“Hoshhh!” Winwin mengatur nafas nya yang hampir putus ketika dia tiba di sebuah taman Angela. Sengaja dja berlari untuk beretemu dengan orang itu.
“Qin!!” panggil nya tatkala seorang gadis menoleh kearahnya dan berjalan mendekat.
“Gege, aku tidak menyangka kau ada disini.” ujar gadis belia itu dengan ekspresi gembira. Namun, tak lama senyum nya pudar. “Besok aku akan ikut dengan mama ke Venesia, karena kami sudah memutuskan untuk menjadi biarawati” Pernyataan itu sebuah tamparan keras buat Winwin. Itu artinya dia benar-benar akan terpisah jauh dari ibu dan adik nya.
“Kau serius?”
Qin mengangguk. Gadis berusia 13 tahun ini sangat menyayangi ibu nya. Maka ketika orangtuanya memutuskan bercerai maka Qin akan ikut kemana pun jalan yang ibu nya pilih. “Kita gak akan bertemu dalam waktu lama, lalu apa kau tidak merindukan ku?” Winwin menahan air mata nya. Padahal tujuan nya ke Hongkong berharap agar keluarga nya bisa kembali meskipun tanpa ayah mereka. Setidaknya Winwin mempunyai sandaran saat dia merasa down. Tapi yang ada malah mereka meninggalkan nya.
“Bye bye… Semoga kau menemukan kebahagiaan dalam hidup mu. Kak!”
Qin berbalik badan, kemudian berjalan menjauh dari nya. Winwin bergeming dengan pikiran kosong.
‘Jadi benar ya, aku dicampakan’.
Jauh dan semakin jauh, bayangan Qin tertelan oleh ramai nya jalan raya dan orang lalu lalang di kota besar ini. Biarawati, itu artinya mereka harus menjalani pelatihan dan selama itu pula mereka hanya mengabdikan dirinya pada Tuhan. Sedangkan Qin pun tak akan menikah seumur hidupnya.
“Eh??” Winwin menyeka air mata yang tahu-tahu mengalir begitu saja. Seolah mewakili perasaan hati nya. Perlahan dia pun berjalan mundur dan berbalik badan. Winwin kembali berlari untuk menghilangkan kesedihan nya. Lagipula dia ini seorang pria. Tak masalah jika dia harus hidup sendiri. Apalagi sekarang Winwin sudah menjadi seroang karyawan magang. Meski begitu dia bisa mendapatkan uang untuk kebutuhan hidupnya.
..
..
Hyena bolak balik di balkon kamar nya, menunggu Winwin yang sudah tiga jam lalu belum juga pulang. Ini hampir pagi buta dan dia kemana? Berbagai pikiran berkecamuk di kepala nya.“Ish kenapa gue sampai se resah gini? Apa efek ciuman lancang gue?” Hyena bermonolog. Di sela-sela itu, dia melihat sosok nya berjalan gontai menuju pintu gerbang. Hyena tersenyum senang, entah kenapa perasaan nya sangat lega. Ketika kakinya hendak melangkah untuk keluar. Hyena mengurungkan nya.
“Ah biarin aja. Yang penting gue tahu jika dia baik-baik aja” Hyena pun menutup jendela kamar nya dan mematikan lampu nya. Dengan begini dia bisa tidur dengan tenang.
.
Tok Tok Tok.Hyena terjengit, baru saja ingin memasukan dirinya kedalam selimut.
Tapi suara ketukan itu nyata adanya.Tok tok
Hyena mencoba beranjak untuk membuka kan pintu nya.
“Siapa?” tak ada jawaban, Hyena sudah tahu tapi ingin memastikan nya. Dengan hati yang tekad, maka dia pun berjalan mendekati pintu dan membuka nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears are falling (21+)
FanfictionSebagai penulis lepas, Hyena selalu mencari inspirasi dimana pun kapan pun. Hidup yang tak mau terikat dan bebas. Itulah prinsipnya. Sekarang, dia ingin mencari suasana baru untuk mendatangi negara yang terkenal dengan sisi unik nya. Yaitu...