Prolog : Missing Piece

74 15 143
                                    

❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖

Karma tak pernah berjalan sendiri, ia selalu di belakangmu, menunggu waktu yang tepat untuk menyadarkanmu.

                       ❖❖❖❖❖

---- 02.00 AM, 12 Sept 2xxx

Dini hari itu, di sebuah hutan yang terletak cukup jauh dari pemukiman penduduk, terlihat beberapa sosok yang sedang menggiring sebuah peti hitam. Setelah mereka berjalan beberapa kilometer, peti itupun diletakkan di permukaan bumi.

Sosok-sosok berbalut busana yang penuh dengan aksen gelap itu saling mengangguk satu sama lain. Salah satu dari mereka kemudian menekan beberapa digit simbol yang terdapat di monitor sisi atas peti.

"Sudah diatur. "

Tak lama, merekapun meninggalkan lokasi tersebut dengan langkah yang agaknya sangat cepat, melebihi kemampuan manusia biasa. Tersisalah peti hitam itu disertai bunyi yang mengiringi berkurangnya digit waktu yang tercantum di monitor.

2 D:24:59:18

                       ❖❖❖❖❖

----20 Sept 2xxx

"Chunae-ya! "

Mendengar seruan itu, perempuan yang sedang mengawasi beberapa anak yang sedang bermain di halaman TK itu sedikit mengecap, namun tetap memaksa kurva tetap terukir di wajahnya.

Tak lama, seorang lelaki yang tampak seusia dengannya mendekatinya. Ya, lelaki itu yang baru saja memanggilnya. "Ada apa, Sunwoo? ," Chunae bersuara dengan nada malas. Sedangkan lawan bicaranya itu hanya menarik kedua sudut bibirnya ke atas.

"Tidak, hanya saja, kau ingat akan janji kita kemarin, 'kan? "

Chunae menghela napas dibuatnya, sementara anak-anak yang dia awasi barusan sebagiannya sudah berhamburan, tak lagi berada di sisi Chunae. Ya, kecuali satu anak yang tangannya masih digenggam olehnya. Tentu saja anak itu hanya dapat menyimak pembicaraan kedua orang dewasa di hadapannya.

"Tentu saja, aku ingat. Tak perlu khawatir, eoh?" Chunae menekan sedikit nada bicaranya di akhir.

Sunwoo terkekeh, lalu membuat lingkaran dengan ibu jari dan telunjuknya sedangkan jari yang lainnya ia biarkan tegak, "Oke! Kalau begitu, kembalilah ke pekerjaanmu, hehehe."

"Sunwoo-saem! Bantu aku mengayun ayunan iniii!", teriak seorang anak lelaki yang sedang duduk di sebuah ayunan yang berada cukup jauh dari keberadaan Sunwoo saat ini. Sunwoo segera tanggap dengan anggukan kepalanya, ia lalu menepuk bahu Chunae pelan beberapa kali dengan cepat, "Aku pergi dulu!"

Sunwoopun berlari ke arah anak yang membutuhkan bantuannya itu, lalu melakukan apa yang harus ia lakukan. Chunae menggeleng melihat kelakuan temannya itu. Sunwoo memang seperti itu, kadang tak mengerti situasi dan kondisi.

Mengingat posisinya, Chunae segera menoleh ke sekitar dan memandangi beberapa anak yang sedang bermain di sebuah komidi putar, "Ya ampun, aku ini!," keluhnya. Ia lalu mengajak anak yang tangannya sedari tadi ia genggam menuju komidi putar itu. "Ayo kita main disana dengan teman-temanmu."

Anak kecil itu mengangguk lalu mensejajarkan langkahnya dengan sang guru. "Jiyeon, Kwonri, Dongil, hati-hati bermainnya!," Chunae berseru waspada dari kejauhan diikuti oleh balasan dari anak-anak yang ia maksud, "Ya, saem!"

                       ❖❖❖❖❖

Di rumah makan yang dapat dikatakan sederhana itu, Chunae dan Sunwoo melahap hidangan yang ada di hadapan mereka dengan lahap. Tersirat bahwa mereka benar-benar sedang dalam keadaan lapar. Sesekali Chunae berdeham ketika mendapati makanannya itu begitu sedap, "Woah, rumah makan ini memang nomor satu."

Alien {Han Jisung - SKZ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang