belakang untuk mengambil jarak. Pada saat yang sama, seorang gadis lain meluruk sambil menyabetkan pedangnya.
"Heaaat!"
"Uts...!" Pendekar Rajawali Sakti menunduk untuk menghindar, lalu jungkir balik beberapa kali mengelakkan sabetan senjata-senjata para pengeroyok. Begitu mendapat kesempatan, tubuhnya berkelebat, terus menyerang gadis berikat kepala kuning keemasan dengan sambaran rantai.
"Hup!"
Trang!
Rantai besi Rangga ditangkis sengit oleh gadis itu. Namun justru tenaga tangkisan dipergunakan Pendekar Rajawali Sakti untuk memutar arah rantai besinya yang terus menyambar leher.
Wut!
"Ohh...!" Gadis itu gelagapan, namun cepat mencelat ke belakang. Sehingga sabetan rantai itu luput dari sasaran.
Baru saja gadis ini menjejak tanah, dengan gerakan luar biasa cepat. Langsung dilepaskan satu tendangan ke perut.
Desss...!
"Ugkh!" Gadis berikat kepala kuning keemasan itu kontan terhuyung-huyung ke belakang. Rangga sudah hendak melepaskan serangan kembali, tapi lawan-lawannya yang lain melompat menyerangnya dari belakang.
"Hiih!" Sambil memutar tubuhnya, Pendekar Rajawali Sakti mengibaskan rantai besi di tangannya.
Trang! Wut!
Beberapa batang pedang langsung berpentalan dihantam rantai besi itu. Dan yang lainnya nyaris terhajar senjata di tangan Rangga kalau saja tidak cepat mengelak.
"Lari...!" teriak gadis berikat kepala kuning keemasan, menyadari kalau tak bakal unggul menaklukkan pemuda berbaju rompi putih itu.
"Hup!"
"Yeaaa...!"
Begitu mendengar teriakan bernada perintah, para gadis itu berlompatan mundur. Dan seketika mereka berkelebatan lenyap meninggalkan Rangga sendirian. Kawan-kawan mereka yang tadi dijatuhkan Pendekar Rajawali Sakti pun telah dipanggul oleh beberapa gadis itu. Sedangkan Rangga tak berusaha mengejar. Dibiarkan saja mereka menghilang di balik kerimbunan pohon di pinggiran sungai ini.

184. Pendekar Rajawali Sakti : Kembang Lembah DarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang