3. Hyung...

16.2K 1.8K 529
                                    

warn! 🔞🙂👍🏻

Makan siang berlalu begitu saja karena sang nyonya yang merajuk, pada dominan hanya mengakali bagaimana agar rasa masakan Renjun terasa lebih baik. Mereka tidak memesan makanan apapun dari luar, memang sengaja karena mereka ingin menghargai kerja keras Renjun memasak untuk mereka. Tidak ada percakapan apapun seperti biasanya, Jaemin dan Haechan yang sering bertengkar pun menjadi diam karena kekesalan Renjun.

Renjun sendiri tak memakan makan siangnya, ia justru menonton televisi, menayangkan tingkah lucu bayi. Melihat itu membuatnya sedikit iri, ia belum siap memberikan tubuhnya pada suami suaminya namun ia ingin segera memiliki anak.

Lima pria itu datang setelah membereskan dapur, mencuci piring bekas mereka makan dan merapikan meja makan. Tak lupa mereka menggosok gigi mereka supaya bersih dan bau masakan hilang.

"Kamu gak makan?" Mark bertanya terlebih dahulu, pasalnya memang ia tak melihat piring Renjun kotor.

"Aku gak laper."

Mark mengangguk saja, tak mau membantah, ia tak mau merusak hari libur Renjun.

Keenamnya sama sama duduk di kasur untuk menonton televisi. Layar tersebut terus menayangkan bayi bayi menggemaskan dengan tingkahnya masing masing.

"Gemes euy... jadi pengen..." Jaemin menyeletuk, ia memang menginginkan seorang anak, dan yang bisa memberikannya itu hanyalah Renjun.

"Sama gue juga pengen bikin..." Jeno menimpali ucapan Jaemin, keduanya saling bertatapan canggung.

"S- sama istri." Jeno dan Jaemin berbicara bersamaan sambil menunjuk Renjun.

"Jun, kalo kita minta anak... kamu siap ga?" Haechan bertanya pada Renjun membuat Renjun terdiam.

"Kita nikah udah hampir seminggu tapi kamu belum milik kami seutuhnya," Yangyang berbicara sambil menatap Renjun.

Tatapan lima pria tersebut membuat Renjun merinding, apa mungkin... ia akan memberikan tubuhnya hari ini untuk suami suaminya? Ia bingung, sekaligus takut, bagaimana jika itu menyakitkan.

"Seutuhnya... gimana?" Nada bicara Renjun terdengar sangat lembut, tak seperti ketika Renjun marah di ruang makan tadi.

Haechan menunjukkan jari telunjuk tangan kanan yang masuk ke jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri yang disatukan membuat pose yang ambigu ketika Haechan memaju mundurkan jarinya.

gini bor 👉👌

Yangyang menendang lutut Haechan pelan memberi isyarat untuk Haechan menghentikan kegiatannya karena wajah Renjun memerah malu.

"Njun.. mau kan?" Mark menatap Renjun memohon.

"Sekarang...?"

Jaemin dan Haechan mengangguk kompak, tenaga mereka telah terisi penuh karena merekalah yang paling banyak makan ketika makan siang tadi.

"Okai... aku ke kamar dulu lima menit, baru kalian masuk,"

Renjun berlari ke kamarnya, ia membanting pintu setelah berhasil masuk.

Kelimanya bertatapan seperti tak percaya, semudah itu membujuk Renjun? mereka tak pernah berpikiran untuk memintanya lebih awal.

"Bro... gue gapercaya, serius..."

"Sama..."

~

Tidak ada Renjun marah seperti di dapur tadi, lima pria itu hanya melihat Renjun yang tampak begitu sexy tanpa sehelai benangpun menutupi sedang setengah berbaring di ranjang merapatkan paha menutupi area privasinya.

DIFFERENT - RENJUN HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang