❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖
Ada kala kebosanan saat terang menyapa
Hingga membuat malam mengambil alih banyak hal❖❖❖❖❖
Jisung duduk tenang di depan jendela dari kamar seorang gadis yang sedang menunjukkan layar ponselnya, mematung membaca teks yang ditunjukkan padanya. Teks? Oh, mungkin kalian harus memahami keadaan ini. Ya, bisa dikatakan Jisung tak mendapat sambutan dari Chunae, dan beralih untuk bercakap-cakap melalui ponsel.
Chunae kembali mengetik teks, lalu menunjukkannya dari balik kaca jendela.
"Kau menguntitku?"
Jisung membaca pesan itu, namun tak memberi respon selain raut wajah tak mengerti. Setelah mendecih, Chunae menarik kembali ponselnya dan merangkai kata di sana.
"Anggukkan kepalamu jika memang iya. Jika sebaliknya, diam saja."
Tebakan Chunae bahwa Jisung akan mengangguk sepertinya salah, karena pria itu justru menggaruk belakang lehernya.
"Lalu bagaimana bisa kau tahu?"
Akibatnya, pertanyaan lainpun meluncur. Oke, Chunae yakin dia tidak akan memberi respon lagi kali ini. Namun tepat setelah pikiran itu hinggap, Jisung mengeluarkan sebuah kartu dari saku celananya. Mencerna sesaat, akhirnya ia menyadari bahwa itu adalah kartu yang biasa ia gunakan untuk menaiki bis.
Jisung mengetuk-ngetuk kaca dengan kukunya, membuat teks kembali terketik pada layar ponsel Chunae.
"Ambil saja."
Berbeda dengan saat diberi pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, anehnya kali ini Jisung memberi reaksi kepadanya. Dengan wajah tegas ia menggeleng, lalu mengatur mimik dan gerakan mulutnya agar dapat ditangkap jelas oleh orang di depannya itu, yang tak lain adalah Chunae.
Membaca gerakan mulut itu, Chunae mengucapkan kata yang ia tangkap dengan lirih, "Bukan itu." Alisnyapun mengerut. Lalu apa alasan Jisung menunjukkan kartu itu padanya. Meraih ponselnya dan berniat untuk mengetik sebuah pertanyaan, perlahan Chunae merasa lelah dengan apa yang sedang ia hadapi.
"Tsk, sudahlah!," kesalnya sembari melempar ponsel itu ke kasurnya yang empuk. Sedangkan Jisung masih menunggu dan menatapnya, saat tangan mungilnya itu sedang berusaha membuka jendela.
"Lalu kenapa?"
Chunae sekarang berhadapan langsung dengan pria itu tanpa kaca yang baru saja berperan sebagai penghalang. Jisung menggigit bibir bawahnya, lalu membuka mulutnya untuk berucap. "Sepertinya kartu ini rusak."
"Apa maksudmu? Bagaimana bisa?"
Jisung mendesah pelan, "Terlebih aku. Tentu saja aku tidak paham."
Ya, hanya satu kata yang terbetik dalam benak Chunae sekarang. Aneh. Chunaepun berusaha sebaik mungkin menahan rasa geramnya itu, "Daripada itu, bagaimana kau tahu bahwa kartu itu rusak, terlebih kau sendiri tak memahaminya?"
"Ah, sopir hanya mengatakan bahwa aku tidak bisa menaiki bisnya, lalu...."
"Lalu?"
"Ngh, aku tidak terlalu ingat dia mengatakan apa, karena aku baru pertama kali mendengarnya. Dia bilang kartu itu perlu melakukan top-up? Bukankah itu artinya perlu diperbaiki?" Kali ini Jisung berbicara panjang lebar.
Raut wajah Chunae seketika menggelap, seakan awan hitam sedang berkumpul di atas kepalanya hingga menutupi dari cahaya yang ada. "Kau bodoh, ya?" Sarkasme, kalimat itu ia ucapkan karena tak lagi tahan dengan situasi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien {Han Jisung - SKZ}
Fanfiction"Semua adalah sampah kau bilang?" ◕◕◕◕◕◕◕◕ 🄿🄸🄿. 𝓔𝔃𝔂 Remake di akun lain (move acc)