O9. pain

578 141 12
                                    

____________

keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

keesokan harinya. jeongwoo yang seharusnya mengikuti kegiatan pembelajaran seperti biasa di sekolahnya, tiba-tiba mengajukan permohonan izin karna dia tidak akan mengikuti kegiatan pembelajaran selama kurang lebih 3 hari.

gurunya memaklumi. setelah mendengarkan penjelasan harez dan dino, dan mengetahui kabar bahwa jihan telah tiada, bu guru jadi merasa kasihan dan membiarkan jeongwoo berkabung untuk sementara waktu.

"jeongwoo, ayo sarapan dulu nak. dari kemarin kamu belom makan loh. nanti kamu sakit." ucap ibu jeongwoo lembut dari balik pintu kamarnya.

semenjak kepergian jihan, jeongwoo jadi murung dan tidak pernah sekalipun keluar dari kamarnya.

orang tuanya pun ikut panik. selama ini jeongwoo tidak pernah menceritakan tentang temannya yang bernama jihan. hingga saat kepergiannya, tiba-tiba ayah dan ibu jeongwoo disuguhkan dengan wajah anaknya yang sudah sembab, berantakan tak karuan.

"gue bahkan belom bisa ngabulin keinginannya dengan ngomong ke dia pake aku-kamu." rintih jeongwoo.

dia menyesal se menyesalnya. hanya keinginan sepele, tapi jeongwoo tidak bisa mengabulkannya.

laki-laki macam apa jeongwoo?

selama ini dia melatih bela diri dengan ayahnya supaya terlihat maco dan tidak lembek, tapi mengapa hanya mengabulkan keinginan sepele dari seorang gadis yang berharga dalam hidupnya saja tidak bisa?

rasanya jeongwoo ingin memutar balik waktu. sekarang di benak jeongwo hanya ada kata andai, andai, dan andai.

cklek

"jeongwoo, sayangnya ibu. makan dulu ya nak, ibu gak tega liat kamu jadi kurus gini." ucap ibunya memasuki kamar jeongwoo.

pemandangan ibunya saat ini sangat kacau. kamar jeongwoo penuh dengan tisu berserakan di lantai kamarnya, dengan oknum yang menelungkup di bawah selimut di atas kasurnya.

ibu jeongwoo pun menghampiri jeongwoo.

"nak, ibu tau kamu sedih atas kepergian temen kamu yang sudah membuat hidup kamu jadi lebih berarti. tapi kamu juga harus jaga diri, kalo temen kamu liat kamu kaya gini, apa temen kamu bakal seneng?

kamu harus bisa hidup seperti biasa. perlu kamu tau, dunia tetap berjalan walaupun duniamu sedang runtuh. jadi kamu harus tetep jalanin hidupmu seperti biasa. karna dunia di luar sana tetep baik-baik aja walaupun temen kamu sudah tiada."

ucapan ibunya membuat jeongwoo membuka selimutnya dan menatap ibunya dalam, "karna itu, jeongwoo sampe sekarang masih berfikiran yang sama bu."

ibunya mengernyit bingung.

"dunia memang selalu, dan akan terus kejam."








setelah berkabung cukup lama, akhirnya jeongwoo memutuskan untuk ke tempat pemakaman jihan.

"hai, jihan. lega ya, akhirnya lo udah gak sakit lagi? gue ikut seneng kalo lo udah gak ngerasain sakit lagi. mungkin di dunia sana lebih indah dari dunia ini. gue cuma bisa doain yang terbaik buat lo. lo baik, temen-temen kelas pada nangis begitu denger kabar kalo lo gak ada.

mereka semua ngunjungin makam lo, dan semua orang doain lo. walaupun gue cuma denger itu semua dari harez sama dino, karna gue di kamar terus waktu lo dikubur." entah kenapa, memikirkan tingkahnya yang sedikit kekanakan membuat jeongwoo tertawa miris.

se menyedihkan itu kah jeongwoo?

tawanya mengeluarkan suara isakan yang tertahan. pipi jeongwoo sudah basah kuyup. bahkan berkali-kali jeongwoo berusaha untuk mengusap pipinya, tapi bekas air matanya tidak bisa hilang saking derasnya ia menangis.

"gue pasti bakal kangen sama lo, han. tempat duduk gue sepi, gak ada yang senyum ke gue lagi setiap ngobrol sama gue. gak ada yang jajan es krim satu tumpuk doang, gak ada yang jujur ke gue kalo suka sama gue, gak ada temen buat duduk di bawah pohon mangga."

jeongwoo menghentikan kata-katanya. semakin dia berucap, semakin deras air matanya mengalir.

keinginannya untuk terlihat keren sebagai laki-laki hilang begitu saja saat berada di area pemakaman jihan.

dan sekarang jeongwoo sadar, bahwa selama ini dia tidak 'sekuat' yang jihan bayangkan. jeongwoo bisa 'rapuh' juga.

dan yang membuat jeongwoo bisa se 'rapuh' ini cuma jihan.

akhirnya jeongwoo memutuskan untuk pergi meninggalkan area pemakaman jihan. sebelum pergi, jeongwoo menyempatkan untuk menebus salah satu penyesalan terbesarnya.

"aku juga suka kamu, jihan regita." bisik jeongwoo sambil mengusap nisan bertuliskan nama lengkap jihan.
























































©2O21, wednesday
l e t t i n g   g o

letting go [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang