Sementara itu~
Shin Dongho itulah sang pemilik rumah yang saat ini Hyena dan winwin tempati. Tapi sekarang bertambah jadi tiga orang dengan hadir nya Kun.
“Ya, kan gue pikir daripada rumah itu kosong jadi gue sewain aja yaam. Lah elu bukan nya enak tinggal sama dua cowok ganteng. Lagian kalian udah ML kan?” dongho dengan seringaian usil nya menowel2 dagu Hyena. Namun langsung di tampis nya kasar.
“Gak gitu juga lah.. Lagian ML itu semua terjadi karena refleks” Hyena menjelaskan agar tidak salah paham. Namun bocah yang baru saja resmi menjadi ayah itu hanya terkekeh usil.
“Tapi, hubungan bebas begini yang lo mau kan? Daripada selalu di pusingkan sama urusan cinta yang gak jelas. Lebih baik saat lo butuh dan dia ada. Sebaliknya gitu” ucap dongho semangat. Dia mendukung hubungan nya dengan Winwin. Tapi mendengar saran nya Hyena malah merasa senang. Yah, untuk sementara memang seperti ini dulu.
***
Menghabiskan waktu di luar tanpa terasa langit berubah jadi orange, dan sebentar lagi malam pun tiba. Perasaan Hyena lebih baik dari saat pagi tadi. Berpikir posisitif untuk bisa menerima Kun sebagai teman nya sama seperti saat Hyena berkenalan dengan winwin.
Saat Hyena masuk ke rumah, Lampu sudah menyala dan terdengar suara dentingan dari arah dapur. Hyena melangkah senang, berpikir jika itu adalah roomate nya.
“Win~ lo udah pulang-” suara nya terhenti ketika sosok Kun yang di temui nya. Dia tersenyum ramah menyapa nya.
“Hay, sorry kirain winwin” ucap Hyena canggung, kemudian berjalan kearah kulkas untuk mengambil minuman nya.
“Dia lembur seperti nya , kami beda divisi sih” ujar nya sambil mengaduk sebuah sup di panci. Hyena mengangguk paham, sedikit nya Ia ingin mengenal bagaimana seorang Xian Kun ini.
“Oh ya, apa kau menyukai winwin?” Hyena refleks tersedak kulit jeruk yang sedang dia makan. Terbatuk2 kualahan. Kun langsung menyuguhkan nya air.
“Uhuk! Uhuk! Jangan suka ambil kesimpulan sendiri” komentar nya sambil mengurut2 dada nya yang sedikit sakit. Kun terkekeh, kemudian meredam nya dengan menepuk2 punggung nya pelan. Di rasa cukup baikan, Hyena langsung nyerocos tanpa rasa canggung lagi.
“Kita hanya partner kok. Apa setiap orang yang tinggal satu atap itu selalu memiliki perasaan khusus? Gak juga kan? Buktinya dia care banget sama lo. Sampai menunggu kedatangan lo, itu arti nya dia sangat berharap seorang teman yang bisa diajak nya untuk berbagi. Yah emang dia harusnya punya teman sih biar gak kesepian” melihat ekspresi hyena, sungguh Kun ingin sekali tertawa. Dia tanpa ragu mengeluarkan persepsi nya sedangkan tadi Kun sempat di protes karena asal menuduh nya. Tapi itu bukan suatu tuduhan jika saja Hyena mengakui nya.
“Kenapa?” Hyena merasa orang itu memperhatikan nya dengan intens. Jadi salah tingkah.
“Kau sok tahu! ” Kun menyentil kening Hyena hingga sang empunya meringis.
“Nah, kalau begitu bantu aku menyiapkan makan malam. Sebentar lagi Winwin pulang kok” Ujar nya tanpa menghiraukan ekspresi Hyena yang masih sibuk mengusap2 kening nya.
.
Benar saja, tak lama makanan tersedia di meja, Winwin pulang dengan wajah lelah yang amat nyata.
“Aku pulang!” saat itu Kun langsung menghampiri nya dan memberikan sebuah minuman.
“Ya ampun, apa segitu berat nya kerjaan mu? Kayaknya capek banget. Nih minum dulu. Teh herbal buatan ku” ucapnya sambil menggiring Winwin untuk ke meja makan.
“Xie xie~” dia pun menerima nya dengan senang hati. Setelah meneguk nya, ekspresi winwin jadi beda.
“Wah.. Ini enak banget, hey kamu itu selalu bisa buat racikan yang bagus , gak makanan juga minuman. Harus nya kamu itu ambil jurusan memasak” oceh winwin yang mulai kembali dengan semangat nya. Sekejap saja rasa capek nya hilang karena minuman herbal dari Kun.
“Aku gak pernah minat sama bidang memasak, juga ahli kesehatan. Lagipula ini hanya kemampuan kecil kok” timpal nya merendah. Disaat kedua cowok itu sedang asik dengan obrolan nya. Hyena yang sudah lapar jadi tak sabaran dan segera memotong ucapan mereka.
“SELAMAT MAKAN!” dengan suara yang sengaja di besarkan agar mereka sadar dengan kehadiran nya. Sejenak obrolan Kun dan Winwin pun terhenti dan mereka pun berucap “selamat makan” secara bersamaan. Hyena mendengus. Kedekatan mereka membuat nya iri.
‘Kalau aja si dongho gak mafia duit. Harus nya gue bisa nyewa rumah ini sendirian. Huh! Kok jadi kesel gini sih?’ Hyena membatin jengkel. Terlebih saat Winwin memuji rasa sup buatan Kun yang memang rasanya enak dibandingkan masakan Hyena. Ia sendiri sadar akan hal itu.
Tapi seperti tekad nya, Hyena mencoba untuk bergabung dengan mereka. Setidaknya agar dia bisa menyela ruang kosong diantara keakraban mereka.
“Guys , gimana kalau setelah ini kita minum di balkon?” sontak perhatian kedua pemuda itu teralihkan pada nya. Hyena yang sudah selesai makan menaruh sendok nya dengan gaya anggun.
“Begini, kita kan partner, gak ada salah nya kalau saling berbagi cerita satu sama lain , biar lebih kenal dan akrab. Ya kan?” ucapnya dengan percaya diri.
“Ide bagus…” Kun menyetujui. “Benar kan? Win.. ” dan dia pun meminta pendapat sahabat nya yang hanya mengangguk. Saat pandangan nya bertemu dengan Hyena. Winwin memasang ekspresi gak suka. Harusnya, dia gak perlu bersikap akrab dengan Kun.
‘Ih… Kayaknya gak mau banget berbagi Kun. Lo itu posesif banget sih’ batin Hyena tersinggung dengan tatapan winwin tadi. Namun cowok itu segera beranjak untuk izin mandi. Sedangkan Kun membereskan sisa makanan bersama Hyena.
“Kun, bisa bantu aku gak?”
“Eh…” tanpa mendapat jawaban dari nya, Winwin menarik Kun untuk masuk ke kamar nya . Meminta di pijat sebelum mandi. Sengaja membiarkan Hyena merapikan meja makan nya sendiri.
“Huaahh!! Kok jadi kayak gini sih situasi nya? kenapa juga gue harus jealous sama Kun? Mereka cuma sahabat , kan? Huuh!” Hyena mendadak uring2an sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears are falling (21+)
FanfictionSebagai penulis lepas, Hyena selalu mencari inspirasi dimana pun kapan pun. Hidup yang tak mau terikat dan bebas. Itulah prinsipnya. Sekarang, dia ingin mencari suasana baru untuk mendatangi negara yang terkenal dengan sisi unik nya. Yaitu...