"Perjalanan kita akan segera dimulai."
_I'm Sorry, Good Bye!_
Gundukan tanah basah itu kini ditaburi bunga-bunga. Proses pemakanan telah selesai. Semua pelayat sudah meninggalkan area pemakaman kecuali Zero, Rea, Zay, dan Zia yang duduk di atas kursi rodanya.
Air mata terus mengalir pada mata indah kedua perempuan itu.
"Ini salah Zia, kan, Yah, Bun?"
Zahara Zia Refrigha, gadis itu terus menerus menyalahkan dirinya sendiri dengan apa yang terjadi. lelaki yang menjadi kekasihnya sudah persiapan membawa tisu guna persediaan jika gadisnya menangis.
Zay mengusap air mata Zia dengan tisu putih, tubuhnya berjongkok tepat di depan Zia. Sementara Zia terus memandang batu nisan yang bertuliskan nama saudaranya 'Zahira Zoa Refrigha'
Rea tersenyum pedih, ia membalikkan tubuhnya untuk menatap putri bungsunya yang tampak terluka. "Ini bukan salah Zia, ini sudah takdir. Maafin Bunda udah benci dan kasar sama Zoa."
"Di depan makam Zoa dan Zaro, Ayah sama Bunda janji akan menjaga Zia semampu Ayah dan Bunda bisa. Kita akan semaksimal mungkin untuk tidak memperlakukan Zia seperti dulu lagi," ungkap Zero pelan kemudian menghapus kasar air matanya yang keluar. Ia tidak ingin terlihat rapuh di depan putrinya.
"Untuk kejadian dulu, kita buat pelajaran."
"Jangan memperlakukan anak seenaknya karena akan berakibat pada mentalnya." -Zay Dafaka Ardanta.
Kini, Zia merasakan hangatnya dipeluk oleh seorang Ayah dan Ibu disaat bersamaan. Pelukan yang sangat ia rindukan dan nantikan. Zia berharap jika waktu akan berputar lebih lama.
"Untuk Zoa, terima kasih sudah menjadi Kakak yang baik buat Zia meskipun hanya sebentar," batin Zia sambil tersenyum pedih.
"Di depan makam Kak Zaro dan Zoa, dan di hadapan Om dan Tante." Zay berhenti, tenggorokannya mengering tiba-tiba. Ia menelan salivanya susah payah.
"Zay akan melamar anak Om, Zia." Lelaki itu mengeluarkan kotak cincin berwarna merah, lalu mengambil salah satu cincinnya. Zero dan Rea hanya tersenyum, sedangkan Zia masih menetralkan degup jantungnya.
"Will you marry me?"
Zia menggigit bibir bawahnya gugup, menatap orang tuanya dan cincin itu bergantian. Zero dan Rea mengangguk membuat senyumam terbit diwajah cantik Zia.
Gadis cantik itu mengangguk malu. "Yes, I will."
※※※※※
ENDING!
Bwahaha, ganyangka😭🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry, Good Bye! [END]
Dla nastolatkówTakdir begitu jahat kepadanya. Gadis yang berpura-pura bahagia. Hidup yang dulunya nyaris bahagia, kini semuanya sirna. Rumah yang seharusnya menjadi istana baginya, kini berubah menjadi nerakanya. Ia menyerah, tetapi keadaan memaksanya untuk kuat...