~Happy Reading~
•Harta Berharga Bagi Bunda
Iqbaal terbaring lemah dengan mata yang tertutup rapat. Ia sedang ditangani oleh dokter dan beberapa suster di dalam ruangan serba hijau yang pengap dengan bau obat.
Setelah kejadian balapan tadi, Iqbaal mengalami kecelakaan yang membuatnya harus terbaring lemah di Rumah Sakit ini.
Bunda yang mendapat kabar anak bungsunya masuk Rumah Sakit pun khawatir, ia berjalan tergesa melewati koridor yang sepi ini.
Untungnya Iqbaal berada di Rumah Sakit yang sama dengan Ken dirawat.
Bunda hanya bisa menatap pintu ruangan dengan sedih. Anaknya masih berada di ruang UGD, dan ia belum diperbolehkan untuk melihatnya.
Hampir setengah jam Bunda menunggu dan akhirnya dokter keluar.
"Dok, anak saya baik-baik aja kan?"
Dokter menghela nafas pelan, "Bisa ikut saya ke ruangan, Bu?"
Bunda mengikuti langkah dokter di depannya. Perasaannya tak karuan. Ia meninggalkan Iqbaal sendiri di sana.
Bunda duduk di hadapan dokter dengan gelisah.
"Bagaimana Dokter?"
"Menurut hasil pemeriksaan, pasien dinyatakan mengalami kebutaan,"
"Akibat benturan yang cukup keras di area matanya sehingga menyerang saraf pada mata,"
"Pasien dapat kembali melihat apabila mendapat donor mata."
Bunda menatap dokter dengan tatapan kosong, "Apa gak ada pengobatan lain Dok?"
"Maaf Bu... Tapi, untuk kebutaan hanya itu caranya. Jika pasien ingin kembali bisa melihat, ia harus mendapatkan mata yang baru."
>><<
Aldi mengotak-atik ponselnya dengan gusar. Sedari tadi ia terus menghubungi Namakamu namun ponsel gadis itu tidak dapat dihubungi.
Setelah mendapat kabar bahwa Iqbaal masuk Rumah Sakit, Aldi segera pergi menuju Rumah Sakit tersebut.
Di sinilah ia sekarang. Duduk di samping Iqbaal yang masih memejamkan matanya.
"Lemah banget anjing, di tabrak truk aja pingsan lo. Dasar cemen!"
Aldi tidak berhenti mengatai Iqbaal yang belum juga membuka mata.
Sejak datang tadi ia hanya menemukan Bunda Iqbaal yang menangis di depan ruangan.
Iya. Iqbaal sudah dipindahkan ke ruangan yang--- ya setidaknya lebih nyaman dari UGD tadi.
"Mak lo kasian woi!"
"Bangun bego"
"Ngeri ni anak mati dah gue"
Emang dasar Aldi. Gak dimana tempat kelakuannya tetap gak bisa dijaga.
Aldi meraih ponsel di sakunya, ia kembali menghubungi Namakamu, entah untuk yang ke berapa kali.
Panggilan pertama,
Panggilan kedua,
Panggilan ketiga,
KAMU SEDANG MEMBACA
MARTABAT [IDR] ✔
Tienerfictie[ FOLLOW SEBELUM BACA ] ✨CERITA INI SUDAH TAMAT TAPI JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN SETELAH MEMBACA !!!✨ ----- Namakamu yang selalu diceramahi sang Mama supaya tidak gagal menjadi perempuan. Iqbaal yang selalu berusaha untuk menjaga nama keluar...