Hari hari berlalu~
Sejak kejadian di meja makan dimana Hyena menyinggung tentang keluarga, sikap winwin benar-benar lain. Dia pun masih punya hutang cerita padanya. Hyena selama ini menunggu namun orang itu selalu berangkat pagi dan pulang malam. Hyena mengerti jika winwin juga menjalani kuliah malam nya. Tapi, waktu nya sungguh di habiskan untuk kegiatan nya diluar. Sebaliknya Hyena banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk menghemat biaya, jika dia mau keluar. Maka hanya taman kompleks yang menjadi tempat inspirasi atau cafe. Yah begitulah kerjaan orang yang freelance seperti nya. Tapi malam ini~ Hyena berada di ruang tengah untuk menyelesaikan kerjaan nya yang di suruh memakai bahasa inggris. Jujur saja dia agak bodoh untuk bahasa satu itu.
“Ck! Ribet deh” dia pun ngeluh sendiri sejak tadi otak nya kacau. Beberapa gumpalan kertas berceceran di lantai.
“Aku pulang!” sontak kepalanya menoleh , dimana sosok Winwin baru saja terlihat oleh matanya. Cowok itu langsung menjatuhkan diri di sofa dengan wajah amat kelelahan.
“Kau sedang apa?” tanya nya pada Hyena yang pura-pura cuek meskipun dalam hatinya iba.
“Terjemahin artikel ini dalam bahasa mandarin” ujar nya. Tanpa mau meminta bantuan winwin.
“Salah tuh. Seharus nya grammar nya, would bukan will__” Winwin menunjuk kearah layar laptop nya .
“bahasa mandarin nya seperti ini…. Sǐzhě zhōng yǒu yīgè niánqīng nǚhái. Zhàoshì zhě shì fēicháng cánrěn de. …” dia juga menuliskan kalimat pinyin yang benar. Rupanya HYena masih banyak kekurangan untuk mempelajari bahasa. Namun cowok itu seperti refleks dengan mengambil alih kerjaan Hyena.
“Ah sorry!” menyadari hal itu, Winwin langsung berhenti sambil tersenyum canggung. Namun pandangan perempuan itu belum beralih dari nya. Winwin semakin salah tingkah.
“Lanjutkan saja. Aku mau ke kamar” ujar nya seraya beranjak. Hyena menahan nya.
“Lo masih punya hutang cerita sama gue!” ucapnya kekeuh. Winwin baru ingat, tapi sebenar nya dia gak ingin membahas nya karena akan menambah luka nya.
“Aku mau buat minum dulu” ujar nya beralasan. Hyena segera beranjak dan mendudukan paksa.
“Biar gue yang buatin lo minuman. Tunggu disini!” titah nya. Winwin pun mengangguk menurut. Hyena segera berlalu ke dapur. Sejenak senyum nya terkembang, dia senang karena Winwin masih mau berinteraksi padanya. Apalagi membantu mengerjakan tugas nya. Sungguh Hyena tak keberatan akan hal itu.
.
Sambil menunggu, Winwin merevisi kerjaan Hyena yang menurut nya salah. Harus nya dia gak boleh lancang tapi entah kenapa pikiran dan tangan nya begitu refleks ketika menyangkut sebuah artikel tentang kriminal. Apalagi Winwin cukup paham untuk beberapa bahasa. Dibalik sikap aneh nya, dia memiliki beberapa kelebihan yang orang lain tak tahu..
“Nih! Green tea~” Hyena menyodorkan cangkir teh yang masih mengepulkan asap. “Panas loh. Minum nya nanti-nanti aja dulu. Tapi sebelum itu, gue mau tahu semua tentang lo” gadis itu kembali pada tempat nya yaitu duduk lesehan di depan laptopnya. Sedangkan winwin berada di sofa.
“Kehidupan ku gak menarik , gak ada yang bisa di banggakan” ujar nya dengan wajah lesu.
“Masa sih?” Hyena menaruh dagu nya di lutut winwin, masih menunggu seorang itu terbuka padanya.
“Padahal gue senang kalau jadi konsultan buat orang-orang yang putus asa , setidaknya gue mau belajar memahami kesakitan mereka” imbuh nya lagi. Hyena menatap lurus kearahnya. Tak mudah untuk membuat orang ini terbuka.
“Waktu malam itu, setelah kita dari cafe sebenar nya Aku bertemu dengan adik ku. Nama nya Qin. Lalu dia bilang akan ke venesia bersama ibu dan mengabdikan hidupnya untuk Tuhan dengan menjadi biarawati.” Hyena mendengarkan nya dengan seksama. Meski tersendat-sendat tapi Hyena mencoba sabar menjadi pendengar nya. Raut wajah frustasi dan putus asa terlihat jelas padanya.
“Lo sayang banget sama ibu lo ya?” tanya Hyena. Winwin mengangguk.
“Karena, setiap aku merasa lelah dan rapuh, Ibu selalu sedia memeluk ku. Tapi itu sampai usia ku 9 tahun. Sejak Qin lahir, kasih sayang nya berbagi lalu, rumah tangga nya mulai goyah karena sikap ayah___” Hyena merasa iba, kemudian menyodorkan cangkir tea tadi padanya. “Xie xie!” Winwin menerima nya. Kemudian menghela nafas.
“Harus nya aku gak terlihat menyedihkan di hadapan mu tapi saat itu aku benar2 down. Jadi tolong jangan pernah katakan pada siapapun kalau kau memiliki partner yang cengeng ya~” Winwin terkekeh malu.
Hening.
Merasa tak ada yang perlu di bahas lagi, Winwin pun segera beranjak.“Aku tidur duluan ya. Capek banget. Bye” pamit nya. Namun sedetik saja tubuhnya kembali tumbang tatkala Hyena menarik nya paksa. Hingga ia jatuh di sofa tepat diatas nya.
Hyena menenggelamkan kepala Winwin di dada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears are falling (21+)
FanficSebagai penulis lepas, Hyena selalu mencari inspirasi dimana pun kapan pun. Hidup yang tak mau terikat dan bebas. Itulah prinsipnya. Sekarang, dia ingin mencari suasana baru untuk mendatangi negara yang terkenal dengan sisi unik nya. Yaitu...