6. Desire of

32 7 113
                                    

❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖❖

Hari ini, lagi. Semesta menampar kewarasan yang sedang ku biarkan terlelap diatas pangkuan perasaan.

Melelahkan, tentu saja. Terlebih menghadapi caraku bertahan, berulang-ulang.

                       ❖❖❖❖❖

Tak hanya hening, keteganganpun menyertai pertemuan kedua belah pihak. Di ruang tamu yang luas itu, seorang pria berbusanakan jaket hitam yang duduk sebagai pemilik rumah mulai menyeruput kopi hitamnya, sedang sang tamu tampak memasang wajah serius, menggertakkan rahangnya dalam bungkaman.

"Ada apa Sunwoo? Tampaknya ada yang ingin kau bicarakan," ujar sang pemilik rumah setelah meletakkan kembali cangkirnya di atas pisin.

Sunwoo menghela napas terlebih dahulu, lalu mendecih. "Paman Jaehyun, kau sudah lihat berita pagi ini?"

Jaehyun yang disebut paman oleh Sunwoo itu terdiam sesaat, tampaknya ia berhati-hati dengan anak itu. "Ada apa ini? Apa kau datang untuk menceramahi pamanmu?" Sunwoo menyeringai, "Sebaiknya salahkan diri paman sendiri"

Jaehyun menyeruput kembali kopinya. "Hmm, begitu, ya. Kenapa?"

Dengan gelengan, Sunwoo menjawab, "Aku hanya ingin mencerca paman saja. Asalkan paman tahu, pihak yang pernah paman lepaskan begitu saja kasusnya, sekarang dia sudah musnah" Jaehyun tampak merubah ekspresinya, bulir keringat mulai menghiasi keningnya yang terbentang sebagai manifestasi dari keterkejutannya. Dan, tentu saja ia paham apa yang dimaksud oleh Sunwoo.

"Jadi, bagaimana sekarang paman?"

Jaehyun menghela napasnya, "Kau semakin lama mirip dengan ayah kandungmu, kau tahu?" Mendengar itu, Sunwoo menautkan alisnya dan memalingkan kepalanya kesal, "Aku kesini bukan untuk mendengar itu."

Jaehyun menganggukkan kepalanya, lalu melipat kedua tangannya. "Baiklah, pamanmu ini bersedia menerima ceramahmu jika para polisi yang sekarang sedang menyapu mansion itu menemukan jawaban yang sama dengan apa yang pernah kau katakan."

"Cih, kenapa paman masih menyangkal bahwa korupsi itu memang benar?" Sunwoo bangkit dari sofa yang ia duduki setelah mengucapkan kekesalannya itu. Lagi pula, ia tidak punya waktu yang lama untuk berdiam di sana, terlebih pamannya itu terus mengelak pendapatnya. Jaehyunpun tak ada pilihan selain memandangi Sunwoo dengan pasrah, "Kau mau kemana?"

"Percuma saja jika aku hanya membuang waktu di sini, aku ada kelas siang hari ini" Setelah membuat ekspresi kesal dengan memutar bola matanya, Sunwoopun berjalan menuju pintu dengan langkah kasar.

Meski lelah menghadapinya, Jaehyun akhirnya bangkit dari sofa dan menghampiri Sunwoo dengan cepat. Ia menarik lengan anak itu dan menatapnya serius, "Hei, kenapa kau mengeluh begitu? Seharusnya kau bersyukur karena..."

"Diam!"

Baiklah, Jaehyun tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Helaan napas kasar kemudian terdengar dari sang subyek yang berdiri membelakangi Jaehyun saat ini, "Paman, aku ingin bertanya 1 hal lagi"

"Katakan saja"

"Ini bukan masalah korupsi yang dilakukan menteri sialan itu."

"Sialan, anak ini benar-benar keras kepala" teriak Jaehyun dalam hati.

"Menurut paman, pembunuhan yang kebetulan beruntung di mansion itu ulah siapa?"

Jaehyun tertegun, "Apa maksudmu? Tentu saja karena ulah orang yang jahat"

Mengerutkan keningnya karena mendengar pernyataan seperti itu dari pamannya, Sunwoopun memilih untuk berbicara berhadapan dengan pamannya itu. "Paman ini polisi atau apa? Tentu saja jawabannya orang jahat, bahkan orang bodohpun akan tahu itu" Mendengar tembakan perkataan itu, Jaehyun hanya meringis dan menggaruk pelipisnya kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alien {Han Jisung - SKZ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang