Roomate

191 22 10
                                        

[Di kamar atas]

Hyena membuka jendela untuk mencari udara. Rupanya pilihan Winwin boleh juga karena disini Ia dapat melihat pemandangan luar dengan jarak lebih tinggi. Saat Hyena menunduk ke bawah, orang itu juga melakukan hal yang sama. Sesaat kepalanya mendongak dan menyapa nya dengan lambaian. 

Hyena tertegun,  sampai tak menyadari jika orang itu sudah tak terlihat lagi.

“Apa ya ? Kesan pertama dia itu kayaknya dingin dan gak bersahabat. Tapi, saat senyum dia manis juga, masa sih gue langsung suka gitu aja?” hyena sibuk bermonolog, sambil membayangkan sosok roomate nya. Bahkan aroma permen karet dari parfume nya masih terngiang di kepala nya. Iya dia memiliki wangi yang sangat manis.

“Mungkin kalau sedikit lebih agresif dia bisa berinteraksi sama gue. Gak ada rugi nya juga punya roomate. Kali aja dia bisa di ajak berbagi.” Hyena merebahkan dirinya di ranjang, hari masih siang. Dia ingin sejenak untuk istirahat sambil menikmati hari pertama nya di hongkong. Untung nya Hyena bisa bicara bahasa mandarin dikit-dikit. Menyesuaikan dengan orang itu. Mengerjap-ngerjap makin lama matanya terasa kantuk dan akhirnya pun tidur.

.

“Hm, bagus kok rumah nya. Aku rasa akan betah disini…. Besok aku mulai magang……ah! Partner ya~ gak masalah sih. Tapi sebelum nya thanks ya sudah bantu aku___” obrolan winwin dengan seseorang di seberang sana yang merekomendasikan tempat ini pun masih berlanjut sampai ia menyambi untuk merapikan barang2 nya. Ketika sambungan nya terputus sendiri. Winwin baru ingat jika dia belum mencharge ponsel nya dan suatu kebetulan karena  tubuhnya terasa lelah. Maka ia pun merebahkan diri dan mulai pergi ke alam mimpi dalam hitungan detik saja. 

.

.
Malam harinya~

“Hoaam!!” Hyena menggeliat,  dirasa waktu tidurnya cukup namun kini beralih menjadi  rasa lapar. Sejenak pandangan nya tertuju pada jam dinding menunjukan  pukul 8. Hyena segera beranjak dari ranjang,  melihat pada cermin sedikit merapikan penampilan nya kemudian keluar dari kamar nya untuk mencari makanan. 

Tap tap tap~

Langkah kaki nya menuruni satu demi satu tangga yang menghubungkan dengan lantai 1. Disaat bersamaan,  Winwin juga keluar dari kamar nya dengan wajah yang lebih fresh dan tercium  jelas aroma cologne dari tubuh nya. 

“Hai,  gue mau cari  makanan.” ujar Hyena basa-basi meski tak mengharap  sapaan balik darinya. 

“Aku juga” ucapnya. Hyena bergeming, dugaan nya meleset karena cowok itu merespon nya. 

.

.
Hyena membiarkan winwin berada di depan nya,  kebetulan tujuan mereka adalah sama, tapi Hyena masih canggung untuk bersikap sok akrab terhadap  nya.  Namun  langkah orang itu terhenti. 

“Kau menguntit ku?” tuduhnya.  

“Enak aja.  Tujuan kita sama. Maka nya duluan aja sana!” jawab Hyena sewot.  Jujur saja dia gak suka jika di tuduh penguntit  dan sebagainya. Kesan nya dia cewek gatel yang begitu  caper sama cowok sekalipun yang di hadapan  nya ini memang tampan. 

“Kenapa berjalan di belakang ku?” Winwin maju untuk mendekatinya dan langsung menarik  tangan  Hyena hingga  mereka jalan beriringan. 

Tears are falling (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang