Usia tidak menentukan kedewasaan.
Awalnya Sunwoo tidak percaya kata-kata itu, karena biar bagaimanapun selama dia hidup dia tidak bisa membuktikan kata-kata tersebut. Semua anak yang lebih muda dari nya selalu bertingkah kekanak-kanakan dan menyebalkan, Eric contohnya. Eric tetangganya dan seumuran dengannya walaupun lebih muda beberapa bulan. Dan dia tau semenyebalkan apa Eric ketika sifat kekanak-kanakan nya sedang muncul.
Lalu ada sepupunya Sangyeon hyung, dengan usianya yang sudah matang, dia sangat kagum dengan hyungnya tersebut. Bijaknya dia dalam menangani masalah, kontrol emosi nya yang stabil, pengelolaan terhadap segala sesuatunya juga sangat bagus. Sunwoo jadi ingin cepat dewasa seperti hyungnya.
Tapi belakangan ini dia sepertinya mulai bisa membuktikan kata kata tersebut.
Ini dimulai ketika dia diminta hyung nya tersebut untuk mengantarkan tugas makalah ke kampus hyung nya yang berada tidak jauh dari rumahnya. Iya, dia serumah dengan Sangyeon hyung karena jarak sekolahnya dengan apartemen Sangyeon hyung lebih dekat.
Sebagai adik yang baik, Sunwoo dengan senang hati melakukannya, berhubung dia juga sedang libur karena guru di sekolahnya semua sedang sibuk dengan persiapan ujian akhir.
Ketika Sunwoo sampai, dia mengambil ponselnya untuk menelepon hyungnya tersebut, lalu mulai berjalan sambil berkeliling siapa tau bertemu hyung atau teman hyung nya tersebut.
Dia sedang berbicara dengan hyung nya sambil memperhatikan ke sekitar sampai tidak sadar ada yang menabraknya dari depan. Dia bisa mempertahankan dirinya agar tidak jatuh, tapi orang tersebut langsung jatuh begitu saja.
Saat Sunwoo akan menegurnya, dia melihat bahu orang tersebut bergetar, wajahnya terangkat dan terlihat mata nya berkaca kaca.
"k-kau membuat makananku terjatuh..." ucapnya tersengal dengan bibir melengkung ke bawah.
Sunwoo bingung ingin kesal karena disalahkan, padahal jelas-jelas orang tersebut yang menabraknya, atau ingin bersimpati. Karena sungguh, orang didepannya sangat menggemaskan saat menatapnya tadi, ditambah bibirnya yang mendumel pelan, sesekali mem-poutkan bibirnya.
Dari arah orang tersebut datang, ada laki-laki lain berlari menghampiri lalu membantu orang di depannya untuk berdiri.
"Haknyeon, aku sudah bilang untuk tidak berlarian di sekitar sini. Sekarang lihat, makananmu jatuh semua" tegur orang tersebut pada seseorang yang tadi menabraknya.
Oh, namanya Haknyeon.
"hiks.... j-jangan memarahiku lagii, makananmu hyungggg" anak itu merengek dengan air mata di wajahnya.
"ssshh, jangan menangis, nanti yang lain melihat lalu mengejekmu" ucapnya pelan sambil mengelus kepala Haknyeon. Lalu orang tersebut melihat ke arah Sunwoo. "maaf ya, adik ku sedikit sensitif mengenai makanan. Apa kau tidak apa-apa?"
Sunwoo mengangguk pelan. Anak tadi sudah berhenti menangis, dan hanya diam menunduk, sepertinya masih meratapi makanannya.
"Aku rasa kau bukan mahasiswa disini? Ada keperluan apa? Siapa tau aku bisa membantumu. Oh ya namaku Hyunjae" Hyunjae menawarinya bantuan, berhubung dia juga sudah lelah berkeliling mencari hyungnya jadi sekalian saja.
"Ah iya, aku mencari Sangyeon hyung, makalahnya tertinggal dan aku kesini untuk membawakannya" Sunwoo menunjukkan makalah yang tadi dibawanya.
"Oh itu, berikan saja padaku. Aku kenal dengan Sangyeon hyung, kebetulan nanti aku ada kelas dengannya, biar aku yang memberikannya"
Sunwoo dengan senang hati memberikannya, lalu kedua orang tersebut pergi dari sana dengan Hyunjae yang masih membujuk Haknyeon akan membelikannya yang baru.
★・・・・・・★
Malamnya, Sangyeon dan Sunwoo berada di ruang makan. Makan malam bersama sambil berbincang kecil.
"Kau bertemu dengan Hyunjae tadi?" tanya Sangyeon.
"Iya hyung, aku lelah mencarimu, jadi waktu dia menawarkan bantuan langsung saja kuterima"
Sangyeon mengangguk paham, dia juga sebenarnya malas menghampiri Sunwoo yang lokasinya jauh darinya saat itu, jangan beritahu Sunwoo ya.
"Oh iya hyung, orang yang bersama Hyunjae tadi..." ucapan Sunwoo terpotong, "panggil Hyung, dia lebih tua darimu" tegur Sangyeon.
"Ya maksudku orang bersama Hyunjae hyung tadi, adiknya atau siapanya?" tanya Sunwoo penasaran.
"Yang mana? Saat dia memberikan makalah ku, dia hanya sendirian" ucap Sangyeon bingung.
"Seseorang bernama.... Hak.... Aku lupa, pokoknya namanya ada Hak Hak seperti itu"
Sangyeon terdiam sesaat, nampak berpikir dan mengingat-ingat. Lalu kemudian matanya membulat.
"Haknyeon?" tanya nya memastikan, Sunwoo hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Bukan, itu adik tingkatnya, adik tingkat ku juga sih. Mereka memang dekat karena satu organisasi, saking dekatnya orang-orang sering mengira mereka adik-kakak. Kenapa menanyakannya? Kau suka?"
Sunwoo melotot, "tidak! Bagaimana mungkin?! Kalau dia adik tingkatmu, berarti dia lebih tua dariku kan hyung? Tapi kenapa kelakuannya hampir seperti Eric, yah walaupun Eric tidak cengeng" seru Sunwoo.
"Cengeng? Setauku Haknyeon tidak... Ah! Pasti terjadi sesuatu tentang makanannya sampai dia menangis" Sangyeon langsung menyadarinya.
"Makanannya terjatuh, darimana kau tau hyung?"
"Dia sensitif soal makanan, kalau makanannya hanya terjatuh dan masih bisa dimakan biasanya dia hanya marah-marah, kalau sampai menangis berarti dia tau makanannya sudah tidak bisa dimakan. Kau ini kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Kau menyukainya kan?" Sangyeon langsung menaruh atensinya terhadap adik sepupunya tersebut.
"Ya ampun, tidak hyung. Aku hanya penasaran, karena baru pertama kali bertemu dengan seseorang yang sikapnya tidak sesuai dengan usianya" Sunwoo menjelaskan. Sangyeon masih menatap curiga tapi berusaha percaya.
"Dia tidak sekanak-kanakan itu sebenarnya. Sudah kubilang kan dia sensitif soal makanan? Selebihnya dia seperti remaja pada umumnya. Kalau kau mengenalnya di kehidupan sehari-harinya aku ragu kau mau berteman"
"Kenapa begitu?" Sunwoo bertanya penasaran.
Saking asiknya mengobrol, mereka tidak sadar sudah menghabiskan semua makanan mereka.
"Dia galak, sama seperti Hyunjae. Sepertinya terlalu lama dekat dengan Hyunjae membuat anak itu menjadi persis sepertinya. Dia bahkan berani memarahiku kalau aku menyisakan makananku" Sangyeon jadi berkeluh-kesah. Tapi itu semua tidak bohong, dia sering mengeluh karena selama berteman dengan Hyunjae, dia tidak pernah absen dimarahi Hyunjae karena sifatnya yang ceroboh. Dan ketika Haknyeon memasuki circle pertemanan mereka, dia jadi lebih sering dimarahi karena kecerobohannya dan kebiasaannya yang suka menyisakan makanan. Dia tau maksud mereka baik, tapi tetap saja dia bisa-bisa trauma sendiri terhadap kedua temannya tersebut.
Melihat perubahan wajah hyungnya, Sunwoo meringis kecil. "Apa segalak itu?" cicitnya. "Kau harus tau dengan melihatnya sendiri. Sudah lah, aku mau mengerjakan tugasku, bersihkan piringnya ya, ini jadwal mu kan?" Setelah mendapat anggukan dari Sunwoo, Sangyeon pergi dari sana.
Sunwoo jadi kepikiran. Anak cengeng yang tadi dilihatnya sama sekali tidak cocok dengan image galak yang diceritakan hyung nya. Kalau teman hyungnya yang satunya, Sunwoo bisa tau karena tadi anak itu juga sempat dimarahi.
Sunwoo menggelengkan kepalanya, untuk apa dipikirkan sih? Kan tidak penting juga.
Kkeut~~
Pas banget 1004 kata, berasa jadi cheonsa.g
Ini idenya berasal dari percakapan adek ku yang ngomongin soal bocil padahal dia juga masih bocil tapi berlagak jadi orang dewasa_-
See you~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfort Zone « SUNHAK »
FanficBeberapa cerita, beberapa kisah, beberapa akhir. Tapi dengan hati yang sama. Sunhak is sailing! Top! Sun Bot! Hak Don't read! if you don't like it! Be a smart reader! Writing in bahasa! © flyintothestar