5. JELAS

26 5 0
                                    

Haii Welcome back!!!

-----

Hanya diriku yang tidak mengetahui bahwa Asti sudah berpacaran. Lihat aja Saskia, dia tidak terlihat kaget saat aku memberi tahu kalau Asti sudah punya pacar.

Dia tadi sedang menonton tv sambil nyemil kripik cuma melirik sekilas dan bicara santai 'ya biarin lah'

Asli. Aku seperti orang bodoh saat mengetahui bahwa salah satu sahabatku sudah resmi pacaran. Ya gak ada salahnya si, cuma kaget karena dadakan banget.

Setelah pacar Asti pulang barulah aku mengsidangnya. Menatapnya lekat menagih jawaban langsung darinya hari ini, dan sekarang juga.

"Butuh penjelasan yang kayak gimana sih Lu Dar? Tadi kurang jelas emangnya?" Aku menggeleng mantap. "Dari kapan? Kok gue enggak tau sedangkan Saskia tau."

Asti bersandar di punggung kursi dengan santai. "Seminggu yang lalu. Saat lu dan keluarga lu sedang pergi ke Makasar. Dan Saskia nyarain gak usah merusak acara keluarga lu, gue nurutin. See?"

Aku bernafas pasrah. Jawaban yang tidak aku inginkan tapi aku juga tidak bisa mengelak. Benar, memang benar, bahkan aku baru pulang dari tiga hari kemarin.

Aku tatap Saskia sebentar kemudian menatap Asti lagi. "Oke gue ngerti. Dan gue tanya sama Lu sekarang. Lu cinta gak sama dia? Dia gak aneh-aneh kan? Ada kejelasan lebih lanjut soal hubungan kalian? Gue gak mau ikut campur, tapi ini demi kebaikan Lu juga."

"Soal cinta, sebenarnya saat dia nyatain perasaan nya gue belom ada rasa apapun. Tapi dia nyakinin gue kalau dia akan jadi cowok yang bisa menjaga gue. Orang tua gue kenal sama orang tua dia, kenal dekat malah. Dia juga udah kenalan sama Mami secara langsung sedangkan kalau Papi secara virtual. Kejelasan hubungan kami bisa dibilang masih abu-abu karena ya ini hubungan yang masih baru banget, tapi dia dan gue gak mengelak kalau kita akan bertahan sampai menuju puncak hubungan." Ujarnya menatap ku yakin.

Tersenyum aku menatapnya balik. "Syukurlah. Gue cuma gak mau Lu dimainin kek sama yang dulu itu. Lu ngerti kan?" Asti berdiri lalu duduk disampingku, merangkul pundak ku mendekat padanya. "Ngerti banget gue. Thanks udah jadi sahabat gue. Buat lu juga kia, kita akan terus jadi klop yang luar biasa. Mau?"

Saskia juga ikut duduk disamping ku setelah dia dari tadi asik dengan cemilan satu bungkus. Aku dan Zaskia menjawab bareng, "Tentu!"

🔹🔹🔹

GUBRAK..

Seketika terlonjak setelah terdengar suara gubrakan yang sangat kuat. Aku melihat apa yang terjadi.

Mataku melototi Aydin yang menjadi pelaku utama. Segera aku tarik nafas panjang untuk bersiap.

"MAMA, PAPA! AYDIN JEBOLIN PINTU KAMAR DARA!!!"

Aydin yang seperti merasa bersalah langsung menghampiri dengan kecemasan yang sangat ketara. "Ahh kak gak usah ngadu. Gue gak sengaja, suer."

Aku tidak menggubrisnya sama sekali. Tak lama Mama papa baru datang menyusul ke kamar dengan baju Papa yang tidak terkancing dengan rapi.

Astaghfirullah mereka abis ngapain jam segini?

"Papa habis ngapain sampai kancingnya mletot gitu? Mama juga rambutnya acak-acakan banget. Hahahahah" Aydin tertawa kencang. Kita bertiga melotot kearahnya.

"Aydin Mama potong uang jajan kamu ya?!" Saat itu Aydin kicep dan mulai gelagapan, "Eh maaf ma. Enggak kok, aku tadi cuma bercanda."

PESONA MAS DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang