6. Balapan

11.4K 1.5K 269
                                    

3 bulan adalah usia kehamilannya yang sekarang, kehamilan ini benar benar hal yang menyenangkan sekaligus menyebalkan. Kelima suaminya itu terkadang overprotektif semenjak dirinya hamil dan itu sangat menyebalkan. Ia tidak bisa bebas lagi pergi kemana mana sendirian, ada saja yang memaksa untuk menemani atau dirinya tak boleh pergi.

Renjun berjalan ke kamar Jeno, menghampiri Jeno yang sedang bersantai karena hari ini Jeno tidak ada jadwal apapun. Meminta sesuatu pada Jeno saat ini mungkin tidak masalah, karena selama ini ia belum pernah mengidam sesuatu.

"Jeno hyung~" Renjun duduk di sebelah Jeno, ia memeluk bisep milik Jeno.

"Hm?"

"Kayanya aku ngidam deh,"

"SERIUS? kamu mau apa? ayo bilang aja, pasti aku turutin," Jeno tampak terkejut sekaligus senang, merasa dirinya spesial karena Renjun meminta soal ngidam ini padanya.

"Beneran ya diturutin apa aja?"

Jeno mengangguk semangat, ia sampai duduk bersila menghadap Renjun.

"Aku mau balapan, pake motor sport kamu yang warna biru itu... ya?"

"Gak, apaansi bercanda aja, balapan apanya orang kamu aja gabisa naik motor, nanti jatuh gimana? kamu kan lagi hamil babe..." Jeno sempat terdiam namun setelahnya mengomel karena permintaan Renjun sungguh membahayakan.

"Katanya tadi diturutin..."

"Iya aku turutin kalo misalnya kamu mau makanan apa gitu atau apa cumi kangkung misal," Jeno mengusap wajahnya sendiri, sedangkan Renjun turun dari kasur kemudian memakai sandalnya untuk keluar dari kamar Jeno.

"Aku minta sama Haechan aja deh,"

"Astaga..."

~

"Huhu.. Chan masa Jeno hyung jahat,"

Renjun mendekati Haechan yang duduk di kursi taman, sore hari begini Haechan berada di luar mungkin ingin menyumbangkan darahnya pada nyamuk yang membutuhkan.

"Heh? Dari kamarmu ke sini jauh loh?? kamu sendirian?" Lebay, taman hanya berada di halaman rumah, ya meskipun memang jaraknya cukup jauh dari kamar Renjun yang berada di lantai dua, tetapi tetap saja tak membutuhkan waktu hingga lima menit untuk sampai.

"Apasih lebay banget!"

"Yakan kamu lagi hamil sayang.." Haechan menarik Renjun ke pelukannya, kemudian mengecup telinga Renjun.
"Tadi kamu kenapa? Jeno kenapa?"

"Itu... masa Jeno gak mau nurutin aku, kan aku lagi ngidam,"

"Wah bener bener si Jeno, masa ngidam gak diturutin, yaudah sini sama aku aja, kamu mau apa emangnya?"

"Balapan pake motor Jeno yang biru, boleh ya? pliss~ Ya? ayo dong, nanti kalo babynya ngiler gimana?"

Haechan terdiam, jika seperti ini, ia berada di pihak Jeno. Mana mungkin ia membiarkan Renjun balapan motor? lagi pula Renjun tidak bisa mengendarai motor, dan motor yang Renjun maksud lumayan berat.

"Gak, gapapa babynya ngiler mau ilernya bisa buat renang gabakal aku ijinin," Haechan melepas pelukannya, berniat meninggalkan Renjun di taman karena permintaan Renjun sangat tidak masuk akal.
"Fix anak Yangyang sih ini, dulu kan Yangyang demen balapan,"

"Chan!! plisss..."

"Gak."

"Yaudah aku ngambek!"

DIFFERENT - RENJUN HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang