A Six Month Marriage| Lembaran Kedua Belas

9.6K 651 6
                                    

Halo👐
Maaf ye saya telat, lupa banget😂
Semoga enggak bosan ya dengan cerita ini.
Enjoy, Happy Reading, and Hope u like it❣️

Vote dan komennya gratis loh, btw, xixi🥰

Bantuin saya tandain typo ya✨

🍁🍁🍁

Waktu bergerak cepat, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti menjadi tahun-tahun yang terasa begitu cepat berlalu.

Perjalanan waktu membuat Jasmine merasa dirinya lebih kuat karena mampu menjalaninya sendiri. Ia bisa membesarkan anaknya dengan kerja kerasnya. Bibi Tiara sudah meninggal setahun setelah kelahiran Juan ke dunia ini, Jasmine sangat terpukul kala itu. Dia yang sudah sendirian semakin kesepian setiap harinya.

Anya masih sering berkunjung untuk melihat keponakannya yang menggemaskan, tapi semenjak dinyatakan hamil dua tahun setelah kelahiran Juan, wanita itu lebih jarang mengunjunginya. Mereka lebih banyak berinteraksi melalui telepon. Jasmine memakluminya, ya dia tahu betapa sulitnya menjaga dua anak.

Ia memilih bekerja dan menitipkan anaknya pada tetangganya yang berasal dari luar negeri, alhasil Juan jarang sekali menggunakan bahasa Indonesia. Kadang Jasmine berpikir, kenapa anak itu tidak menggunakan bahasa Indonesia padahal bisa melafalkannya.

Enam tahun sudah Jasmine lalui dengan hadirnya Juan, kini bocah itu harus bersekolah. Di sini tidak ada sekolah yang memenuhi standart kebutuhan Juan, alhasil mau tidak mau Jasmine harus kembali ke kota. Harapannya, semoga ia tidak bertemu kembali dengan mantan suaminya, atau siapa pun yang berhubungan dengannya di masa lalu.

"Kau yakin mau pindah ke kota?" tanya Anya serius dari sambungan telepon.

Jasmine mengangguk. Ia kembali merapikan pakaiannya yang akan dibawa. Sadar Anya tidak melihat anggukan kepalanya, barulah Jasmine bersuara. "Iya, Kak. Aku yakin!" katanya semangat.

"Okay, nanti anak buahnya Mas Gamal jemput kamu di bandara ya? Aku juga udah cariin apartemen sesuai keinginan kamu," ucap Anya lembut setelah menghela napas sebelum bicara.

"Makasih ya, Kak. Aku enggak tahu bakal gimana kalau kakak gak bantuin aku," kata Jasmine sedih. Ia jadi murung saat mengingat Anya sangat baik padanya, sedangkan dirinya tidak bisa melakukan apa pun untuk wanita itu.

Anya terkekeh di seberang sana. "Kayak sama siapa aja kamu ini," ucapnya geli. "Ya udah ya, see you, gue mau mandiin si bayik nih, rewel banget!" ocehnya lagi.

Setelah sambungan telepon terputus Jasmine memfokuskan dirinya dengan pakaian dan barang-barang penting yang akan dibawanya.

🍁🍁🍁

Pagi ini keduanya sudah siap, Juan merengek minta segera diantar ke sekolahnya. Bocah yang punya sikap seperti Jason itu memang pintar, paling tahu jika ibunya tidak kuat mendengar rengekan manja darinya.

"Sabar sayang, ini Mama sedang mengunci pintu," katanya menenangkan ketika roknya ditarik-tarik.

"Ck, come on, mom. I can late, if we not go now!" ujaran kesal itu terlontar dari bibir Juan yang sepertinya tercipta tanpa mau bicara bahasa Indonesia. Sejak kecil, Juan selalu bicara dengan bahasa Inggris.

A Six Month Marriage [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang