Halo!
Wah lama banget ya update ekstra part-nya, mianhae, chingu.Singkat aja ya, semoga suka.
Selamat baca❤️🍁🍁🍁
Jasmine melangkah masuk dengan tangan Jason yang dengan posesif melingkar di pinggangnya, sementara Juan sudah lebih dulu berlari meninggalkan mereka. Tidak sabar bertemu dengan neneknya.
Hari ini mereka melakukan pertemuan keluarga. Akan ada Jenny dan suaminya yang ikut bergabung.
"Oh anak Mama sudah datang," sambut mama sembari beranjak memeluk tubuh Jasmine yang lebih berisi. "Cucu Oma gimana kabarnya?" tanya mama, mengelus perut buncit Jasmine.
"Baik, Oma!" pekik Juan dari arah belakang. Mungkin mengira bahwa dirinya yang ditanya.
Wanita itu tertawa mendengar jawaban Juan. Ia menganggukkan kepala seraya menyuruh Juan kembali bermain dengan Arey.
"Alhamdulilah si dedek baik, Ma," jawab Jasmine setelah beberapa detik terlewat.
Mama membawanya semakin masuk ke dalam rumah, duduk di sofa ruang tamu kediaman Manggala. Jason mengikuti dari belakang dengan misuh-misuh, merasa tidak dianggap keberadaannya.
Jasmine menanggapi ucapan Mam, sesekali melirik suaminya yang mendengkus kesal. Tidak ada yang mengajaknya bicara. Meski sudah hampir empat bulan mereka kembali menikah, tapi keluarga pria itu masih saja bersikap cuek padanya.
Sedangkan Jason yang mulai bosan akhirnya beranjak dari duduknya, ia melangkah mendekati Jasmine. Menginterupsi kalimat Mama karena tindakannya yang tiba-tiba mengecup dahi istrinya.
"Mas mau kemana?" tanya Jasmine dengan mata mengerjap lucu.
Oh, Jason benar-benar gemas sekali dengan wanita ini. Lagi, ia menunduk dan menghadiahi Jasmine dengan kecupan.
"Ke belakang, main sama Juan dan Arey," sahutnya lembut sambil mengusap rambut istrinya.
"Jangan lama-lama," pinta Jasmine lirih. "Nanti aku kangen," tambahnya dengan pipi bersemu merah.
Entah karena faktor kehamilan atau faktor lain, Jasmine menjadi lebih manja pada suaminya. Benar-benar manja yang menggemaskan menurut Jason.
🍁🍁🍁
Jasmine tidak nyaman dengan posisinya saat ini, ia kembali membalikkan tubuh membelakangi suaminya.
"Maaf ya, Mas, aku punggungi," ucapnya pelan.
Jason meringsek maju, memerangkap tubuh mungil dan berisi istrinya ke dalam dekapan. Tangannya dengan sigap mengelus perut sang istri, menenangkan anaknya yang ketika malam hari memang lebih aktif.
"Sshh, sayang tenang ya. Yuk istirahat, kasih waktu Mama istirahat sampai besok pagi," bisiknya.
Jasmine tersenyum di tengah kegelisahannya. Mendapati sifat Jason yang satu ini benar-benar menyenangkan sekali. Pria ini memperhatikan dirinya dan mengetahui apa yang dirasakannya.
Tidak lama setelah usapan itu si baby langsung tenang di dalam perut, sepertinya anak ini perempuan. Terasa sekali sikapnya jika Jason yang bertindak, lebih manja dan penurut.
Jasmine jatuh dalam alam mimpi bersamaan dengan usapan tangan Jason yang melambat. Mereka kembali tidur dengan nyenyak hingga suara ketukan di pintu menyentak keduanya.
"Mama! Ma, Juan mau tidur sama Mama!" pekik Juan heboh.
Jason dengan sigap bangkit dan membuka pintu, ia gendong Juan kemudian membawanya ikut tidur di ranjang yang sama.
Dalam beberapa malam Juan kadang memiliki keinginan untuk tidur bersama orang tuanya. Yang Jason pikir pasti karena ucapan mamanya yang mengatakan Jasmine akan kenapa-napa kalau dibiarkan berdua saja bersama Jason.
Padahal 'kan mereka tidak mungkin melakukan hal-hal aneh, paling juga hubungan suami istri yang selayaknya.
🍁🍁🍁
Juan mengerucutkan bibir hingga beberapa centi ke depan, melihat mamanya lebih memperhatikan sang papa daripada dirinya. Ia belum memakan sarapannya padahal sepuluh menit sudah berlalu.
Bocah enam tahun itu menggesek garpu dengan gerakan kasar, lalu pura-pura menjatuhkannya ke lantai.
"Mama! Aku gak bisa makan sendiri," adunya kesal.
Jason yang sejak tadi diam-diam memperhatikan tingkah anaknya itu mengulum senyum. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada Jasmine, memancing Juan bereaksi lebih.
"Mama ish, aku yang anak kecil masa Papa yang disuapin?!" pekiknya semakin kesal. "Papa emang gak bisa makan sendiri?" tanyanya pada Jason.
"Enggak. Enakan disuapin mama," jawab Jason jahil.
Mata Juan sudah berkaca-kaca mendengar jawaban seperti itu. Belum lagi mamanya yang kini bersuara.
"Kan abang udah mau punya adek, makan sendiri dong. Ya?"
"Mama! Gak mau! Maunya disuapin! Juan gak mau punya adek, Juan masih kecil!" raungnya.
Bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipinya melukis aliran sungai kecil di pipi kanan dan kirinya. Raungannya semakin kencang tiap detik.
Jason tidak tega melanjutkan kejahilannya. Ia segera bangkit dan membawa anaknya ke dalam gendongan. Jason duduk di tempatnya semula dengan Juan yang berada di pangkuannya.
"Cup cup cup, tenang ya, Sayang. Aduh anak Papa, diem ya," hibur Jason, menimang Juan.
Tangan kecil itu memukul dada Jason, mungkin melampiaskan kekesalannya. "P-papa jahattt huhuhu," lirihnya di tengah isak tangis.
Jasmine mengusap rambut Juan dengan sayang, mengecupi pipi basah bocah itu berkali-kali. "Anak pintar ayo sini Mama suapin," katanya.
"Gak mau! Mau makan sendiri aja!" rajuknya menggemaskan.
Jason mendekap tubuh Juan makin erat. Gemas sekali dengan tingkah anaknya. Ia kemudian membujuk Juan dengan susah payah untuk makan, disuapi olehnya. Bukan Jason memanjakan, tapi ia hanya memberikan kasih sayang yang dimilikinya untuk Juan.
Jason akan melakukan apa pun demi menerbitkan seulas senyum di wajah tampan anaknya. Ia beralih pada Jasmine, mengecup hidung mancung Jasmine. Menyalurkan perasaannya dengan tindakan-tindakan kecil yang bisa dilakukannya.
Oh Tuhan, terima kasih atas semua nikmat yang Engkau kirim untukku!
🍁🍁🍁
REAL END
🍁🍁🍁
Sudah ya, tidak ada ekstra chapter 2 ataupun 3. Cukup sampai di sini. Sampai jumpa di cerita lain. Silakan cek profil saya untuk membaca kisah lain❤️
Salam sayang, Dee❤️
Published: 24 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
A Six Month Marriage [Completed]
Romance[Follow Dulu Sebelum Baca] Marriage Series #01 ~ Jasmine dipaksa menikah oleh salah seorang pengusaha Hotel dan Restoran mewah di Indonesia, si pria kaya yang namanya mendunia--Jason Manggala. Pernikahan enam bulan untuk memenuhi keinginan orang tu...